"Kamu mah gengsinya kegedean, hingga membuatku terlalu capek nunggu kepastian."
***
Seperti ucapannya kemarin, Azka bersepakat untuk bertemu Natha di taman belakang sekolah, sebelumnnya Azka tidak pernah menyangka jika takdir sempat mempertemukan dirinya dengan gadis seaneh Natha.
"Maaf kak, saya lama ya?" tanya Natha dengan raut bersalah, ia tidak enak hati jika laki-laki yang duduk didepannya ini menunggu lama hanya karena dirinya.
Azka langsung mendongak, menatap Natha sekilas, lalu pandangannya tertuju pada jam yang melingkar ditangan kirinya.
"Nggak juga," jawab Azka santai.
Natha langsung menghelakan nafasnya lega, ia langsung mendudukkan diri disamping Azka, meskipun cowok itu tidak menyuruhnya.
"Lo mau ngomong apa?"
Natha membuang nafasnya pelan, ketika cowok disampingnya itu tidak pernah lepas dari ponselnya.
"Gimana saya mau ngomong, jika sedaritadi kakak selalu fokus sama ponsel kakak."
Azka langsung memasukkan ponselnya kedalam saku, setelah mendengar ucapan Natha barusan.
"Maaf." manik hitam itu menatap Natha penuh kehangatan.
"Kakak nggak usah minta maaf, kakak nggak salah kok harusnya saya yang minta maaf ka--"
"Nggak usah di perpanjang," potong Azka.
"Eh maaf." Nathapun hanya bisa bercengir kuda saat Azka menatapnya malas.
"Sebenarnya lo mau ngomong apa? Kayaknya nggak penting banget."
"Ini penting kak," ujar Natha membenarkan.
"Gue kasih waktu satu menit!"
"Ha? Apa?" ujar Natha gelagapan, ia tidak menyangka jika Azka seirit itu dengan waktu.
"Tiga detik sudah berlalu," Azka memandang jam yang melingkar manis dipergelangan tangan kirinya dengan santai.
Natha menggigit bibir bagian bawahnya, ia tidak tau harus memulai ucapannya dari mana.
"kak tolong jangan di wak--"
"Sepuluh detik sudah terbuang gara-gara lo kelamaan."
"Eh, tapi saya--"
"Waktu terus berjalan."
Natha sangat gugup campur gelagapan, ia tidak bisa jika bicara menggunakan durasi waktu yang ditentukan seperti ini.
Azka mengerutkan keningnya ketika melihat cewek disampingnya itu terlihat kebingungan, "tinggal ngomong susah banget."
"K-kakak--"
"Lima puluh detik sudah terbuang karena lo kelamaan bengong."
"Kakak sudah suka sama saya belum?" Tanpa rasa malu, kata itu keluar begitu ringannya dari mulut Natha.
Azka langsung terdiam. Tidak lama kemudian mulutnya mulai bersuara.
"Apa?"
"Kakak sudah suka sama saya apa belum?" Dengan polosnya Natha mengulang pertanyaan konyolnya itu.
Azka langsung membuang muka kearah lain, ia memejamkan matanya sejenak sebelum melontarkan jawaban yang pas untuk cewek aneh disampingnya itu.
"Nggak tau," jawab Azka sambil mengangkat kedua bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
DiversosNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...