Happy reading gaes 🥰
Lagi-lagi aku berasa seperti mimpi ketika memasuki kediaman pimpinan pesantren.
harus kuakui ini adalah pengalaman pertama aku menginjakkan kaki di rumah pimpinan pesantren,rumah orang yang paling kami segani di DM. Namanya Roza atau biasa dipanggil ning Roza. Putri dari pimpinan pesantren Darul Muttaqin dan gadis yang menghampiriku di kantin meminta tanda tangan. Aku sudah dua tahun menuntut ilmu disini, dan anehnya bisa bisanya aku tidak kenal dengan putra putri pimpinan pesantren. Ya Allah, selama ini apa saja yang aku lakukan?.
Kuperhatikan ning Roza yang berjalan didepanku memasuki rumahnya, aku hanya mengikuti langkahnya tanpa bertanya sedikitpun. Kediaman pimpinan pesantren sama dengan design bangunan-bangunan lainya. Nampak sederhana, damai dan harus aku akui, auranya sangat berbeda.
" Kak... silahkan duduk" Ucap Roza mempersilahkan aku duduk . Akupun duduk di sofa yang berada diruang tamu. Sungguh nyaman. Apalagi dipenuhi bunga-bunga yang terawat yang sedang bermekaran indah. Ning Roza masuk kedalam rumah dan sesaat kemudian dia telah kembali seraya membawa dua gelas minuman yang aku tahu itu adalah teh.
" Silahkan diminum kak" Ucapnya ramah seraya tersenyum manis. Akupun membalas senyumnya dan meraih satu gelas yang dia sodorkan. Manis.
" syukron" ucapku seraya menaruh gelas tehku diatas meja.
" Afwan kak" jawab ning Roza dengan senyuman yang tidak pernah sirna dari wajahnya. Aku bingung, apa senyuman diwajahnya sudah terpahat seperti itu?.
"Ning, ana baru tahu kalau mudir memiliki seorang putri " ujarku membuat ning Roza heran dan mungkin menganggap aku aneh.
"Berarti kakak tahu dong, kalau abah punya seorang putra?" pertanyaan ning Roza membuat aku bingung. Sebenarnya aku pernah dengar sih, kalau mudir punya seorang putra, tapi aku gak tau namanya... ah, nyesal banget
" sebenarnya ana pernah dengar sih kalau mudir memiliki seorang putra. Tapi ya gitu ning, ana taunya hanya sebatas itu. Tapikan tadi ning Roza udah ngenalin ke mas ning Rozan" jawabku jujur dan lantas membuat ning Roza terkekeh pelan. sekarang aku benar-benar malu. Bisa-bisanya aku tidak mengetahui silsilah pimpinan pesantrenku sendiri. Naira..naira...
" ternyata benar ya kakak," Ujar ning Roza membuatku bingung " kakak itu benar-benar cuek, seperti yang pernah ana dengar dari teman-teman asrama" aku tersenyum canggung seraya menggaruk kepalaku yang tidak gatal mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ning Roza.
" Maaf" ucapku akhirnya.
Dan, ning Roza pun menceritakan kalau dia mempunyai seorang saudara laki-laki yang namanya membuat aku kaget. Pantas saja teman-teman asrama sering ngomongin dia... ternyata. Dan ternyata ning Roza tidak tinggal di asrama. Akan tetapi dia tinggal di rumahnya sendiri dan terkadang dia ke asrama untuk berbaur dengan santri lainnya dan dia ternyata alasan terbesar dia ke asrama untuk mengetahui permasalahan internal yang terjadi dikalangan santri. Pantas saja aku gak pernah lihat dia. Batinku dalam hati.
" Ma sya Allah," ucapku salut mendengar cerita ning Roza. " kita mulai latihannya kapan?" tanyaku dan mengingat niat awal aku berada disini. latihan musik.
"oalah,, ana hampir lupa loh kak," ujar ning Roza seraya tersenyum canggung kearahku. " kita keruang musik saja kak" ajaknya.
Akupun bangkit dari posisi duduk dan mengikuti langkah gadis manis didepan ku. Kami memasuki ruangan yang didominasi oleh warna ungu dan dihiasi kaligrafi dan lukisan indah. Jiwa seninya benar-benar tinggi. Batinku.
"kakak yang nyaman yah.." ucapnya ramah. Aku tersenyum dan mendekati salah satu alat music yang sudah sangat familiar denganku. Piano.
"Toyyib, ning maunya belajar lagu yang mana?" tanyaku. Seraya mendudukkan bokongku dikursi belakang piano.
"hmm,,, yang mana ya" ucapnya seraya berfikir keras.
"gimana kalau lagu yang ana nyanyiin ketika kompetisi saja" usulku. Dan langsung disambut senyuman indah dari ning Roza.
"oke kak, aku juga suka lagu itu kok" ucapnya semangat.
Akupun mulai mengajarkannya tekhnik-tekhnik dasar memainkan piano seraya mengikuti nots lagu yang kami pilih. Ternyata roza adalah gadis yang sangat cepat menyerap ilmu. Tidak sampai 30 menit dia sudah menyerap yang kuajarkan. Gadis yang genius.
"Assalamu'alaikum " kudengar seorang mengucapkan salam. Kamipun menghentikan aktivitas kami sejenak dan seraya menjawab salam tersebut.
"Waalaikumussalammm " jawab kami serentak dan ternyata dia adalah santriwan yang menjadi salah satu kontestan dikompetisi music yang pernah aku ikuti . Tak sengaja aku memandang manik mata orang didepanku ini, mata yang memancarkan kedamaian,seketika aku terpaku dengan pandangan itu.
Astagfirullah,,,
Secepat mungkin kutundukkan pandanganku. Nampaknya dia juga kaget dengan keberadaan ku.
"dek,, mas mau keluar bentar" ucapanya tanpa melirik kearahku sama sekali. Ning Roza menatap kakak laki-lakinya bingung.
"mau kemana mas,,,?" tanya ning Roza penasan.
"mas mau ambil kitab mas yang ketinggalan dek" Ujarnya tenang dan berpesan kepada ning Roza untuk memperlakukan tamu dengan baik. Aku tersenyum melihat interaksi kakak beradik didepanku. Ah.. mas Rizky kabarnya gimana ya? Jadi rindu..
"Siap mas," Ujar ning Roza seraya berposisi hormat layaknya prajurit ke komandan. "hati-hati mas" lanjut ning Roza akhirnya. Ah, interaksi meraka benar-benar membuatku rindu akan mas Rizky.
"Mas rizky,,apa kabar, sehatkah,?" Batinku dalam hati.
dia pun meninggalkan kami.
"kakak kenapa?" tanya ning Roza membuyarkan lumunanku.
"oh,, ana gak apa-apa kok" ucapku menutupi kerinduanku.
Ternyata benar ya. Hubungan kakak- adik itu unik. Ketika bersama-sama selalu bertengkar. Eh, ketika berjauhan saling merindukan. Dan parahnya yang dirindukan masa-masa bertengkarnya itu...hehehe
kalau mau chat-chit tentang TS DM aja :
IG: kaykaravel123
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)
Genç KurguSebuah skenario kehidupan yang tidak pernah ternalar oleh otak manusia. Syukur, sabar dan ikhlas menjadi landasan utama mencapai kebahagiaan yang hakiki. Kisah ini, adalah cerminan dari perjuangan sang gadis penyembara hidup yang menyertakan Allah d...