Ruang Musik

21.3K 452 4
                                    




Happy Reading gaess.....


Tak terasa dua tahun sudah aku menjadi santri di darul muttaqqin(DM) .suka dan duka kulalui disini. lika- liku kehidupan persantren membuat aku lebih memahami berbagai jenis karakter dan budaya seseorang. Selama dua tahun sudah banyak sekali perubahan yang terjadi dalam diriku,aku yang awalnya malas-malasan sekarang sudah mulai sedikit rajin, hehehe,,dan untuk penampilan. Bismillahirrohmanirrohim aku niat untuk mengenakan niqob,sekarang hanya mata dan alisku yang terlihat.

"Ra,, ente mau gak ikut kompetisi musik?" Tanya Iin sahabatku.

Dia adalah Nur Hurun In sahabat terbaikku di pondok. Sosok yang akan ikut menangis dikala ku sedih, sosok yang selalu berada di barisan terdepan kalau ada orang yang menyakiti ku dan sosok yang selalu memelukku tanpa aku menceritakan kegelisahanku. Aku dan Iin itu... Sisterlillah banget

" Gimana yah In... aku belum kepikiran lagi " Ujarku jujur. Music?. Ekspresi penuh harap Iin membuat aku gak tega untuk menolak. Aduh berat juga yah... aku sudah lama banget gak ikut kompetisi nyanyi.

"Ra... aku mohon banget..please!!" Ucapnya penuh harap. Aduh, aku bingung banget. Disatu sisi aku gak ingin mematahkan harapan sabatku akan tetapi disisi lain, aku juga bimbang banget pasalnya aku sudah jarang dan hampir gak pernah nyayi semenjak mondok.

" Ntar aku pertimbangin lagi yah In, besok deh aku kasih tahu deh keputusan aku, kamu jangan galau gitu dong, kan disini aku yang bakal ikut. Kok kamu yang galau sih ..hehehe!" ujarku sungguh seraya kaliamat akhir yang sengaja untuk menjahilinya. Iin mencebikkan bibirnya kesal seraya menatapku sinis. Aku hanya tettawa melihat tingkah lucunya.

" Ihhh.. Gimana aku gak galau coba, aku udah ngebaggain kamu ke teman-teman yang lain," ujar Iin menggebu-gebu " kalau kamu gak jadi ikut, kan aku juga yang malu" lanjutnya yang membuat aku kaget mendengar ucapannya. Yassalam si Iin ini benar-benar ya.. situasi seperti ini bukan hanya sekali dua kali terjadi. Aku sudah sering banget menghadapi situasi seperti ini. Dulu Iin pernah tiba-tiba mendaftarkan namaku untuk ikut kompetisi menulis cerpen islami se- Darul Muttaqin. Pada saat itu aku panik banget dan kesal banget sama Iin. Kalian tahu gak apa ucapan menenangkan Iin yang menurutku sangat menyebalkan pada saat itu " gapapa Ra... kamu pasti bisa kok..aku yakin, kalaupun nanti kamu gak menang kan yang malu juga kamu..hehehehe". dia benar-benar menyebalkan. Untung dia sahabat aku, kalau bukan..ih udah tak jitak. Hehehe

.......

Sedari tadi malam, aku sudah mempertimbangkan keputusanku terkait kompetisi dengan matang. Kompetisi? Nyanyi? Kayaknya gak ada salahnya kalau aku coba. Walaupun aku sudah lama banget gak nyanyi, tapi gak ada salahnya aku mencoba. Hitung-hitung untuk menambah pengalaman.

Kebijakan di Darul Muttaqin mungkin hampir sama dengan pesantren-pesantren lainnya, yaitu tidak memperbolehkan santrinya untuk membawa alat elektronik pribadi dan kalau ingin mencari-cari info terkini, pihak peantren sudah menyiapkan tempat khusus yang terdapat computer dengan jaringan internet yang selalu nyala dua puluh empat jam. Yah menurutku, keputusan itu sangat bijaksana. Karena di fase sekarang yang menjadi titk fokus seorang pelajar yah belajar.

"In," Panggilku seraya menghentikan langkah kami menuju kelas. Iin menatapku penuh tanya. " Aku mau iku." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Iin langsung memeluk ku erat. Nih anak antusias banget sih. Batinku.

"Ra... sumpah, aku bahagia banget. Suara kamu itu bagus banget Ra.. pasti kamu juara deh" Ucapnya senang dan ujung-ujungnya memuji lagi. Emang dasar si Iin hobinya memuji orang lain. Untung udah gak di peluk lagi...hehehe

TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang