Runtuh

7K 199 1
                                    


Happy Reading,,,😍😍😘😘👆👇👍👌

Menunggu adalah hal yang paling membosankan dan melelahkan. Ya,,,kebanyakan orang beranggapan seperti itu. Akan tetapi, Gus Zamzam dengan setia dan sabar menunggu ke pulangan sang istri.

Yang dia lakukan saat ini tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan oleh Naira selama ini.

Flash back one week a go..

Keluarga besar Bani Muttaqin sedang menunggu kepulangan putra tercinta mereka,Gus Ahmad Zamzam Abdul Muttaqin.

Bandara Soekarno-Hatta di banjiri oleh manusia yang lalu lalang. Ada yang pergi dan ada yang pulang.

"Abah,, mas Azam kapan nyampenya? " Tanya Ning Roza antusias. Abah melirik ning Roza sekilas dan kembali fokus dengan ponsel yang beliau genggam.

"Insya allah sepuluh menit lagi nduk" Jawab abah tanpa melihat kearah ning Roza.

"Hmm,,, Oza ndak sabar bah,, " Ucap Ning Roza tak sabar.

Yang tengah di rasakan ning Roza tak jauh berbeda dengan apa yang di rasakan oleh orang-orang yang sedang menanti kepulangan Gus Zamzam.

Ning Roza memperhatikan keluargannya satu persatu.

"Ya ampunnn.. Nih orang pada sibuk ama gadget semua" Ning Roza kesal sendiri melihat tingkah keluargannya yang satu orangpun tidak ada yang merespon ucapannya.

"Ummi,,, Oza ndak sabar Mas pulang" Ucap Ning Roza manja seraya menghampiri Ummi yang sedang tilawah qur'an.

Ummi menatap putri manjanya maklum.

"Iya sayang,,, ummi juga sama" Balas ummi lembut membuat Ning Roza tersenyum dan memeluk ummi.

Tidak sampai sepuluh menit,pesawat yang di tumpangi Gus Zamzam tiba di bandara.

Setelah melakukan pengecekan barang Gus Zamzam menghampiri keluargannya.

" Mas Zamzammmmm" Seru Ning Roza berlari memeluk gus Zamzam erat.

Gus Zamzam membalas pelukan adek satu-satunya erat. Tidak bisa di pungkiri, dia sangat merindukan sosok manja dan cerewet yang berada di pelukannya.

Negeri rantauan benar-benar mengubah sosok dari seorang Azam. Tubuh tinggi tegap, kulit putih, hidung bangir, bibir tipis dan jenggot tipis yang menambah aura dewasa dari seorang Azam. Sekarang ketampanan dari seorang Azam semakin bertambah.

Gus Azam melepaskan pelukannya,dia menghampiri Abah dan ummi.

"Maafkan Azam Abah" Ucap Azam menyesali apa yang telah diperbuat.  Tangis haru pecah seketika. Ummi memeluk Azam dan abah bersamaan.

"Maafkan Azam Mii" Ucap Gus Azam menyesal.

"Ummi dan Abah selalu memaafkan mu le " Ucap ummi memeluk gus Zamzam hangat.

Setelah melepas rindu yang di iringi tangis haru, Bani Muttaqin  menaiki mobil yang akan mengantar mereka menuju pesantren Darul Muttaqin.

😁😁😍😍😘😘😘👆👆👉👉😁😁

Dari bandara menuju pesantren Darul Muttaqin membutuhkan waktu dua puluh menit.

Sesampai di pesantren Mereka disambut oleh seluruh santri yang di iringi sholawat.

Gus Zamzam tersenyum kearah santri yang sudah menyambut kepulangannya.

"Ya ampun,,, gus Zamzam ternyata tampa bangett"

"Ana siap jadi istri Gus Zamzam"

"Itu manusia apa malaikat? "

"pandangannya bikin adem"

Berbagai bisikan dari santri tertangkap oleh indra pendengaran gus Zamzam,gus Zamzam tersenyum mendengar bisikan tersebut.

"Assalamualaikum " Salam Gus Zamzam sebagai sapaan kepada seluruh santri.

"Wa'alaikumussalam " Jawab seluruh santri serempak.

Gus Zamzam berjalan melewati para santri menuju ke kediaman pimpinan.
Gus Zamzam mengamati rumah yang sudah lama dia tinggalkan.

"Banyak yang berubah " Batin Gus Zamzam tersenyum. Dia langsung duduk diatas kursi.

"Azam,,,istirahat aja dulu" Suara ummi membuat Gus Zamzam terkejut.

"Nggih ummi" Balas Gus Zamzam lembut.

Gus Zamzam meraih air diatas meja dan meminumnya.

"Alhamdulillah " Ucapnya kemudian bangun dan melangkah menuju kamar. Dia merebahkan badan di atas kasur. Suara gemeretuk tulang terdengar saat dia menggerakkan badan.

Tokk... Tok..

Suara ketokan pintu membangunkan dia dari proses pelonggaran otot dan urat. Ternyata abah yang mengetuk pintu.

"Assalamualaikum le" Salam abah memasuki kamar Gus Azam dan langsung duduk di samping Gus Azam diatas kasur.

"  Wa'alaikumussalam bah" Jawab Gus Azam heran melihat kedatangan abah.

"Ada yang ingin abah bicarakan" Ucap abah to the point.

"Nggih,ada hal apa bah? " Tanya gus Azam penasaran.

"Naira" Satu kata yang keluar dari lisan abah membuatku terbungkam.

Flash back off... 😁😁

Dua jam sudah gus Zamzam menunggu pesawat yang di tumpangi Naira. Namun, tak kunjung sampai.

Dret... Dret... Dret...

Gus Zamzam meronggoh saku celana dan mengambil ponsel yang sedari tadi dia hiraukan. Abah.

"Assalamualaikum bah" Salam Gus Zamzam. Matanya tak lepas dari pengunjung yang lalu lalang mencari keberadaan Naira.

"Wa'alaikumussalam le" Jawab abah tenang.

"Kenapa bah? " Tanya gus Zamzam sopan.

" Pulanglah le,, istri mu belum bisa menemuimu, sekarang dia sedang menenangkan diri di salah satu pesantren " Gus Zamzam mendengarkan penjelasan abah seksama. Berita dari abah membuat gus Zamzam terduduk lesu.

"Apa ini balasan yang engkau berikan padaku Ra? "

"Aku ingin memperbaiki semuanya "

" Tak adakah kesempatan untuk ku? "

Gus Zamzam sangat menyesal dan menyalahkan diri sendiri.

"Zam,,, Abah harap kamu hargai keputusan Naira" Nasehat abah.

"Nggih bah,, Azam akan menghargai keputusan Naira dan Azam akan mencari keberadaan Naira. " Jawab Gus Zamzam tegas dan sungguh.

" Kamu sudah besar, kamu tahu mana yang baik dan buruk,kamu bisa memilih jalan mu dan kamu harus tanggung jawab dengan pilihan mu" Nasihat abah membuat Gus Zamzam tenang dan adem.

Mungkin ini jalan terbaik yang Allah ciptakan untuk keduanya. Cara ini adalah cara untuk menguji ke kuatan cinta keduanya.

Jika benar cinta yang mereka miliki adalah cinta karena allah, pasti mereka bisa melalui ujian cinta yang di berikan allah.

Tbc,,,,

Jangan lupa vote 😍👆👇ya gaes😘

Dukungan dari kalian merupakan energi tersendiri buat aku

Lopyupull😍😍😍😍

Makasih udah mau baca cerita aku
😍😍😍😍😘😘😘😘🙏🙏

Salam manis Kusniawati M. Nasir😍😘🙏🙏🙋🙋🙋🙋

Wassalamu'alaikum


TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang