Sakinah Bersama mu

12.5K 270 9
                                    


Assalamu'alaikum teman2😀😍😘🙋
Akhirnya aku bisa nyelesain TS, Atas ijin Allah tentunya dan dukungan dari kalian pastinya...

Syukron katsironn semuanyaa😘😘

Aku harap kalian suka ya, kalau ada kata2 yang kurang berkenan aku harap kalian bisa langsung kasih tau aku. Saran dan komentar positif dari kalian akan jadi perbaikan yang sangat bermanfaat buat aku. 😍😘

Happy Reading last capter😘😘😘

Author's Pov..

Setelah mengucapkan beribu terima kasih kepada Romo Al-Amanah,Azam dan Naira beranjak meninggalkan pesantren Al-Amanah dan tak lupa Naira berpamitan pada kerabatnya yang sudah setia menemani dia selama tiga bulan.

"Mondok itu Indah" Kata-kata yang di ucapkan Ustadzah  Siska terpatri indah di lubuk hati Naira.

"Kamu siapkan sayang?? " Naira bingung mendengar pertanyaan Gus Azam.

Siap? Siap buat ngapain?  Jangan bilang siap yang ituu.

Naira menggelengkan kepalanya kuat-kuat dengan opsi terakhir yang dia pikirkan.

"Sayang lagi mikirin apa? " Tanya gus Azam heran melihat tingkah istrinya.

"Ngg.. Gak mikirin apa-apa kok mas" Jawab Naira terbata-bata.

"Jangan bilang kamu mikirin itu dengan mas" Ucapan lugas gus Azam membuat pipi Naira merona.

Untung pake niqob.  Batin Naira.

"Tenang Ra,, Ntar mas.... " Gus Azam semakin gencar menggoda Naira. Tapi, sebelum dia menyelesaikan ucapannya Naira langsung mencium pipinya.

Gus Azam terdiam seketika mendapat perlakuan manis dari istrinya.

"Mas meningan fokus nyetir aja deh" Ucap Naira menutupi rasa malunya karena dengan berani mencium pipi suaminya.

Kan udah suami halal dong?  Ngapain harus malu?. Batin Naira.

Naira tersenyum malu-malu mengingat apa yang baru saja terjadi.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara, keadaan benar-benar sunyi.
Gus Azam melirik kearah Naira.

"Pantes aja sunyi, ternyata dia tidur toh" Ucap Gus Azam sambil mengelus puncak kepala Naira yang tertidur pulas.

.....😀😀😀😁😁😍😍😘😘😘😉😉....

Sesampai di pesantren Darul Muttaqin, Gus Azam sengaja tidak membangunkan Naira, Naira begitu damai dalam tidurnya.

Gus Azam menggendong Naira ala bridal style. Santri yang hendak melakukan sholat berjamaah melihat adegan romantis dan mengherankan menurut mereka.

"Assalamu'alaikum gus" Salah satu santri senior yang sudah mengetahui perihal pernikahan Gus Azam menyapa Gus Azam.

"Wa'alaikumussalam" Jawab Gus Azam lembut.

Tidak ada ekspresi lelah pada wajah Gus Azam. Seakan-akan yang dia gendong saat ini bukan manusia tapi kapas.

Apa Naira seringan itu?  Atau mungkin gendongnya dengan cinta?

Kayaknya opsi yang kedua lebih memungkinkan.

"Ada yang bisa ana bantu Gus? " Sudah menjadi tradisi di pesantren menanyakan hal seperti itu ketika melihat orang lain kesusahan. Apalagi ini Gus mereka sendiri.

"Syukronn,,Mafi¹" Jawab Gus Azam sambil tersenyum dan langsung neranjak menuju kediaman pimpinan.

....Ndalem²......

TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang