Cerita 5 : The Baby Girl

4.1K 269 1
                                    

Rindu dan Benci bagai dua sisi mata uang..

🌻🌻🌻

Tina POV

Hari ini hari Minggu. Bang Ilham dan aku memutuskan pergi ke Jakarta menggunakan mobil sewaan. Kami berangkat pagi hari pukul 8, dan tiba pada pukul 2 siang. Setelah membayar uang sewa pada sopir, kami mampir sebentar ke restoran padang untuk makan siang. Selesai makan siang, kami lalu naik angkot ke apartement Hikaru di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

"Abang yakin ini apartemen Hikaru..?" tanyaku begitu kami tiba di tempat tujuan.

"Tentu saja. Ayo kita masuk tapi sebelumnya, kita minta izin dulu sama satpamnya.." balas bang Ilham.

Aku memandang gedung apartement berlantai sepuluh tersebut dengan decak kagum. Wow, sebuah apartement yang sangat mewah..! batinku dalam hati.

Bang Ilham mengobrol sebentar dengan salah satu security yang duduk di posnya. Ada 3 orang security yang bertugas menjaga apartement mewah ini. Ku lihat salah seorang dari mereka mengangguk dan mengizinkan kami masuk.

Bang Ilham mengajakku berjalan menuju lobi apartement yang luas dan masuk ke salah satu lift. Ku lihat bang Ilham memencet nomor 7, dan lift pun serasa bergerak ke atas. Ini pertama kalinya aku naik lift. Aku sedikit canggung, sementara bang Ilham malah santai sambil bersandar ke dinding lift.

"Bang, aku gugup. Bagaimana kalau Hikaru tidak menyukaiku..?" tanyaku sedikit cemas sambil bersandar di samping bang Ilham.

Baru aku sadari, ternyata tinggiku hampir sejajar dengan kuping bang Ilham. Padahal umurku baru 14 tahun. Sedangkan Bang Ilham, lebih tinggi beberapa centi dariku.

Bang Ilham cuma tersenyum memandangku. Sebuah senyuman yang penuh misteri dan membuat aku sedikit deg-degan.

Aku melihat sekali lagi penampilanku. Hari ini aku memakai kemeja kotak-kotak hijau lengan pendek, celana jeans panjang berwarna hitam, serta topi kupluk berwarna hijau daun. Warna hijau adalah warna favoritku. Aku juga membawa ransel yang berisi pakaian ganti dan perlengkapan kebersihan, seperti sikat gigi, odol, sabun, cream pembersih wajah, bedak, dan parfum.

Sedangkan bang Ilham memakai celana jeans belel berwarna biru pudar yang sudah sobek di kedua lututnya, serta baju kaos oblong merk Cardinal dan dilapisi jaket kulit berwarna coklat. Bang Ilham tidak membawa apa pun kecuali uang dan KTP yang di simpan dalam dompetnya yang sudah lusuh di belakang saku celana jeansnya. Bang Ilham bilang, pakaiannya masih ada di apartemen Hikaru, jadi ia tak perlu membawa tas berisi pakaian ganti. Dimana-mana cowok selalu ingin praktis dan tidak mau repot dalam hal apa pun.

Lift berhenti dan pintunya terbuka secara otomatis. Bang Ilham berjalan mendahuluiku di depan. Aku mengikutinya dari belakang dengan perasaan was-was. Bang Ilham berhenti tepat di pintu berangka 77, lalu ia pun memencet bel.

Tidak berapa lama, keluarlah seorang pemuda tampan memakai kaos singlet berwarna biru serta celana jeans pendek selutut berwarna hitam. Tubuhnya tampak kekar dengan otot-otot yang menonjol di lengan dan bahunya. Sedangkan tinggi badannya melebihi bang Ilham beberapa centi. Begitu melihat wajah bang Ilham, ia bersorak senang.

"Ilhaaammm..!" teriaknya senang.

"Bang Hikaaaa..!" balas bang Ilham yang juga terlihat riang.

Mereka lalu berpelukan erat bagai dua sahabat yang melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu.

"Kenapa kamu nggak telfon abang, kalo mau kesini..?" tanyanya usai berpelukan.

"Sengaja, bang. Aku mau kasih surprise (1) buat abang." balas bang Ilham tertawa.

Menemukan Cinta Sejati [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang