Cinta memang
tidak harus memiliki,
Tapi aku lebih memilih mati
jika harus berpisah denganmu..🌻🌻🌻
Hikaru POV
Aku dan Ilham tiba di kota Bandung tepat pukul 9 pagi. Kami singgah sebentar di warung kaki lima untuk sarapan. Sambil makan aku menceritakan pada Ilham tujuanku ke Bandung.
"Jadi abang ingin bernostalgia ke Cimahi, ke rumah nenek abang dulu..?"
Aku mengangguk sambil minum seteguk air putih.
"Bukankah dulu abang pernah bilang, rumah nenek abang yang di Cimahi sekarang di kontrakan..?"
"Ya. Tapi rumah itu, sudah setahun kosong. Ayah meminta abang untuk menjualnya karena tidak ada lagi yang mau mengontrak rumah tersebut."
"Lho kok bisa gitu..? Emangnya kenapa, bang..?"
"Entahlah, abang juga tidak mengerti. Desas-desus dari penduduk sekitar, katanya rumah itu berhantu."
"Ah..yang benar saja. Masa' di jaman serba canggih ini masih ada yang percaya hal mistis seperti itu..?"
Aku mengangkat bahu.
Selesai sarapan, kami meneruskan perjalanan menuju Cimahi. Ilham membawa mobil dengan sedikit ngebut karena jalanan sedang sepi dari arus lalu lintas. Dalam waktu setengah jam saja, kami pun tiba di tempat aku menghabiskan masa kecilku. Hmm..kota ini sangat berbeda waktu aku masih sekolah. Dari SD hingga SMP, aku tinggal di kota yang terkenal dengan minuman Bandrek (1) nya ini. Saat SMA aku hijrah ke Jakarta dan hanya pulang ke Cimahi saat liburan sekolah. Dulu kotanya masih sangat tradisional. Sekarang kota Cimahi sangat modern, indah dan tertata rapi.
"Kita kemana dulu, bang..?" tanya Ilham sambil terus memandang ke depan.
"Gimana kita ke rumah Rudi dulu. Rudi itu, teman sepermainan abang waktu kecil. Selama ini, Rudi lah yang menjaga rumah mendiang nenek. Selain itu, nenek Rudi dan nenek abang sudah seperti teman dekat. Waktu abang masih kecil, kedua nenek kami malah saling memberi makanan setiap ada acara keluarga. Sekarang Rudi sudah jadi guru bahasa Inggris di salah satu SMP di Cimahi."
"Oh, gitu ya bang. Apa abang masih ingat rumahnya..?"
"Tentu saja."
Sudah empat tahun lebih aku tidak ke Cimahi, karena kesibukanku bekerja di Jakarta. Untuk melihat kondisi rumah nenek, kadang aku menyuruh Prasetya. Pras, adalah salah satu karyawanku di bagian produksi. Ia juga memiliki loyalitas yang tinggi padaku, sama halnya dengan Adi, Ilham, Stef dan Vino. Tiga bulan yang lalu, aku meminta Pras melihat kondisi rumah nenek. Pras bilang, rumahnya aman terkendali. Yang menganggu cuma keberadaan tikus, kecoa dan laba-laba.
Sebelum tiba di rumah Rudi, aku mengajak Ilham untuk turun sebentar ke mini market. Aku ingin membeli sedikit buah tangan untuk Rudi dan keluarga kecilnya. Rudi sudah berkeluarga dan baru saja di karuniai seorang bayi laki-laki.
Begitu tiba di rumah Rudi, kami di sambut oleh Winda, istrinya dengan sangat ramah. Tapi sayang Rudi sedang tidak ada di rumah. Kata Winda, pagi-pagi sekali Rudi sudah pergi mendampingi muridnya yang ikut lomba pidato bahasa Inggris di pusat kota Bandung. Aku lalu menanyakan keberadaan nenek Rosiah, nenek Rudi. Saat istrinya menyebut nenek Rudi sudah meninggal dua bulan yang lalu, aku kaget dan tidak percaya. Hatiku sedih mendengarnya. Sedih, karena tidak ada lagi tempatku bertanya apa yang sebenarnya terjadi beberapa tahun yang lalu.
"Apa mas Kaka mau melihat rumahnya sekarang, atau nanti sama mas Rudi..?"
"Lebih baik sekarang saja. Saya ingin melihat keadaan rumah karena sudah lama sekali tidak melihat kondisinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menemukan Cinta Sejati [Tamat]
RomanceTina Mariana, seorang cewek tomboy berambut pendek yang jago bela diri taekwondo. Postur tubuhnya 170 cm, fisiknya kurus dan kulitnya kuning langsat. Sejak kecil Tina tinggal di sebuah panti asuhan. Pada usia 14 tahun, Tina bertemu dengan seorang pr...