Part 25 (Sepucuk surat masa lalu)

1.1K 46 0
                                    

Untuk kedua kalinya Natha melihat arah sekitar yang begitu familiar di otaknya, bau obat, infus, dan rasa pening yang pernah ia alami beberapa bulan yang lalu.

Dan ketika ia membuka mata, sosok Algalah yang muncul disampingnya, namun sekarang kenapa berbeda?

Bukan Alga yang berada disampingnya, melainkan sosok yang sangat sulit ia gapai, sangat sulit ia luluhkan hatinya, namun dengan bodohnya ia masih menyukainya. Iya, sosok lain itu adalah Azka.

"K-kak Azka?" Suara Natha sedikit serak, karena efek dari komanya, Natha baru membuka matanya setelah satu bulan lebih ia mengalami tidur panjang.

"Lo udah sadar." Azka langsung mendongak, matanya berbinar ketika melihat manik mata Natha telah terbuka.

Tatapan itu, kenapa tatapan Azka sangat berbeda? Dimana tatapan sinis itu? Dimana tatapan tajam itu? Dimana tatapan dingin, angkuh, dan yang terakhir kali dimana tatapan Azka yang sangat benci padanya? Kenapa tatapan itu berubah menjadi hangat, iya tatapan ini yang Natha harapkan sejak dulu, tapi apakah mungkin sosok Azka bisa berubah setenang ini pada Natha? Apakah ini hanyalah mimpi.

"Nat, lo kenapa?" tanya Azka begitu tenang tidak seperti biasa yang sangat angkuh.

"K-kak." Entahlah Natha tidak bisa mengungkapkan apa-apa lidahnya kelu, perasaan apa yang sedang ia rasakan hari ini, senang, haru, terkejut, atau entahlah ia tidak bisa menjabarkannya.

"Lo bodoh banget sih. Lo nggak tau? Kalo yang lo lakuin ini bisa aja renggut nyawa lo."

Satu tetes benda bening telah lolos dari mata Natha, Azka yang melihatnya pun langsung mengusap dengan tangannya.

"Kakak pikir saya harus diam aja. Lihat kakak hampir celaka?"

Azka langsung membeku.

"Lain kali jangan lakuin hal bodoh lagi demi gue," ucap Azka memperingatkan.

***

"Lo udah makan?"

Tanya cowok yang tiba-tiba masuk ruangan Natha, ia masih mengenakan seragam sekolahnya, ia langsung menaruh tas ranselnya pada kursi yang berada di sudut ruangan itu, dari sekolah ia tidak sempat pulang justru ia malah langsung kerumah sakit untuk menjenguk Natha.

"Kakak baru pulang sekolah?" tanya Natha, kini keadaannya agak membaik daripada kemarin.

Azka menganggukkan kepalanya, ia langsung mengambil duduk disamping Natha.

"Gue tanya tadi lo nggak jawab."

"Tanya apa?"

Azka menghelakan nafasnya sejenak, "lo udah makan apa belum? Kalo belum biar gue cariin makanan."

"Oh, udah kok, tadi saya sudah dikasih makan sama suster," ujar Natha tidak lupa dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Oh yaud--"

"Permisi." Suara Azka langsung terhenti ketika ada seseorang yang membuka pintu ruangan tersebut.

Azka pun langsung menoleh kearah suara tersebut.

Dilihatnya seorang suster sedang membawa nampan berisi makanan.

Azka mengerutkan dahinya, "bukannya tadi udah kasih makanan ya?" tanya Azka pada suster tersebut.

"Pasien nomor ruangan 245 belum diantar makanan tadi, dan ini saya baru mau kasih makanan."

Mata Azka beralih menatap kearah Natha, Natha pun langsung memalingkan wajahnya kearah lain, ia tidak tau apa yang akan Azka lakukan padanya jika ia sudah ketahuan berbohong.

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang