Kalau kita sahabat,kenapa kamu gak percaya sama aku? Kita sahabat, kan? Aku masih sahabat kamu, kan? Kamu masih sahabat aku, kan?.
«Kaykaravel»Happy Reading 😍😍😍🙌
Aku duduk termenung memikirkan alasan dari perubahan sifat Cik Ayya.
"Ra.. Naira... Naira" Suara lembut yang memanggil nama ku membuat aku tersadar.
Astagfirullah.... Ternyata dari tadi aku melamun, dan kenapa cik Ayya gak menyadarkanku? Biasanya dia selalu menegurku,tapi kenapa sekarang dia berbeda?.
"Are you oke?" suara Fatimah menanyakan keadaanku. Ternyata fatimah yang memanggil nama ku.
"Yes i'm oke Imah" ucapku sungguh.
Aku hampir lupa mengenalkan Fatimah ke kalian. Namanya Fatimah Assyifah gadis ini seumuran denganku, gadis aktif yang akhir-akhir ini dekat denganku.
Dia adalah anak dari pemilik universitas ini,dan dia tidak pernah membedakan dirinya dengan kami apalagi melambung-lambungkan posisi dan derajat orang tuanya.
Perkenalan buat Imah cukup yah!
Back to topic... 😁😁
Aku berusaha sekuat tenaga untuk fokus ke materi yang sedang dijelaskan oleh dosen, tapi tetap saja aku selalu memikirkan sifat Cik Ayya padaku hari ini.
Setelah kelas usai aku melihat Cik Ayya seperti buru-buru memasukan laptop kedalam tasnya.
"Cik ada apa? Kenapa Cik seakan-akan menghindar dari aku?" tanyaku seraya menahan lengannya agar tetap diam dengan ku.
"Awak tak sadarkah?" tanyanya balik seraya melepaskan tanganku lembut dan berlalu pergi.
Tak sadar? Maksudnya apaan? Setahu aku , hari ini aku gak pernah melakukan hal-hal aneh padanya,apalagi kemarin? Hubunganku dengannya terasa baik-baik saja kok.
"Cik Ayya kenapa Ra..?" tanya Imah yang mungkin juga merasakan perubahan sikap cik Ayya padaku akhir ini.
"Aku juga gak tahu Mah" ucapku jujur.
"kalau gitu..jum kita pulang" Ucapnya sambil menarik tanganku.
Langkahku terhenti karena dering telphon digenggaman ku.
Cik Ayya is calling
Tanpa mikir panjang aku langsung mengangkat panggilan itu.
"Assalamualaikum Cik" ucapku lembut.
"Temui ai' di perpustakaan kampus!" ucapnya dengan nada memerintah tanpa menjawab salam ku terlebih dahulu,dan memutuskan panggilan sepihak.
"Are you oke Ra..? " Tanya Imah disampingku.
"Yes i'm oke" ucapku berusaha tenang. Hati ku pilu mendengar nada suara Cik Ayya tadi, aku ingin nangis. Tapi, aku gak mau di bilang gadis lemah.
Cukup aku dan Allah yang tahu kelemahan ku.
"Mah,,, kayaknya kita gak bisa pulang bareng deh" ucapku merasa bersalah.
"Why? " Tanyanya bingung.
"Ai' ada janji dengan Cik Ayya" ucapku.
"Oh it's oke" ucapnya tersenyum manis.
Setelah pamit dengannya akupun langsung menuju perpustakaan kampus sesuai perjanjian dengan cik Ayya.
"Assalamualaikum cik" Ucapku lembut.
"Waalaikumussalam" Jawabnya tanpa memandangku sedikitpun.
"Sit down" Ucapnya dengan nada suara yang membuatku sakit hati.
Akupun duduk dihadapannya.
"Ehmm,,,, sebenarnya ini ada apa Cik?" tanyaku berusaha menahan rasa penasaran dan sakit hati atas sikapnya hari ini.
"Ai' tak nak basa basi dengan awak, ai' tahu awak gadis cerdas" ucapnya membuatku bingung.
"Awak seharusnya tahu ai' cinta mati dengan Mr. Jundi" ucapnya membuatku terkejut dan membulatkan mata.
So... Masalahnya denganku apa?
"Ai' tahu awak menyukai dia" katanya membuatku terkejut.
Mencintai Mr. Jundi? Astagfirullah.. Tuduhan macam apa ini?.
Aku ingin memotong perkataannya tapi aku melihat Cik Ayya sedang di kuasai amarah. Akupun diam untuk mendengarkan kalimat selanjutnya.
"Ai' tak nak berkerabat dengan penghianat macam awak" ucapnya kasar membuatku tak tahan dengan arah pembicaraan ini. Aku membulatkan mata ku terkejut mendengar kalimat terakhir Cik Ayya.
"Cik... Aku tak pernah suka dengan dosen itu" ucapku tetap tenang.
"Ai' bukan orang bodoh Naira" teriaknya membuatku kaget.
"Sekarang awak bukan kerabat ai' lagi" ucapan terakhirnya membuatku sedih dan sekuat tenaga menahan air mata yang ingin tumpah.
"Aku tak pernah suka sama dia, Aku saja baru sekarang tahu kalau Cik Ayya suka sama dosen itu" ucapku jujur.
"Awak PENGHIANAT PEMBOHONG!! " Tandasnya dan berlalu pergi meninggalkan ku.
Percuma aku menjelaskan padanya, ujung-ujungnya pasti dia tidak akan mempercayaiku.
Sekarang emosi dan ego yang menguasai dirinya. aku memang merasakan perhatian yang berlebihan dari dosen itu,tapi itu wajar saja karena aku adalah mahasiswi beliau.
Katanya sahabat tapi kenapa dia gak percaya?apa gunanya persahabatan tanpa adanya rasa saling percaya?
Entahlah aku bingung dengan keadaan seperti ini.
Tbc,,,,
Aku harap kalian suka dengan cerita aku ini😍😍
Vote 👆👆kalau suka dan kalau ada kata2 aku yang salah chat aku langsung ya,,, biar aku bisa perbaiki langsung👍😍😍
Assalamualaikum 🙌🙌🙋🙋
Lopeyupullll😍😍😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)
Teen FictionSebuah skenario kehidupan yang tidak pernah ternalar oleh otak manusia. Syukur, sabar dan ikhlas menjadi landasan utama mencapai kebahagiaan yang hakiki. Kisah ini, adalah cerminan dari perjuangan sang gadis penyembara hidup yang menyertakan Allah d...