"Naira sayang,, "suara bunda yang sangat menggelegar di indra pendengaranku. Ya,,, namaku Naira mumtazatul qolby.
Aku biasa dipanggil dengan sebutan Naira oleh keluarga besarku lain halnya dengan sahabat- sahabatku,mereka memanggilku dengan sebutan "Ra,,,"
Usiaku ini adalah usia dimana remaja- remaja ingin berada di titik kebebasan, begitupun halnya denganku,tapi dalam hal ini aku lebih mengarah pada kebebasan berpendapat,mengesplorasikan hobi, dan ingin melakukan perubahan sekecil apapun,di akademik aku bukanlah gadis yang selalu mendapatkan nilai diatas rata rata tapi aku sama dengan remaja kebanyakan yang kadang gak senang kalau ada kuis mendadak dalam kelas.
Geng ? Ya,, aku juga mempunyai geng yang selalu menemaniku dikala suka maupun duka, geng yang diisi oleh orang orang jenius. Aku sama dengan remaja kebanyakan,tapi pola pikir untuk menentukan kebebasan itu yang membuatku berbeda dengan mereka. Aku anak kedua dari dua bersaudara aku mempunyai seorang abang yang bernama rizky mumtazatul qolby.
Ya,,, keluargaku terkenal dengan nama mumtazatul qolby,, aku sendiri gak tau apa arti dari mumtazatul qolby itu sendiri. Aku gak seperti kebanyakan remaja yang hobinya nongkrong di mall,shopping,atau gak ikut kajian kajian anak rohis disekolahanku,tapi inilah aku seorang naira mumtazatul qolby yang gak pernah peduli omongan orang lain.
Gadis remaja 15 tahun yang lebih banyak menghabiskan masa remaja dengan komputer dan keluarga. Komputer?komputer yang selalu menemaniku untuk menghilangkan rasa jenuh karena padatnya aktivitas sekolah. Keluaga? Keluarga yang selalu mendukung langkahku.
Cinta? Talking about Love? Apakah aku pernah jatuh cinta? Kata kata itu terdengar asing di pendengaranku, bukannya aku tidak memiliki cinta,, aku punya cinta, ya hanya cinta untuk keluargaku, hanya untuk orang orang terdekatku. Kalau cinta untuk lawan jenis aku belum pernah merasakan. Aku mempunyai motto tersendiri mengenai masalah yang satu ini "no time for loving "
Orang tuaku adalah orang yang sangat disegani oleh kolega kolega bisnisnya. Ayah mempunyai banyak perusahaan cabang didalam maupun diluar negri sedangkan bunda mempunyai butik yang sudah beredar di ibu kita.
Mas rizky?mas Rizky tipe orang yang lebih senang mengisi waktu luang dengan aktivitas keorganisasiannya di sekolah. Aku bersekolah di tempat yang berbeda dengan mas rizky,, itulah bedanya aku dengan masku,masku lebih senang mengikuti kegiatan yang bersifat sosialitas lain halnya denganku yang gak bisa berbaur dengan banyak orang.
Sedangkan aku lebih senang mengikuti organisasi yang sedikit peminatnya,, seperti halnya musik. kenapa harus musik? Pertama ,aku hobi menyanyi, mendengarkan musik, dan memainkan alat musik, dan menulis. Kedua musik bisa membuatku merasakan kedamaian. Ketiga ingin mengikuti jejak idolaku sabyan gambus.
" Ya bun" jawabku seraya menghampiri bunda yang sedang menungguku diruang keluarga.
"Bun,, keberangkatan kita bisa di cancel gak bun? " Tanyaku sungguh sungguh.
Aku gak mau disaat-saat terakhirku di rumah yang sebentar lagi menjadi tempat yang sangatku rindukan ini tidak ditemani oleh dua superheroku ayah dan juga mas ku.
"Ya,,, kita tunggu ayah sama mas mu 30 menit lagi!" Ucap bunda membangkitkan semangatku.
"Thanks bun,,! "Ucapku seraya memeluk bunda erat,,, wanita yang telah melahirkanku kedunia ini.
Ya,,, mulai hari ini dan 2 jam yang akan datang aku gak lagi merasakan kenyamanan keluargaku ini.
Aku sampai sekarang gak tau bunda dapat ide dari mana untuk menyekolahkanku di pesantren yang sama sekali belum aku ketahui tempatnya, boro-boro tau tempat namanya saja tidak.
"Bun,,, ayah sama mas kemana sih? "Ucapku jengkel,,kelamaan menunggu.
"Ayah sama mas mu lagi dijalan sayang!" Ucap bunda menenangkan. Seraya meletakkan benda pipih yang beliau pegang sedari tadi diatas meja ruang tamu dan mengambil secangkir teh yang telah di siapkan oleh asisten rumah tangga kami.
Kayaknya ini saat yang tepat deh. Batinku
"Bund.......? " Panggilku lembut seraya menghampiri beliau ke tempak duduknya. Bunda melirikku seraya menaikkan sebelah alisnya. Seakan bertanya kenapa?.
" Sebelumnyakan, dikeluarga kita gak ada yang sekolah di pesantren kan. Hmm... kok bunda sampai kepikiran sih buat pesantrenin aku? Padahal samapai sekarang aku masih belum tau nama, dan dimana letak pesantren itu." Ujarku panjang lebar dan membuat bunda tersenyum hangat seraya mengusap puncak kepalaku.
Jujur aku penasaran banget dengan tempat yang akan menjadi rumah keduaku ini.
Selayak rumahkah? Sedamai rumahkah? Seaman rumahkah? Dan yang paling penting apa orang-orangnya akan sesayang dan sepeduli seperti orang-orang yang sudah lama dekat denganku ataukah akan sebaliknya terhadapku?
Yah,,kita buktikan dalam 1 jam 30 menit yang akan datang.
" Kamu gak perlu khawatir sayang. Tenang saja, percaya deh ini jalan terbaik yang pernah bunda dan ayah ambil buat kebaikan masa depan kamu," Ucap bunda. Mungkin beliau bisa membaca raut khawatir dan binggung yang terpampang jelas di wajahku.
" Jadi gini, nama pesantren itu Darul Muttaqqin Di Jawa Barat sayang. In Sya Allah kamu akan terjaga disana. Bunda yakin!" lanjut bunda dengan kalimat penenang yang seketika membuatku paham.
Tit,,, tut,, tit,,, terdengar suara klakson mobil ayah. Aku langsung bangkin dan berlari kearah pintu utama untuk menyambut beliau.
"Ayah,,,,! "Seruku seraya berlari menghambur kepelukan ayah dan mas Rizky hanya geleng-geleng kepala melihay tingkahku.
"Manjaaaa,,, kayak orang ga ketemu setahun aja. padahal, ish..ish.." Ujar mas Rizky mulai mengejekku. Aku menatap masku tajam. Dia hanya tersenyum meremehkan dan ayah hanya tersenyum dalam pelukan eratku.
Ini bukan kali pertama mas Rizky mengejekku manja. Mas Rizky sering kali membuat aku kesal dengan ejekkan-ejekkannya. Bisa dibilang, aku dan mas Rizky lebih mirip Tom dan Jerry ketimbang kakak adik. Apa kalian juga seperti itu?
revisi 8 september 2021
gais jangan lupa mampir ke Friendzone yah.. di jamin relate Sama kisah remaja sekarang..
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)
Fiksi RemajaSebuah skenario kehidupan yang tidak pernah ternalar oleh otak manusia. Syukur, sabar dan ikhlas menjadi landasan utama mencapai kebahagiaan yang hakiki. Kisah ini, adalah cerminan dari perjuangan sang gadis penyembara hidup yang menyertakan Allah d...