"Terlalu bodoh ketika mengabaikan banyak hati demi menjaga satu hati yang tak pernah bisa menghargai"
***
Perkataan Azka semalam masih terbayang di otak Natha, untuk yang kesekian kalinya Natha dibuat patah, Natha lelah, Natha benar-benar ingin hilang dari bumi, Natha ingin sendiri.
Air matanya kembali jatuh lagi, entah kenapa ia tidak bisa menghentikan kesedihannya itu, mulai dari kemarin malam hingga sekarang Natha masih menangisi cowok tersebut.
"Woy, lo kenapa nangis?" Alga tiba-tiba muncul di samping Natha.
Iya, cewek tersebut tengah berada di atas rooftop sambil menikmati setiap angin yang menerjang tubuhnya berkali-kali.
Awalnya Natha memutuskan untuk menangis seharian dikamar, namun ia harus bisa menujukkan kesemua orang, bahwa dia sangatlah kuat, ia tidak akan bolos sekolah hanya karena patah hati, no! no! no!
"Astagfirullah Nat, mata lo sembam banget, udah nangis berapa abad lo nggak henti-henti."
"Kak, ini bukan lelucon," ucap Natha dengan sesekali senggukkan.
"Iya. siapa juga yang ngelucu, sih."
"Kak, aku boleh nanya nggak?"
"Tanya apa aja boleh, apasih yang nggak buat lo."
"Menurut kakak, apa sebaiknya aku nyerah aja, ya?"
"Maksud lo?" Raut Alga berubah menjadi serius.
"Iya. kayaknya aku nggak akan bisa dapetin hatinya kak Azka."
"Kenapa lo jadi gampang nyerah gini, biasanya lo selalu semangat meski cowok itu selalu berlagak sok angkuh di hadapan lo."
"Menurut kakak gimana?"
"Kalo menurut gue sih, ikuti apa kata hati lo."
"Jujur kalau kata hati aku masih suka, tapi aku lelah kak, aku nggak kuat selalu dianggap rendah ditambah ucapan kak Azka yang selalu nyakitin."
"Kalo lo nggak kuat, lo nggak usah maksa, mending sekarang lo buka hati lo buat orang lain."
Natha tersenyum miris.
"Kakak baik banget. Kakak selalu ada buat aku. tapi entah kenapa aku nggak bisa cinta sama kaka, maaf."
"Iya nggak apa-apa kok Nat." Alga mengusap puncak kepala Natha dengan lembut.
***
Natha dan Alga tengah berbincang-bincang selepas turun dari rooftop, dari kejauhan Azka terlalu malu menunjukkan dirinya dihadapan Natha setelah apa yang telah ia perbuat kemarin malam.
Namun dengan mengumpulkan seluruh kepercayaan dirinya, ia harus bisa membayar apa yang telah ia perbuat.
"Nat," panggil Azka pelan sungguh ini adalah kali pertama Azka memanggil nama Natha.
Natha dan Alga langsung menoleh kearah suara tersebut. Natha terkejut bukan main saat melihat sosok yang membuat hatinya terpikat sekaligus membuat hatinya hancur tengah berdiri mematung dihadapannya.
Natha tidak bisa menahan air matanya yang kini kembali menetes ke pipi, maka dari itu ia memilih menghindar dan pergi begitu saja meninggalkan dua orang yang masih berada ditempatnya, bukan karena benci, hanya saja Natha masih merasa sakit dan malu karena tidak bisa mengendalikan kesedihannya.
Azka langsung refleks mengejar Natha yang berlari tidak begitu kencang, namun sebuah tangan berhasil mencekal bahunya.
"Gue ada urusan sama dia, lo nggak usah ikut campur." Azka menatap Alga sinis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
AléatoireNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...