"drake"
frank menggerakkan bahunya yang menjadi tempat fav drake untuk tidur setiap kali mereka menonton film."drake" ulang frank
drake terbangun dan melemaskan tubuhnya "oh, sudah selesai, film nya bagus ya"
"bagus apanya, kamu tidur aja dari tadi" kata frank sembari berdiri dan melangkah keluar kamar
"frank, jangan marah dong, maaf deh. semalam drake baru tidur jam lima, bantuin phuwin buat tugas sekolahnya"
drake mengejar frank yang sudah membuka pintu kamar, menahannya agar berbalik dan mencoba beralasan
"kamu selalu gitu drake, tiap nonton film di kamar pasti ketiduran"
"ya, habis kamarmu enak sih, sejuk, tenang, apalagi ada kamu, nyaman" sahut drake tersenyum memasamg wajah imut
"frank nggak akan kemakan kalimat manis mu kali ini"
frank berbalik melangkah keluar dan hampir bertabrakan dengan pluem yang lewat di depan kamarnya
"ah, maaf kak. frank nggak lihat kakak"
pluem menatap drake yang tersenyum bersalah sebelum berlari menyusul frank yang dengan acuhnya melangkah turun ke bawah. jarang jarang melihat kedua anak itu bertengkar, pluem mengurungkan niatnya masuk kamar dan memilih untuk bersandar pada pagar pembatas, melihat dari atas.
"frank, maaf deh" drake berusaha meraih tangan frank yang dihindari oleh frank "frank kan tiap nonton di bioskop juga pasti ketiduran, drake nggak pernah marah tuh"
"kapan?" frank berbalik menghadap drake, kedua tangannya terlipat di depan dada.
"ee..." drake berusaha mengingat, bukan karena mereka sudah lama tidak ke bioskop, tapi karena sebenarnya drake agak lupa lupa ingat apakah benar frank pernah ketiduran atau tidak.
"frank kasih tahu ya, dulu tiap frank tidur itu sebelum kita jadian jadi frank memang sengaja cari alasan biar bisa sandaran ke drake"
drake mengedipkan matanya beberapa kali, dia tidak pernah sadar jika frank hanya pura pura tidur. dan memang setelah mereka pacaran, frank tidak pernah ketiduran. tapi memang sering meletakkan kepalanya pada bahu drake.
"oh... hehehe" drake hanya bisa tertawa karena tidak tahu harus mengatakan apa
sementara itu di atas, pluem menutup mulutnya agar tidak kelepasan tertawa. melihat interaksi frank dan drake memang kadang membuatnya malas jika mereka sudah mulai saling bertukar kata manis, tapi jika sedang seperti sekarang merupakan suatu hiburan tersendiri.
"kenapa ketawa" tukas frank "frank sedang marah ini"
"ee, nggak kok" drake menggaruk kepalanya "jangan marah ya, uh, pacar drake kan baik masak gitu aja marah"
frank menepis tangan drake yang terulur ke arah kepalanya, hendak mengusap rambut frank
"jangan kira frank nggak bisa marah ya" frank menunjuk wajah drake
pluem selalu heran dengan frank, karena setiap kali marah nada suara frank tidak pernah berubah. dan jika pluem pikirkan lagi, frank hanya punya satu nada saat bicara, kecuali saat frank merajuk, frank selalu menggunakan cara bicara dengan nada manja seperti anak kecil.
mungkin inilah yang menyebabkan frank susah didekati. sama seperti pluem, lingkungan frank juga tidak begitu luas karena tidak banyak yang bisa menghadapi sifat datar frank. frank memang bisa bersikap ramah dan sebagainya, tapi jika sudah mengenal dekat seseorang. jika belum dia hanya akan diam saja. berbeda dengan pluem yang bisa bersikap ramah pada semua orang dan bersikap seenaknya jika sudah kenal dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
the kid ship
Fanfiction⚠ trigger warning for mental illness issue ⚠ pluemon and junfiat story with frankdrake. pluem got new neighbour, and they have a kid who become his little brother classmate. when his best friend, fiat, got to know if the senior who always bothering...