Happy Readinggg
Aku berlari menuruni tangga menuju ruang tamu. Tanpa menghiraukan nafas ku yang ngos-ngosan aku langsung menekan tombol telephone rumah yang berada di ruang tamu.
Tut,,,, tut,,, tut,,
Suara nada sambung panggilan membuat hati ku dag dig dug...
" Assalamualaikum " Seketika belir bening membasahi pipi ku.
"Wa'alaikumussalam bah" Ku jawab salam dari lelaki paruh baya yang sangat ku hormati dan ku segani. Abah, Abahnya Azam mertuaku.
"Bah,, tadi ummi telphone Naira, beliau bilang kalau beliau sudah ketemu tapi, Naira ndak tahu maksud beliau ketemu apa atau siapa? " Jelas ku se detail mungkin.
Aku harap jawaban yang keluar dari lisan abah bisa menimbulkan secercah harapan di hati ku. Harapan yang selalu ku lantunkan dalam sujud terakhir panjang ku.
Di tengah ke gemilangan karier dan pendidikan yang ku raih,mungkin semua orang akan melihat diri ku penuh dengan ke bahagiaan dan kecukupan,tapi yang sebenarnya terjadi adalah kebalikan dari yang mereka lihat. Ya, secara finansial kebutuhan ku tercukupi dan sangat tercukupi tapi,apa kebutuhan bathin ku tercukupi? Jawabannya tidak! Yang mereka lihat aku selalu tersenyum bahagia, tapi apa mereka tahu kalau di setiap sujud panjang ku,aku selalu menangis tersedu-sedu dan selalu menyebutkan satu nama? Mereka tidak pernah mengetahui hal itu.
Cukup aku,cukup aku yang tahu kalau aku seperti itu,biarlah mereka selalu melihat senyuman yang melengkung indah di bibir tipis ku.
" Alhamdulillah nduk keberadaan Mas mu sudah di temukan" ya Allah... Ini adalah jawaban dari do'a ku.
Air mata ku tak bisa ku hentikan. Aku tidak menyesal dengan air mata ini karena air mata ini adalah air mata jawaban dari sujud terakhir ku.
"Mas Az.. Am.. Sekarang dimana Bah?" Dengan suara yang bergetar dan kalimat terbata-bata aku berusa sekuat tenaga untuk mendengarkan kalimat berikutnya.
"Mas mu Sedang melakukan pekerjaan yang sangat mulia nduk,, " pekerjaan mulia. Maksud Abah apa? Apa Mas Azam sedang melakukan jihad? Kalaupun jihad dimana?.
"Pekerjaan mulia? Maksud Abah? " sekarang aku nggak ingin menduga-duga lagi,yang aku butuhkan sekarang adalah jawaban yang bisa menambah harapan ku.
"Ya Mas mu sedang berjihad di Gaza Palestina nduk" Penjelasan Abah membuat ku tenang.
Gaza? Palestina? Tanah para mujahid Allah,tanah dimana kaum muslimin dan muslimah di jajah dengan sadis tanpa peri kemanusiaan, tanah yang di banjiri air mata kesedihan akibat ulah tentara israel yang memandang warga Palestina seperti binatang.
Lindungi Mas ku ya Allah...🙏🙏🙏
"Semoga Mas di lindungi Allah ya Bah" Ucapku tegar.
"Amiinn" Suara Abah di seberang sana yang mengaminkan ku membuat hati ku adem dan hangat.
"Yo wis nduk..Abah akhiri dulu, kita do'akan mas mu,Abah ada kajian" Suara hangat abah membuat ku tersenyum.
"Nggih bah,,, maafkan Naira sudah menyita waktu Abah" Abah terkekeh pelan mendengar ucapan ku.
Aku tersenyum manis mendengar kekehan renyah Abah.
"Yo wesss,,, Assalamualaikum nggih nduk" Salam abah mengakhiri obrolan kami.
Tak henti-henti lengkungan indah menghiasi bibir ku.
Aku sangat bersyukur dengan kejadian hari ini, ini adalah Jawaban dari penantian ku selama ini. Penantian yang mengajarkan ku pentingnya arti dari sebuah rasa sabar dan syukur.
Sabar akan ujian yang kita jalani, karena sejatinya dengan ujian allah mengukur kekuatan dan tingkat iman hamba-NYA.Bersyukur dengan segala nikmat yang telah di limpahkan dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Tbc,,,,
Assalamualaikum teman-teman 🙌🙌🙌
Maaf aku baru bisa update, aku harap kalian suka dengan part kali ini.
Vote nggihh👉👆💘💘💘💗💗💗💖💖👍
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)
Ficção AdolescenteSebuah skenario kehidupan yang tidak pernah ternalar oleh otak manusia. Syukur, sabar dan ikhlas menjadi landasan utama mencapai kebahagiaan yang hakiki. Kisah ini, adalah cerminan dari perjuangan sang gadis penyembara hidup yang menyertakan Allah d...