Cerita 35 : The Brown Band

2.2K 174 10
                                    

Aku rindu, Tapi hanya bisa menunggu..

🌻🌻🌻

Tina POV

Aku memasukkan angka pada panel password di atas knop dan pintu pun terbuka secara otomatis. Aku masuk ke apartement dan melihat Aya duduk di sofa TV sendirian sambil makan pizza. Saat berjalan, Aya menoleh ke arahku sambil tersenyum.

"Lho Tin-Tin, kok gitarnya kamu bawa lagi..?" tanya Aya heran. Aku meletakkan gitar di atas meja bar lalu duduk di samping Aya sambil merangkul bahunya.

"Di kasih sama kak Sean secara cuma-cuma, soalnya kak Sean masih punya dua gitar lagi di rumahnya. Kata kak Sean, biar aku semangat main musiknya."

"Wow, keren.."

"Apa kamu sudah minum obat..?"

Aya menggeleng.

"Lho, kok belum sayang..? Ya, udah. Kalo gitu aku ambil dulu obatnya di kamar."

Saat aku berdiri menuju kamar, Aya menahan tanganku.

"Nanti saja, Tin-Tin. Aku benci harus minum obat. Setiap kali aku minum obat, aku selalu ngantuk dan akhirnya ketiduran." kata Aya merajuk. Wajah cantiknya belepotan saus membuat aku tersenyum gemes. Aku mengambil tisue di atas meja lalu duduk membersihkan wajah Aya.

"Sayang, namanya juga obat pasti ada efek sampingnya. Kalo kamu malas minum obat, nanti sakitnya kambuh lagi." kataku lembut lalu meletakkan tisue kotor di samping kotak pizza.

"Kalo aku sakit lagi, 'kan ada kamu yang selalu menjaga dan ngerawat aku." sahut Aya menyeringai jenaka.

"Aku ambilin obatnya, yah..?" kataku berdiri lagi mengabaikan kata-kata Aya.

"Nanti..! Sebentar lagi..!" gerutu Aya tiba-tiba sambil menyilangkan tangannya di dada. Kedua matanya menyipit jengkel dan keningnya berkerut kesal. Aku tersenyum melihat Aya bertingkah seperti bocah. Jika Aya sudah begitu, aku menyerah dan berharap ngambeknya reda sebentar lagi. Sekarang tinggal membujuknya dengan ciuman dan kata-kata mesra. Suatu hal yang sering aku lakukan, saat Aya malas makan atau minum obat.

Aku duduk kembali di samping Aya dan merangkul tubuhnya. Aya membalas memeluk tubuhku dan meletakkan kepalanya di dadaku.

"Oh, ya Ay. Kak Sean menawari aku gabung dengan bandnya untuk tampil di TV minggu depan." kataku mengelus rambut panjangnya.

"Maksud kamu..?"

"Salah satu gitaris band kak Sean mendadak harus pulang ke Manado, karena orang tuanya sakit keras. Kak Sean memintaku menggantikan posisinya. Bagaimana menurut kamu..? Apa aku harus menerima tawaran kak Sean..?"

"Memangnya kamu bisa nge-band..? Kamu 'kan masih pemula."

"Itulah yang membuat aku masih ragu. Aku hanya ingin menolong kak Sean. Kata kak Sean kalo aku mau gabung, aku bakal ikut latihan bareng bandnya di studio mulai besok. Selain itu kak Sean berjanji, ia dan teman-temannya akan membantu aku beradaptasi dengan gaya musik mereka."

Aya mendongakkan wajahnya dan tersenyum. Lalu ia mengecup pipiku.

"Kalo gitu, terserah kamu saja sayang. Apa pun keputusan kamu, aku akan selalu mendukung. Kalo kak Sean yakin dengan kemampuan kamu, aku juga yakin kamu bisa tampil baik bersama band kak Sean."

"Benarkah..?"

Aya mengangguk.

Aku mencium lembut seluruh wajah Aya sehingga membuat Aya tertawa senang.

"Mau meneruskannya di kamar..?" tanyaku berbisik sambil mendekatkan dahiku pada Aya.

"Ya, sayang. Aku mau tapi, gendong aku.." rengek Aya manja.

Menemukan Cinta Sejati [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang