Suasana SMK Taruna Bangsa sangatlah ricuh, karena tengah mengadakan sebuah bazar di halaman sekolah, acara tersebut diadakan oleh seluruh murid kelas sebelas.
Jantung Natha tidak henti-hentinya berdetak sangat keras, pasalnya ia dan kelompoknya bertempat di area depan kelas Azka. Ia tidak bisa berkata apa-apa, mendapat tempat di situ membuatnya senang atau sebaliknya, padahal di hari sebelumnya ia rela menyeret meja dari lantai dua hingga ke bawah agar mendapat tempat yang jauh dari kelas Azka, tapi takdir berkata lain, sebuah perintah mengharuskannya melaksanakan bazar di area depan kelas Azka.
Ketika bazar telah dimulai, perwakilan dari suatu kelompok, mempromosikan serta menjual hasil karyanya yang kebanyakan berupa makanan dan minuman.
"Kita mau jual dikelas berapa nih ri?" Natha mencoba bertanya pada Ria, yakni teman sekelompok nya.
"Gimana kalau kelas X A dulu."
"Yasudah, aku nurut saja."
Ketika Natha dan Ria tengah ingin menaiki tangga, tiba-tiba ria menghentikan langkah cowok yang tengah ingin menuruni tangga.
"Eh, kak... Kak... Kakak nggak beli? Ini enak loh." Ucap Ria dengan semangatnya.
Nathapun ikut berhenti, alangkah terkejutnya dia ketika cowok yang dihentikan oleh Ria adalah Azka. Secepat mungkin Natha langsung memalingkan wajahnya.
"Nggak, maaf saya harus Buru-buru." Terdengar suara Azka yang begitu indah di telinga Natha.
"Ayolah kak, cuma lima ribu doang." Ria tetap kekeh memaksa.
"Kayaknya nggak dek, teman saya masih belum bayar SPP bulanannya." Kini giliran teman azka yang menyahut.
"Lah apa hubungannya dengan SPP? Lagian harganya nggak semahal bayar SPP. " Ria masih berbicara pada kedua cowok tersebut, meskipun sang empu-nya sudah jauh di sana.
"Sudah Ria, dia sudah pergi, kamu nggak malu dilihatin anak-anak." Natha mencoba menghentikan aksi Temannya setelah Azka dan temannya benar-benar hilang dari pandangan. Sumpah ia sangat malu dengan kejadian tersebut.
Setelah putar-putar menjual hasil jualannya Natha dan Ria kembali ditempat bazarnya.
"Gimana sudah habis?" Tanya Lola pada Natha dan Ria.
"Udah dong, kalo gue yang jual pasti laku semua." Ujar Ria dengan lagak sombongnya.
"Heleh, paling juga kebetulan." Lola mulai mencibirnya.
"Udah jangan debat mulu, yang penting dagangan kita laku." Natha menghentikan perdebatan antara Lola dan Ria.
"Iya, lagian apa gunanya kalian debat sih." Timpal salah satu anggota kelompoknya.
"Y." Jawab Lola dan Ria secara bersamaan.
Acara bazar telah usai, Natha dan kelompoknya, membersihkan area tempat tersebut.
Lola menepuk bahu Natha pelan. "Nat, gue bersihin bagian sana ya, lo bagian sini aja."
Natha pun membalasnya dengan anggukan kepala.
Ketika Lola tengah membersihkan tempatnya, tiba-tiba seseorang sedang memanggilnya.
"La, ikut gue yuk.""Lyli? ngapain lo ngajak gue, yang lain kan bisa." Lola tetap fokus pada kegiatannya meskipun Lyli sedang mengajaknya bicara.
"Iihh, sebentar, gue haus nih, ayo ikut gue ke kantin, sekalian gue mau ketemu Devan, lo nggak mau apa gue ajak ketemu pacar lo."
"Lo ada perlu apa sama Devan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
RandomNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...