Cerita 18 : Jealous

3.3K 223 12
                                    

Tanpa ku sadari, Dirimu sangat berarti untukku..

🌻🌻🌻

Ayaka POV

Aku tersentak mendengar alarm ponsel yang berbunyi di nakas. Aku mengambil ponsel lalu mematikannya. Walau masih sedikit mengantuk, aku tersenyum memandang fotoku dan Tina saat berada di mall kemaren. Foto itu ku ubah menjadi sketch hitam putih dan ku atur sebagai wallpaper di ponselku. Kemaren adalah hari yang spesial bukan saja untuk bang Ilham tapi juga buatku. Tina tidak henti-hentinya membuatku tertawa saat berada di mall, mulai saat aku mengajaknya bermain dance, bermain capit boneka, lalu leluconnya tentang spongebob. Saat ia bercerita, wajah Tina bergerak-gerak lucu hingga membuat aku gemes dan tidak tahan lagi lalu mencium pipinya. Apa aku sudah jatuh cinta pada Tina..? Apa aku nanti akan seperti Papaku yang gay dan mencintai sesama jenis..? Lalu bagaimana kalau keluarga ku tahu dan menentang cinta terlarang ini..?

Ah..Aku memejamkan mata berusaha membuang pikiran-pikiran negatif yang bisa membuatku sedih. Dalam hati aku sangat menyayangi Tina dan selalu ingin bersamanya. Bukan sebagai kakak tetapi sebagai seorang sahabat, mungkin lebih dari itu. Aku melihat layar ponsel dan jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku ingin mencuci di laundry hari ini karena pakaian kotor sudah mulai menumpuk. Aku bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Aku keluar kamar dan melihat bang Ilham dan Tina sibuk di dapur. Sepertinya mereka berdua sedang menyiapkan sarapan.

"Apa ada yang bisa aku bantu..?" tawarku begitu tiba di dapur.

"Oh, Aya. Kamu sudah bangun rupanya. Nggak usah, kami hampir selesai 'kok." kata Tina.

"Kamu mau minum apa, teh atau susu coklat..?" tanya bang Ilham.

"Susu coklat saja, bang."

"Tunggu sebentar ya. Sebaiknya kamu tunggu di meja makan, supaya nanti kita bisa sarapan bareng."

"Oke, bang."

Aku lalu duduk di ruang makan sambil melihat ke arah jendela. Cuaca pagi ini sangat cerah dengan sinar matahari yang begitu terik. Tina meletakkan sepiring nasi goreng dan segelas susu coklat di hadapanku sambil mengedipkan matanya. Aku tersenyum melihatnya dan mulai makan. Aku mengambil kerupuk udang dan mengunyah nasi. Hmm.. rasanya enak dan bumbunya pas. Bang Ilham dan Tina lalu bergabung bersamaku di meja makan.

"Siapa yang bikin nasi goreng, bang..?" tanyaku penasaran.

"Tina. Gimana rasanya..?"

"Enak. Seperti yang pernah di bikin oleh Mamaku."

"Benarkah..?" tanya Tina seakan tidak percaya.

"Iya. Kamu belajar dimana..?"

"Di panti asuhan. Aku belajar dari kak Tiara."

"Hmm..abang setuju sama Aya. Nasi goreng buatan kamu memang enak. Oh, ya nanti abang mau ke kantor bang Hika ada perlu. Kalian nggak apa-apa 'kan abang tinggal..?"

"Ya, bang. Nggak apa-apa 'kok. Emang abang ngapain di kantor bang Hika..?" tanyaku sedikit heran.

"Semalam Adi telfon, ia butuh bantuan abang untuk mengerjakan beberapa pekerjaan penting di kantor."

Menemukan Cinta Sejati [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang