"Aku itu orangnya php, pemberi harapan pasti maksudnya."
***
Natha membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa pusing akibat efek dari obat bius yang merasuk ke dalam hidungnya.
Setelah Natha sadar, ia terkejut ketika tangan dan kakinya diikat di sebuah kursi dan ia lebih terkejut ketika melihat arah sekelilingnya, ia tidak pernah melihat tempat itu, tempat tersebut begitu asing dimatanya.
"Lo udah bangun." Tiba-tiba suara seseorang muncul di depan Natha.
"Aku nggak nyangka ternyata kak Devan jauh lebih jahat daripada Lyli."
Iya, orang dibalik pembunuhan Lola itu adalah Devan, dan benda yang tidak sengaja diambil Natha di rooftop itu adalah jam tangan limited editon yang sangat mirip ketika Lola mengajak Natha membeli hadiah ulang tahun untuk cowok itu.
Devan menarik sebuah kursi yang berada disamping Natha dan ia langsung mendudukkan dirinya.
"Kan gue sudah bilang, gara-gara lo gue bisa kayak gini."
"Tapi bukan kayak gini, Lola itu pacar Kakak!"
"Dia itu bukan pacar gue, dia itu mantan, dan mantan itu pantas untuk dibuang, kalo perlu mati sekalian." Devan membentak tepat didepan wajah Natha yang terlihat ketakutan.
"Tapi dia pernah ada dihati kakak kan, tapi kenapa kakak tega bunuh dia." Natha menangis sambil terisak, ia tidak percaya jika pelaku pembunuhan Lola adalah Devan, yakni mantan pacar sahabatnya sendiri.
"Gue udah pernah bilang, gara-gara lo gue jadi putus sama Lola, gara-gara lo gue dilupain sama Lola, dan gara-gara lo juga gue tega bunuh Lola."
"Aku benar-benar nggak nyangka kenapa kakak bisa setega ini, setahu aku kakak itu baik, pengertian sama Lola, dan--".
"Natha ... Natha ... lo itu polos banget sih, makannya lo mudah banget ditumbangin sama sepupu lo karena lo terlalu polos dan terlalu ... baik."
Devan berbicara tepat di telinga Natha, hingga berhasil membuat tubuh Natha bergetar hebat.
"Dan sekarang gue akan kasih lo hadiah, karena lo udah terlalu baik banget, hadiahnya adalah gue akan bikin lo ketemu sama Lola." Devan tersenyum evil ketika mengeluarkan sebuah belati didalam sakunya.
"Kakak mau ngapain." Natha menatap Devan dengan penuh ketakutan.
"Sebelum gue antar lo untuk menemui sahabat lo, mungkin gue akan sedikit bermain-main sama lo."
"Kak Devan. aku mohon jangan bunuh aku dan tolong maafin aku jika aku punya salah." Natha berusaha untuk memohon agar Devan mau memaafkannya dan tidak membunuhnya dengan suara isakan yang tak tertahan.
"Sssttt ... Lo jangan cengeng dong, kalo lo cengeng gue jadi gak tega mulai permainan ini, apa langsung gue matiin lo aja ya?"
"Angkat tangan!" Terdengar suara polisi tengah mengarahkan pistol ke arah Devan.
Devan langsung mengangkat kedua tangannya pasrah.
"Nat, lo nggak di apa-apain kan sama Devan?" Alga langsung menghampiri Natha dan melepas ikatan yang melekat pada tubuh Natha.
"Oh ... jadi kalian berdua udah rencanain ini semua, wahh ... ternyata lo berdua benar-benar nantangin gue untuk main-main rupanya."
"Kak aku nggak--"
"Ssstt. Udah nggak usah diurusin cowok kayak gitu, mending kita serahin aja kepolisi." Alga mengangkat jari telunjuknya mengisyaratkan Natha untuk tidak berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
De TodoNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...