Penjara Suci Itu Darul Muttaqqin

27K 715 7
                                    


Happy Reading ygy.....

"kalau Naira mondok berarti gak ada lagi yang ngeributin rumah dong?" Ucapku seraya merangkul lengan ayah erat.

Ya,,,beginilah aku, selalu manja kalau sudah berdekatan dengan orang-orang terdekat.

"Udah,, ayah ridho kok putri ayah mondok,, dan ayah lebih ridho lagi kalau gak ada yang gangguin ayah kalau lagi kerja " ucap ayah bercanda sambil menjawil pipiku yang tembem.

Aku mempunyai paras yang bisa dibilang cukup manis untuk ukuran remaja seusiaku,,, kulit putih, bola mata berwarna abu (tanpa softlens), belahan dagu,bibir tipis,dan tak lupa lesung pipi yang kumiliki.

"Ihh,,ayah apaan sih,,narik pipi Naira,,sakit tau!! "Ucapku kesal dengan perlakuan ayah yang masih menganggap aku anak kecil.

"Oh,, anakku cayang,, cakit ya,,, cini ayah obatinn,,, " ucap ayah dengan suara yang dibuat selucu dan seimut mungkin. Aku tertawa mendengar ucapan ayah. Ah.... Suasana seperti ini pasti akan sangat aku rindukan. Lagi, lagi,an lagi sebagian dari diriku tidak sanggup meninggalkan lingkungan yang sangat mendamaikan hatiku.

Rasanya aku ingin mengulur waktu. Dan jikalau bisa, ada alat pemberhenti waktu sekarang ini juga, aku ingin memberhentikan waktu. Aku ingin selamanya seperti ini. Duduk, tersenyum dan ketawa dengan mereka yang menyayangiku dan pastinya aku sangat menyayangi mereka. Tapi apalah daya, aku hanyalah manusia biasa.

" Yahh.. sudah waktunya " Aku menghela nafas mendengar ucapan bunda. Baru saja aku berkhayal ingin mendapatkan alat pemberhenti waktu. Eh, sekarang bunda malah mematahkan khayalanku. Aku semakin mempererat pelukanku pada lengan ayah. Ayah tersenyum melihat tingkah ku.

" benar-benar manja ternyata" ujar mas Rizky yang mulai jengah melihat tingkah ku. Aku mencebikkan bibir kesal kearah mas Rizky. Dan lagi, aku semakin mengeratkan pelukanku pada lengan kokoh ayah.

" Mas, jangan digangguin adeknya" ujar ayah membelaku. Sekarng giliran aku yang tersenyum mengejek kearah mas Rizky. Rasain.. emang enak ! ucapku tanpa suara.

" Ayo sayang siap-siap" Ucap ayah seraya mengecup puncak kepalaku sayang dan bangkit dari duduk. akupun ikut bangkit dan masih bergelayut manja memeluk lengan ayah.

" bik....." Suara bunda memanggil para asisten rumah tangga.

Dirumah ini ada lima asisten rumah tangga dan dua tukang kebun. Bik Nem, bik Tik, bik Tuk, bik Jum, bik Tak dan bik Lon,, yang sudah bekerja dirumah ini dari sebelum aku lahir. Dan tak lupa 2 tukang kebun yang selalu menemaniku bermain menangkap kupu-kupu ditaman belakang rumah,, aku biasa memanggil dengan sebutan pak Jek dan pak Nas.

Bik Nem dan bik Jum langsung menghampiri bunda dengan tergesa gesa.

"Nggih bu,, ada yang bisa saya bantu" Tanya bik Nem. Wanita paruh baya yang sudah memasuki usia lima puluh tahuanan.

"Bik,, tolong bawakan barang-barangnya Naira nggih!!" Ucap bunda.

"Ngiih buk,, " Ucap bik nem seraya bergegas dan di ikuti oleh bik Jum menuju kamarku untuk melakukan apa yang di ucapkan bunda. Sambil menunggu koper dan barang-barang yang lainnya diambil, aku membuka room chat di benda pipih yang sedari tadi aku letakkan diatas meja. Aku perhatikan kegiatan orang yang aku sayang satu persatu. Ayah tengah sibuk mengotak-atik benda pipih dalam genggaman beliau. Mungkin sedang mengecek laporan perusahaan beliau, tidak berbeda jauh dengan ayah, mas Rizky juga tengan sibuk dengan benda pipih di tangannya. Dan pasti aku gak tahu apa yang dia lakukan. Bunda? Bunda mondar-mandir didepan kami seraya membawa catatan yang aku ketahui itu semua list barang-barang yang akan aku bawa.

TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang