the crossroads

2.8K 317 72
                                    

jika ada hal yang paling tidak fiat sukai itu adalah rak tinggi. fiat merutuki siapapun yang mempunyai ide membangun sebuah benda secara vertikal. berdecak kesal saat tidak menjumpai tangga di sekitarnya. inilah kenapa fiat lebih suka ke perpus fakultas, di sana raknya masih ukuran normal, tidak setinggi di sini.

"harusnya di perpus ada tangganya dong, rak tinggi gini gak di sediain tangga" gerutu fiat menatap buku yang dibutuhkannya kesal. buku yang membuatnya terpaksa mendatangi tempat yang paling dihindarinya, dan kenapa juga itu buku harus di atas letaknya.

berniat untuk melompat, fiat hendak melangkah mundur, tapi belum sampai setengah langkah badannya sudah membentur sesuatu pelan. sebuah tangan terulur melewatinya, meraih buku yang sejak tadi fiat incar sementara tangan lain bertopang pada rak tepat sejajar dengan kepala fiat.

fiat memutar tubuhnya dan menemukan oaujun yang menawarkan buku bermasalah tadi padanya.

"ini" kata oaujun

"thanks" fiat menerima buku dengan kedua tangan dan menatap oaujun bingung saat seniornya itu tidak melepaskan tangannya dari buku meski sudah dipegang fiat.

"kak... "

mereka bertatapan dalam diam. sebuah senyum samar muncul di wajah oaujun yang kemudian menepuk pelan bahu fiat dan berbalik meninggalkan fiat yang masih mematung.

dada fiat bergemuruh, sebenarnya sejak dulu setiap berurusan dengan oaujun jantung fiat harus bekerja ekstra, namun tidak pernah separah ini. fiat sadar pesona oaujun sudah bukan hal yang aneh di kampus mereka, banyak anak yang meng idolakannya. sosok oaujun yang ramah, murah senyum dan selalu ceria merupakan daya tarik tersendiri di samping wajah dan kemampuan otaknya. tapi sosok seniornya yang tenang seperti sekarang membuat charm yang dimilikinya menjadi dua kali lipat. fiat memukul mukul pelan dadanya, berusaha menetralkan jantungnya.

"au, tumben di sini?" sebuah suara mengagetkan fiat.

"pluem, ngapain di sini?"

"lah, masih nanya. ini perpus kampus mas, saya nyari makan di sini" jawab pluem

fiat ingin sekali melayangkan buku ditangannya ke kepala pluem, tapi yang bersangkutan lebih banyak membawa buku dan lebih tebal, fiat tidak ingin ambil resiko. reflek pluem kadang mengerikan.

"bukan apa apa, udah ya, bye"

fiat bergegas pergi meninggalkan pluem yang mengangkat bahu nya acuh dengan tingkah sahabatnya, berjalan menuju arah berlawanan dimana tadi dia meninggalkan buku buku nya.

belum lama kembali berkutat dengan buku, pluem mendengar seseorang menarik kursi yang berada di depannya.

"pluem" sapa orang itu sembari meletakkan buku di meja "kosong kan"

"ah, kak oaujun, iya kak, ngerjain skripsi?"

"iya, habis konsultasi sama dosen tadi, masih ada perbaikkan sedikit"

berdua mereka tenggelam dalam buku dan tugas masing masing sampai pluem tiba tiba menyadari suatu keanehan. tadi dia hanya sekilas dan tidak begitu memperhatikan saat menyapa oaujun, pluem mendongakkan kepalanya dan mengamati oaujun yang asyik dengan buku di depannya.

"kak" kata pluem "kakak pakai kacamata?"

"hah? oh, iya. sudah lama, tapi hanya kupakai kalau di kelas atau saat membaca"

pluem berguman menganggukkan kepala masih tetap memperhatikan seniornya itu "kakak berubah"

oaujun hanya memperlihatkan senyumnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku "nggak. sudah dari dulu kok, hanya saja aku tidak pernah memperlihatkan sikap ini pada kalian"

the kid shipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang