Cerita 4 : Training

3.5K 271 1
                                    

Rasa benci itu membuatmu lemah, Rasa cinta itu membuatmu kuat..

🌻🌻🌻

Tina POV

Selesai mandi, aku bersiap untuk tidur sambil berharap rasa kantuk datang dan membawaku ke alam mimpi. Aku ingin bangun sepagi mungkin, agar bisa mengikuti latihan taekwondo dengan bang Ilham. Sudah lama aku ingin latihan beladiri. Dulu saat sekolah kelas 5 SD, aku punya teman perempuan jago silat. Namanya Vivi. Vivi ikut klub pencak silat yang di kelola oleh pamannya.

Saat itu aku ingin sekali masuk klub. Tapi kata Vivi, aku harus mengisi formulir dan bayar uang pendaftaran 100 ribu. Mendengar kata 'bayar' semangat ku langsung ciut seperti kerupuk di siram air. Sebagai anak yang tinggal di panti asuhan, aku di ajari untuk selalu 'mengerti keadaan' dengan keuangan kami yang pas-pasan. Aku tidak mau menyusahkan siapa pun di panti, yang telah merawatku sejak bayi. Untuk biaya sekolah dan makan semua anak di panti, ada dana dari donatur tetap setiap bulan walau kadang jumlahnya tidak menentu. Selesai mendengar penjelasan Vivi, aku mengurungkan niat bergabung dengan tim pencak silat di klub milik pamannya.

Untuk mengobati rasa kecewaku, aku hanya bisa memandangi Vivi dan teman-temannya yang sedang latihan dari jarak jauh. Aku merekam gerakan mereka di otakku lalu ku peragakan saat malam ketika semua penghuni panti sudah tidur. Agar tidak menimbulkan suara, aku melakukannya di dapur atau di taman bunga di sisi belakang panti. Meski gerakanku kacau, aku selalu semangat. Suatu hari aku kepergok oleh Kak Nisa salah satu anak panti. Ia heran apa yang aku lakukan di dapur saat jam tidur. Aku cuma tersenyum dan bilang aku sangat lapar dan mencari sesuatu untuk di makan. Ia tertawa dan memberiku roti coklat dalam lemari. Kak Nisa menunggu aku menghabiskan roti sambil menasehati aku agar tidak lagi keluar kamar saat malam hari. Setelah itu kami pun kembali tidur. Sejak saat itu, aku tidak lagi latihan di malam hari takut kepergok lagi sama Kak Nisa atau Bunda Yanti. Lalu aku mencuri-curi waktu untuk latihan saat pulang sekolah atau saat selesai piket membersihkan lingkungan panti.

Aku kepikiran sama teman-teman dipanti. Bagaimana kabar mereka, ya? Apa mereka baik-baik saja..? Aku mengingat lagi semua teman-temanku di panti. Kak Tiara yang baik, Kak Nisa yang bawel, Kak Adel yang kepo, bang Zaki, bang Irwan, Adit, Sasha, Joni, Odi dan teman-teman yang lain. Aku kangen mereka dan ingin kembali. Tapi aku teringat si tua Junaidi, yang merupakan alasan aku meninggalkan panti. Aku harus menguasai taekwondo. Jika aku berhasil, aku akan kembali dan melindungi mereka semua.

***

Latihan Bulan Pertama :

Teknik Poomsae ( Gerakan Dasar )

Ugh, badan ku sakit semua. Entah karena latihan taekwondo atau pekerjaan di pasar, akhir-akhir ini badan ku sering kelelahan. Sudah sebulan kami latihan. Kami latihan di belakang Mushola. Ada ruangan kosong disana. Kata Bang Ilham dulu ruangan itu adalah gudang. Tapi karena tidak di pakai lagi, ruangan itu jadi tidak terawat. Catnya kusam, dan dindingnya berlumut. Tapi sejak bang Ilham memutuskan untuk tinggal di Mushola, ruangan itu kembali bersih dan rapi. Bang Ilham di bantu oleh Bang Ricky si marbot Mushola untuk membersihkannya. Setelah bisa di pakai kembali, Bang Ilham lalu memasang samsak yang di gantung pada sebuah kayu pada fondasi ruangan. Ruangan itu di gunakan bang Ilham untuk beristirahat, karena aku melihat di sudut ruangan ada kasur lipat lengkap dengan selembar selimut ragi berwarna hitam putih. Selain itu, ruangan itu kadang di pakai bang Ilham untuk menyimpan tas, pakaian dan barang-barangnya yang lain.

Bang Ilham mengajariku teknik-teknik dasar taekwondo. Mulai dari gerakan kaki, tangan, gerakan banting, gerakan menangkis dan gerakan lainnya. Pada minggu pertama, bang Ilham mulai ragu melatihku karena gerakan ku sangat lemah dan kaku.

Menemukan Cinta Sejati [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang