Cerita 34 : Aya Sick

2.6K 196 10
                                    

I Can't Smile Without You..
I Can't Laugh Without You..
I Can't Live Without You..
Because
You Are My Everything..

🌻🌻🌻

Ayaka POV

Esok pagi saat bangun, tubuhku tiba-tiba saja menggigil. Aku mencari tubuh Tina untuk di peluk, tapi tidak ada. Aku lalu menyelimuti seluruh tubuhku dengan selimut.

"Aya-chan..time to breakfast.." kata Tina dari pintu kamar.

Aku mencoba bangun, tapi tiba-tiba kepalaku sakit.

"Aarrgghh..." teriakku kesakitan.

Aku mendengar Tina mendekat dan memelukku.

"Sayang, kamu nggak apa-apa..?" suara Tina terdengar cemas.

"K-kepalaku sakit.." kataku gemetar.

Tina mengusap keningku dengan telapak tangannya.

"Aya, badan kamu panas. Tunggu sebentar, aku akan panggil bang Hika."

Ku dengar langkah panik Tina keluar kamar memanggil bang Hika. Aku kembali berbaring.

"Ada apa, Ay..?" terdengar suara bang Hika di depanku. Bang Hika meraba keningku lembut.

"Kepalaku sakit, bang. Mungkin anemiaku kambuh. Soalnya, udah seminggu aku nggak minum obat, karena habis. Aku lupa terus harus membelinya di apotek." jawabku tanpa membuka mata. Sebab kalo ku buka, penglihatanku seakan berputar seperti roller coaster.

"Abang akan telfon Dr. Ican, biar kamu di periksa lebih lanjut."

Ku dengar langkah kaki bang Hika menjauh.

"Aya, kamu nggak apa-apa 'kan..?" tanya Tina. Suaranya terdengar sedih. Sejenak aku ingin tertawa, mendengar nada suara Tina yang khawatir.

Sebenarnya aku sering drop jika aku lupa meminum obatku. Sejak usia 12 tahun, aku selalu bergantung pada obat, atau lebih tepatnya vitamin penambah darah. Jika seminggu lebih aku tidak meminumnya, maka kondisi tubuhku langsung drop. Kondisiku baru pulih 100% setelah istirahat selama 3-4 hari. Tina lalu mengecup kening sambil memegang pipiku.

"Kenapa kamu nggak cerita sama aku kalo kamu mengidap penyakit anemia..?"

"Sorry, honey..I forgot.."

Tina mencium bibirku sekilas, lalu mengecup keningku lagi. Ya, ampun Tina, kenapa kamu memperlakukan aku begitu lembut..? Kalo sikap kamu begini terus, aku nggak mau sembuh deh. Pengen sakit saja selamanya, biar bisa di ciumin terus sama kamu.

"Sayang, apa kamu ingin di kompres pake air hangat..? Kata kak Tiara, kalo terserang demam sebaiknya dikompres pake air hangat biar panasnya lekas turun."

Aku tersenyum lalu mencoba membuka mataku. Meski masih terasa pusing, aku melihat dengan jelas mata Tina memerah. Apa ia menangis..?

"Jangan khawatir, Tin-Tin. Sebentar lagi aku sembuh, kok." kataku mengusap pipi chubbynya.

"Apa kamu ingin sesuatu..? Susu coklat, teh, atau air putih hangat..? Atau kamu mau sarapan..? Biar ku suapi ya..?"

"Nggak usah sayang. Kamu di sini saja menemani aku." kata ku sambil mengenggam erat telapak tangannya.

"Oke. Kalo kamu masih pusing, tidurlah. Kamu mau di nyanyikan lagu apa..? Bunda Piara, Bintang Kecil, Ambilkan Bulan Bu atau Kupu-Kupu Yang Lucu..?"

Aku tertawa mendengar kata-kata Tina.

Menemukan Cinta Sejati [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang