⚠ warning for mental illness issue ⚠
🙈🙉🙊
"hei, disini ternyata, kucariin ke kelas ngak ada" nanon duduk di samping chimon yang mengacuhkan nanon "masih mikirin masalah kak oaujun kemarin?"
mereka berada di taman belakang sekolah, chimon menemukan tempat itu saat hari pertama dia masuk dan menjadikannya tempat fav untuk menyendiri karena memang tidak banyak yang mendatangi taman itu.
chimon tetap berbaring menatap langit, pikirannya melayang ke masa kecilnya, dia masih ingat dengan jelas suara teriakan yang selalu menggema dan rasa panas yang menjalar di tubuhnya.
"aku beruntung kan" kata chimon lebih kepada dirinya sendiri daripada untuk nanon "kalau papi off dan mami gun tidak membawaku pergi, mungkin aku akan seperti kak oaujun"
"hei, kita tidak tahu pasti apa yang terjadi pada kak oaujun"
"aku mengenali gejala awal serangan panik nya" guman chimon "aku familiar dengan itu"
chimon melayangkan pandangannya ke langit memutar kembali memori lama yang ditutupnya rapat rapat...
.......
hari itu suasana hati ayahnya buruk, karena itulah chimon memilih pergi dari rumah setelah mendapat bentakan, memar di tubuhnya karena kejadian kemarin masih belum hilang, chimon enggan mendapatkan tambahan lagi.
ayahnya baik, tapi jika suasana hatinya buruk, maka dia akan menjadi sangat berbeda, membentak bahkan memukul sudah merupakan hal biasa bagi chimon, namun terkadang ada kalanya ayahnya hanya diam dan sama sekali tidak mengacuhkannya.
chimon paham jika dia tidak diharapkan, setiap kali meracau, ayahnya selalu bilang semua hal yang terjadi padanya adalah salah chimon. namun di saat kondisi ayahnya baik, dia merupakan ayah yang perhatian. tetap saja kadang chimon berharap ayahnya selalu bersikap baik, mereka hanya berdua dan chimon selalu iri saat nelihat nanon dan ayahnya bisa bercanda dengan bebas.
ibu nanon mengatakan, ayah chimon sakit, karena itulah dia bersikap seperti dua orang yang berbeda. belajar dari pengalaman, setiap chimon melihat bahwa kondisi ayahnya memburuk dia pasti akan memilih untuk menghindar, biasanya dia akan mengungsi ke tempat nanon, tapi hari ini sahabatnya itu sedang tidak di rumah, karena itulah chimon terdampar di taman saat ini.
"sedang apa?" sebuah suara menyapa, chimon mendongakkan kepalanya dan mendapati seorang anak berdiri di depannya
chimon hanya diam, memalungkan wajah
"ah, tidak mau bicara dengan orang yang tak dikenal ya, bagus itu" anak itu mengikuti chimon, duduk di ayunan di samping chimon "kadang aku berharap adik ku memahami konsep itu"
chimon memandang anak itu, tertarik, dia anak tunggal, meski ada nanon yang dianggapnya saudara tapi kadang chimon berpikir akan menyenangkan jika punya adik. tapi detik berikutnya dia menampik kembali pemikirannya 'tidak, mungkin lebih baik tidak dengan kondisi ayahnya yg seperti itu'
"kenapa? ini hari yang bagus, tidak begitu panas anginnya juga sejuk. kenapa sendirian di sini?"
"aku kabur dari rumah" jawab chimon kembali menunduk teringat situasinya. dia bisa nerasakan jika anak di sebelahnya memperhatikannya.
"hmm, aku juga sih" chimon kembali memandang anak itu "lebih tepatnya kabur dari dorm" anak itu menjelaskan bahwa dia tinggal di dorm sekitar dua tiga blok dari tempat mereka.
"kenapa kakak kabur?" tanya chimon
"orang tua ku datang menjenguk, aku malas bertemu mereka. mom pasti ribut menanyakan kondisi ku selama ini, dad juga akan menanyakan apa saja yang kukerjakan, adikku... ah, kalau dia sih tidak masalah, dia dapat teman main di sini, cuma kalau hari ini kupikir dia bakal nempel denganku, tidak mau lepas"
KAMU SEDANG MEMBACA
the kid ship
Fanfiction⚠ trigger warning for mental illness issue ⚠ pluemon and junfiat story with frankdrake. pluem got new neighbour, and they have a kid who become his little brother classmate. when his best friend, fiat, got to know if the senior who always bothering...