Cerita 26 : Advice (2)

2.2K 219 16
                                    

Mencintai itu perlu pengorbanan, dan pengorbanan yang paling besar adalah menghadapi orang-orang yang tidak menyukai hubunganmu..

🌻🌻🌻

Tina POV

Aku tersentak mendengar alarm pada ponselku. Aku mengambil lalu mematikannya. Aku berbaring lagi melanjutkan tidurku karena hari ini latihan sedang libur, aku ingin sedikit bermalas-malasan. Tiba-tiba terdengar bunyi pesan masuk. Aku lalu mengambil ponselku, ternyata dari Winny. Aku membuka lalu membacanya.

Hai, Tina. Hari ini aku libur. Jalan-jalan ke mall, yuk. Jangan takut, aku bakal traktir kamu. Sekalian temenin aku cari kado buat kak Tiwi. Siap-siap ya, jam 11 aku jemput kamu di apartement.

Rasa kantuk yang ku rasakan mendadak hilang di gantikan oleh rasa kesal. Aku melihat jam di ponsel, ternyata sudah pukul 7 pagi. Aku bangun dan merapikan tempat tidurku lalu mengambil handuk untuk mandi. Selesai mandi, aku mengumpulkan pakaian kotorku untuk di cuci di laundry. Aku juga mengambil seragam taekwondo ku yang sudah kotor dan bau dalam tas ransel. Semua pakaian itu, ku masukkan ke dalam keranjang. Ah ya, aku harus membalas pesan Winny sebelum dia datang menjemputku.

Maaf, Win. Aku nggak bisa. Aku ada keperluan nanti siang. Lain kali saja. Okey..?

Begitu pesan ku kirim, aku sedikit lega. Oke, sekarang saatnya pergi ke laundry. Aku akan sarapan di cafe lantai satu saja, karena cafe bang Haris buka 24 jam untuk melayani kebutuhan penghuni apartement.

Aku memasukkan uang koin dan ponsel ke dalam saku celana jeans lalu membuka pintu kamar. Aku melihat Aya dan bang Ilham sedang sarapan di meja makan sambil mengobrol.

"Tina, ayo sini..! Sarapan dulu." panggil bang Ilham. Ah, kenapa jadi begini? Aku pikir mereka masih tidur. Aku meletakkan keranjang di lantai, lalu berjalan ogah-ogah an menghampiri mereka.

"Nanti saja sarapannya aku makan, bang. Soalnya aku mau ke laundry dulu." kataku tanpa melihat ke arah Aya.

"Kalo nanti, sarapannya jadi nggak enak. Kamu kenapa, sih? Akhir-akhir ini nggak mau sarapan dan makan malam bareng abang lagi..? Ada apa..?"

Aku menggeleng. "Nggak ada apa-apa 'kok bang."

"Kalo gitu, duduk sini. Kita sarapan bareng. Tadi abang beli lontong sayur buat sarapan. Kamu suka, 'kan..?"

Ugh, terpaksa aku duduk. Aku memilih duduk di sebelah bang Ilham dan membuka sarapanku.

"Oh, ya. Hari ini abang cuti. Kalian berdua mau jalan-jalan kemana..? Kita bisa pergi ke mall, pantai, waterpark atau wisata kuliner hari ini." kata bang Ilham.

Aku diam tidak peduli dan cepat-cepat menghabiskan sarapanku. Aya juga tidak bicara. Dari sudut mataku, aku melihat Aya menatap ke arah jendela.

"Aku nggak bisa, bang. Abang saja yang pergi sama Aya." kataku.

"Lho, 'kok gitu..?"

"Aku ada janji sama Winny, teman satu klub nanti siang. Rencananya kami akan cari kado buat kak Tiwi yang ulang tahun kemaren." jawabku berbohong. Padahal ajakan Winny, baru saja ku tolak.

"Hmm, baiklah. Aya, kamu mau kemana..? Abang akan antar kamu jalan-jalan. Oh, ya. Sekalian saja kita ajak Stef, ia pasti mau."

"Aku ingin di rumah saja, bang. Aku lagi nggak mood jalan-jalan hari ini." jawab Aya lesu sambil menatap jendela lagi. Aku lihat sarapannya masih banyak, tapi sepertinya Aya tidak mau menghabiskannya. Sementara bang Ilham bergantian memandang kami berdua. Wajahnya berkerut penuh dengan tanda tanya.

Menemukan Cinta Sejati [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang