"Perihal melepaskan sangatlah sakit, namun bertahan jauh lebih dari kata sakit."
***
Azka terus mengejar Natha yang sedari tadi selalu menghindarinya.
Sampai pada akhirnya Azka berhasil meraih bahu Natha, ia langsung membalikkan tubuh cewek tersebut dan memojokkan nya pada dinding lobi sekolah, "lo kenapa sih daritadi gue panggil lari terus."
"K-kak lepasin, sakit." Natha merintih kesakitan pasalnya Azka terlalu keras mencengkram bahunya.
"Sorry, gue nggak bermaksud." Azka langsung melepas cengkarmannya dibahu Natha.
Natha langsung memegangi bahunya yang merasa ngilu akibat ulah Azka, matanya masih menunduk kebawah ia terlalu takut menatap mata tajam milik cowok dihadapannya itu.
"Gue cuma mau penjelasan, kenapa lo nolak pemberian gue? Apa masih kurang?"
"Saya nggak butuh uang kak!"
"Terus lo mau apa dari gue?" tanya Azka datar, berusaha tidak terpancing senyuman maut dari Natha.
Natha tetap diam. Matanya seolah tak minat lagi menatap muka cowok didepannya.
Meskipun Azka tidak mempunyai kemampuan mengetahui isi hati seseorang tapi Azka bisa melihat dari gerak-gerik Natha yang terlihat tengah menutupi sesuatu.
"Jawab gue!"
"Mau kakak apa sih? Saya udah bilang. Saya nggak mau apa-apa. Dan soal balas budi, lupain aja."
Azka langsung tercengang mendengarnya, ia tidak pernah menyangka gadis didepannya tak seperti biasanya.
"Kalau saya bilang 'saya mau kakak suka sama saya' kakak juga nggak akan mau ngabulin kan?"
Azka tak menyangka. Ternyata cewek itu masih berharap padanya.
"Lo beneran suka sama gue?"
Natha langsung menatap Azka tidak percaya, akhirnya ia bisa membuat Azka peka akan perasaannya.
Natha mengangguk. Darimana aja cowok itu selama ini?
"Kalau gitu lo rela lakuin apa aja demi gue?"
Natha mengernyitkan dahinya, seperti rada aneh dari ucapan Azka tersebut.
Sekali lagi Natha mengangguk.
"Oke. Kalo gitu lo jadi budak gue." Dalam hati Azka tersenyum efil, ia tau pasti Natha akan menolak tawarannya itu, wanita mana yang mau jadi budak itupun disekolah hanya wanita bodoh dan tidak punya malu yang mau melakukannya.
Natha agak mengernyit. Ia sedikit aneh dengan kata itu, namun ... apakah ini adalah kesempatan untuk kembali berjuang?
Azka tidak akan sejahat itu. Cowok itu sengaja menggunakan istilah budak. Supaya Natha tidak berharap lagi akan cintanya.
Namun penafsiran Natha berbeda. Gadis itu mengira bahwa Azka mau memberi kesempatan untuknya. Hanya saja cowok itu mungkin terlalu gengsi.
"Oke. Nggak masalah."
Azka membelalakkan matanya tidak percaya, dugaannya ternyata diluar nalar.
Sungguh ia benar-benar jengah dengan kelakuan Natha, ia tau bukan hanya Natha saja yang bersikap murah dihadapannya namun masih banyak cewek diluar sana yang mendekatinya dengan cara yang lebih gila, bukan karena hanya sebuah cinta menurut pandangan Azka kebanyakan mereka hanya mengincar hartanya, fisiknya dan masih banyak lagi yang munyukainya melalui kelebihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
De TodoNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...