high-five

3.8K 439 51
                                    

“mom” sela pluem saat new masih menasehati tentang tipe dan pentingnya makanan yang sehat “pluem kan beli makan di food court depan dorm, mana tahu bahannya apa”

“makanya mom bilang, kalau pluem di rumah kan mom bisa perhatiin, lagian ntar kalo pluem sakit gimana, kan jauh nak, ....

“......(mom) mama nggak bisa ngerawat (pluem) fiat”

“eh?” pluem dan new menoleh bersamaan saat mendengar kalimat yang sama juga terucap dengan nama berbeda di belakangnya. tidak jauh dari mereka berdiri seorang laki laki dengan anak seusia pluem yang juga sedang menoleh ke arah mereka.

“kak new?!”

new yang menyadari siapa orang yang berdiri di depannya tanpa sadar melangkah ke belakang pluem, membuat pluem memandang heran.

“kit?”

“iya, kak” sahut orang yang ternyata bernama kit itu “kok kakak bisa ada di sini? oh, ini anak kak new ya, jangan jangan mau masuk asrama juga? wah kebetulan anak saya juga. fiat sini, kenalan dulu sama senior mama waktu kuliah”

anak yang di panggil fiat berjalan mendekat, memperhatikan pluem dan new, kemudian memberi salam  “halo, nama saya fiat”

“pluem” sahut pluem  menarik pakaian new

“ah, hai fiat” kata new sedikit terkejut sembari tersenyum kaku. belakangan pluem tahu reaksi new itu disebabkan karena dulu ternyata kit saat jadi head hazer pernah salah sasaran ke new yang disangka maba olehnya.

“kak new” panggil kit

“hah?”

“kak new sendiri?”

“oh, nggak, sama tay kok. kit sendiri, nggak sama sing?”

“kak sing sedang mengambil barang di mobil, paling sebentar lagi ke sini, ah itu dia”

new berpaling dan melihat sahabat lamanya, singto, berjalan bersama tay.

“new, apa kabar?” sapa singto “kebetulan, kata kak tay, anak kalian akan masuk sini, titip anak ku ya” tambahnya bercanda

“ah, ide bagus” seru kit yang kemudian berjongkok agar bisa sejajar dengan pluem “nak pluem, titip fiat ya, dia ini agak susah berteman, turunan papanya”

tay dan new hanya bertukar pandang karena tahu pluem meski tidak kesulitan mencari teman tapi tipe anak yang sebenarnya lebih suka menyendiri. sifat pluem lebih banyak menurun dari new yang hampir sebelas duabelas dengan sifat singto. perbedaan pluem dan new adalah jika new benar benar tidak tahu cara memulai interaksi, pluem lebih kepada dia malas untuk memulai interaksi.

tay sempat heran kenapa new bisa dekat dengan singto, karena menurut tay sifat singto susah didekati, jika bukan karena dia teman baik new dan mereka sama sama suka fotografi tay tidak yakin dia bisa berteman dengan singto. sementara new, tay sudah mengenal new sejak lama sehingga paham jika masalah new hanya karena dia tidak tahu bagaimana cara memulai berinteraksi dengan orang. sampai sekarang awal pertemanan new dan singto masih menjadi misteri bagi tay.

pluem hanya mengangguk sambil tersenyum pada kit dan fiat sebelum melihat ke arah tay yang menepuk kepalanya pelan. singto yang berdiri di sebelah tay melihat pandangan pluem yang di tujukan pada tay. untuk sesaat singto agak ragu, tapi kemudian mendekati fiat.

sementara new mengobrol dengan kit mengenai beberapa aturan asrama dan segala kebutuhan untuk mengantisipasi kenyamanan anak anak mereka. tay memastikan lagi keinginan pluem untuk tinggal di asrama.

“pluem, tetap mau di asrama?” tanya tay “pleum tidak mau di rumah saja, temanin frank main, sama mom dan dad?”

“pluem di sini saja dad, dad kan sudah janji apapun mau pluem dad ikut”

the kid shipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang