promise

12.7K 344 0
                                    


Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang berlandaskan cinta atas sang maha cinta

#Kaykaravel

Malam ini adalah malam yang paling bahagia disepanjang sejarah hidupku, ungkapan suamiku membuat bibir ini tak henti-hentinya mengukir senyum. Tapi ada satu hal yang masih menjadi beban pikiranku. Mungkin hal ini juga menjadi salah satu beban pikiran untuk sebagian pasangan suami istri yang nikah muda dan ingin melanjutkan pendidikannya.

Penyempurnaan .ya, penyempurnaan pernikahan kami. Jujur saja umurku baru 16 tahun dan aku belum siap untuk memiliki keturunan. Selama ini aku sama sekali belum pernah bersentuhan dengan lawan jenis kecuali dengan keluarga ku.

Aku ingin sekali mengungkapkan hal ini pada suamiku, tapi apakah dia bisa memahamiku, aku takut dia kecewa.

"Adek kenapa?" tanya mas Azam lembut. Aku duduk dengan gusar sesekali memperbaiki letak jilbab yang aku kenakan. Padahal jilbabku gak berantakan sama sekali.


" Emangmya,a..dek.. kenapa mas?" ujarku terbatah-batah. Mas Azam menatapku heran. Mas Azam menggeser posisi duduknya dan menggenggam erat tanganku. Kutatap mata itu, mata yang mampu memberikan sejuta kedamaian. Mas Azam menghela nafas maklum karena gak mendapatkan jawaban pasti dari ku. Perempuan dengan segala kerumitannya.

"Adek, kita sudah satu. jadi apapun yang jadi pikiran adek harus jadi pikiran mas juga" ucapnya menasihatiku.

" Gak apa-apa mas" ucapku berusaha menutupi. Sebenarnya aku bisa saja buat ngomong secara langsung terkait yang aku pikirkan. Tapi, rasa malu dan sungkan lebih mendominasiku saat ini.

"Ingat dek kita suami istri sekarang, adek adalah tanggungjawab terbesar yang Allah titipkan untuk mas. Jadi, mas gak bisa diam aja kalau terjadi sesuatu dengan adek" ucap masku lembut berusaha meyakinkanku.

Ya allah, aku malu harus ngomong kayak gimana?.

" Mas gini, umur kitakan masih 16 tahun," aku berhenti sejenak dan kulihat mas Azam menaikkan alisnya sebelah menunggu kata yang akan keluar dari mulutku. "adek belum siap buat itu.." ucapku malu-malu seraya menyamarkan kata terakhirku.

"Buat? Itu? buat itu apa sayang?" ujar mas Azam bingung dan menatapku intens sambil menggenggam tanganku.

"Adek belum siap ngelakuin buat penyempurnaan pernikaha kita" ucapku malu-malu.

Aduh mukaku pasti udah kayak kepiting rebus ini.

"Kok adek bulshing gitu sih" ucapnya menggodaku. Mas Azam tertawa renyah melihat tingkahku. Aku hanya menyembunyikan wajahku dibalik lengannya.

"Adek malu" ucapku jujur.

"Raa,,, sekarang tatap mas" ucapnya menyentuh daguku supaya menatap matanya.

Akupun menatap mata indah suami idamanku ini. mata dibalik bingkai kacamata minusnya.


"Sebelumnya Mas udah memikirkan ini, mas juga berpikiran sama seperti adek, mas tidak akan pernah memaksa adek. Sekarang, kita jalani saja dulu" ucapnya lembut.

Akupun langsung memeluknya erat. Aku bersyukur banget bisa dipertemukan dengan mas Azam. Sosok yang tidak pernah terlintas sekalipun dalam do'aku. Ternyata Allah berkehendak lain. Dia yang gak pernah kusisipkan namanya dalam do'aku sekarang menjadi pendamping dan imam disetiap sujudku. Sungguh, scenario Allah begitu indah.

"makasih mas, udah mau ngertiin adek"ucapku sayang.

Mas azam mencium keningku dengan sayang, diperlakukan seperti ini membuat hatiku hangat. seperinya senyuman indah akan selalu terpahat permanen diwajahku.

"Ingat dek,, segimanapun besarnya cobaan dalam hubungan kita nanti, adek gak boleh berpaling"ucapnya. Akupun membalas dengan anggukan sungguhku.

"Harus bisa jadi penguat mas ﷲ يف كبحأ انا،،،،،،،،" ucapnya membuat hatiku bergetar.

"Adek juga mencintai mas karena allah" balas ku sungguh.

TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang