keesokan harinya, pluem kembali duduk di belakang kemudi namun kali ini dengan frank yang duduk di sebelahnya dengan wajah ceria. sesuai permintaan, mereka menuju rumah paman mereka, tae.
tae merupakan kakak sepupu dari ayah mereka, tay. hari ini semua keluarga berkumpul untuk merayakan pertunangan adik ipar tae, august dengan pacarnya sejak sma, ngern. terakhir kali bertemu mereka pluem baru masuk smp.
"ini cuma keluarga apa ada yang di undang?" tanya pluem ke adiknya yang asyik mainan hp "si drake naik motor kan, bisa apa sambil chat?"
"bukan, ini phuwin kak"
pluem cuma melirik adiknya yang tersenyum penuh arti, meski jarang bertemu tapi sebenarnya mereka cukup dekat. saat frank ada masalah dia selalu menghubungi pluem terlebih dulu, sehingga pluem paham dengan pasti sikap frank.
"btw, tadi kakak nanya kan" frank menyimpan hp nya dan menoleh ke arah pluem "kata dad, ada beberapa temen mereka yang ikut datang, oh ya, paman off juga ke sana"
"siapa?"
"kakak belum ketemu paman off ya, itu tetangga sebelah rumah yang baru, ternyata dulu teman satu univ dad dan senior mom. lalu kalo nggak salah, paman tae kan senior dad, jadi mereka kenal. kemarin mom cerita katanya dulu tiap dad sama paman off sering bikin masalah dikampus, paman tae yang bantuin"
pluem hanya ber oh ria mengingat orang yang dilihatnya kemarin "siapa lagi?"
"hmm, mungkin paman white, sahabat paman august dan ngern. terus paman tul, kakak masih ingat mereka kan?"
"paman tul, senior nya dad? yang bikinin desain rumah kita itu?"
"iya, ternyata paman tul dan paman tae itu berteman, bertiga sama paman max, mereka mantan hazer"
pluem menghela nafas, semua yang di sebut frank dia kenal, hanya saja memang sudah lama dia tidak bertemu dengan mereka, pasti banyak pertanyaan yang harus dijawab. pluem paling malas jika harus menjelaskan panjang lebar dan mengkalkulasi kemungkinan untuk kabur.
'mungkin paman tee mau bantu' pikir pluem, suami tae itu satu satunya orang yang membuat pluem tidak keberatan berinteraksi lama, mungkin karena sebagai dokter psikolog, tee dapat membaca sikapnya yang kurang nyaman sehingga membantunya. selain paman tee, tunangan paman white, captain juga sering membiarkan pluem sendiri.
sesampainya di rumah tae, pluem hanya duduk melihat saudara dan teman dekat para orang tua mengobrol. pluem melirik frank yang asyik membahas makanan bersama plann, sepupu mereka. bukannya dia tidak ingin bergabung, tapi pluem tidak paham apa yang mereka bicarakan.
"thank god, ada juga orang baru seperti ku" tiba tiba anak yang dilihatnya kemarin berdiri di depannya dan dengan santainya duduk di sebelahnya "kamu juga baru kan? daritadi aku di sini rasanya seperti salah tempat, semua orang sudah saling kenal, cuma aku yang asing"
pluem memandang anak di hadapannya berpikir 'kalau tidak salah namanya chimon, anak paman off, tetangga baru mereka'
"aku chimon" katanya "anak papi off, selama ini kami tinggal di luar provinsi dan baru pindah bulan ini. rumah kami di sebelah paman tay" lanjutnya menunjuk ayah pluem "sebenarnya aku satu kampus sama anaknya, frank, tapi dia telat datang dan sekarang kayaknya dia sedang sibuk ngobrol, aku kurang paham mereka berdua ngobrol apa jadi mau gabung bingung"
"makanan" kata pluem yang sudah hafal tema obrolan adik dan sepupunya, plann kuliah di jurusan boga dan frank terobsesi dengan makanan sehat karena drake punya riwayat penyakit kanker, dia selalu ribut kalau sudah menyangkut masalah kesehatan drake.
chimon memandang pluem heran, kenapa dia bisa tahu padahal sejak datang pluem hanya sibuk dengan hp di tangan sedangkan chimon saja yang dari tadi duduk bersama mendengarkan obrolan mereka bingung. pluem hanya mengangkat bahu acuh.
"btw, kamu siapa?" tanya chimon
sebelum pluem sempat menjawab, white datang menghampiri mereka
"oh pluem, datang juga akhirnya"
pluem tersenyum "iya, nganter frank, drake ada urusan"
"btw, captain diminta jadi pelatih bulutangkis tim nasional, masih tetap nggak minat masuk tim nih?"
"cuma hobi paman, lagipula saya nggak seberbakat paman capt"
"woi white, jangan mempengaruhi anak ku, bikin anak sendiri sana kalau mau nyari penerus" seru tay yang di sambut tawa banyak orang
pluem melihat tatapan bingung chimon dan untuk pertama kalinya dia memulai pembicaraan secara sukarela.
"paman captain dulu atlet nasional bulutangkis sebelum berhenti karena cidera" bisik pluem pada chimon yang mengangguk dan ber oh tanpa suara
"kalau chimon, sukanya apa? punya hobi atau ada minat mau apa?" tanya white lagi yang disahut seruan serupa dari off
"eerr, nggak ada paman" jawab chimon singkat sembari tersenyum sopan
pluem yang masih memperhatikan chimon menangkap perubahan sikap nya, saat berbicara dengannya tadi anak disebelahnya memberikan kesan easy go sementara sekarang tiba tiba sikapnya berubah menjadi kaku.
"chimon suka photography paman" sela pluem akhirnya saat melihat chimon semakin merasa tidak nyaman saat white menanyainya semakin detil
"oiya, tadi katanya chimon sedang cari objek foto kan, paman tae punya taman yang bagus, ayo kuantar" lanjut pluem menarik chimon berdiri
frank yang melihat kakaknya bersikap ramah dengan orang baru menelengkan kepala penasaran.
🌈☀
"ah, lihat bagus kan mon" kata pluem ketika mereka sudah sampai di halaman belakang "kupanggil mon boleh kan?"
chimon berguman meng iyakan, mata nya lebih terfokus pada tanggan pluem yang masih bertautan dengan tangannya. pluem yang sadar masih menggandeng tangan chimon segera melepaskan tangannya dan memasang senyum manis
"dari mana kamu tahu aku suka photography?" tanya chimon mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mengakui tempat itu memang tertata rapi dan indah
pluem memutar badannya sehingga berhadapan dengan chimon sepenuhnya kemudian mengulurkan tangan, meraih pendant yang dikenakan chimon
"ayah temanku suka photography dan dia punya pendant yang sama dengan ini, di dalamnya berisi foto orangtuanya, temanku dan mamanya. punya mu apa? boleh kubuka?"
chimon menunduk menatap tangan pluem yang memegang pendant berbentuk album foto miliknya sembari berguman menjawab "masih kosong, tidak kuisi apa apa"
pluem yang tetap membuka tanpa sadar mendekatkan kepalanya ke arah chimon. saat hendak bertanya kenapa belum di isi, pluem yang mengangkat kepalanya bertepatan dengan chimon yang juga mendongakkan wajahnya sehingga mereka bertatapan dengan jarak yang sangat dekat
selama beberapa saat pluem hanya menatap mata chimon sebelum akhirnya melepaskan tangannya dan mundur selangkah agar jarak mereka tidak terlalu dekat
"paman white memang begitu sifatnya, tidak ada maksut apa apa, santai aja" kata pluem merubah topik "dia itu terkenal di dunia bisnis, paman white juga yang menarik dan menyadari bakat paman tae di dunia bisnis. ah, sebenarnya hampir semua yang tadi di dalam itu terbantu berkat paman white sih"
"kok kamu bisa tahu banyak?"
"ah, sebenarnya aku sudah kenal mereka lama, tapi tiap ada pertemuan seperti ini aku kabur" pluem tersenyum "aku pluem, kakak frank"
chimon memandang pluem selama beberapa detik sebelum berseru
"frank punya kakak?!"
💃 tbc 💃
KAMU SEDANG MEMBACA
the kid ship
Fanfiction⚠ trigger warning for mental illness issue ⚠ pluemon and junfiat story with frankdrake. pluem got new neighbour, and they have a kid who become his little brother classmate. when his best friend, fiat, got to know if the senior who always bothering...