Part 44 (Rumit)

987 41 0
                                    

"Apapun rintangannya, serumit apa masalahnya, perasaan ini masih sama yaitu tetap mencintainya."

***

Natha bernafas lega ketika proses tranfusi darahnya berhasil, ia tak sekawatir tadi, pasalnya sang ibu kini telah sadar.

Saking lamanya Natha menemani sang ibu yang masih terbaring dirumah sakit, Natha meminta ijin pada sang ibu untuk pulang karena badanya sudah lengket minta dibersihkan.

Setelah membersihkan tubuhnya, Natha berjalan menuju meja rias, ia memandang bayangannya dari pantulan kaca tersebut.

Tidak lama kemudian dari pantulan kaca ekor matanya menangkap sebuah kotak bewarna marron yang berada di samping tempat tidurnya.

Natha baru sadar, kotak itu adalah kado pemberian Azka.

Natha lagsung menuju kearah kotak terebut lalu meraihnya.

Tanpa berpikir lama Natha membuka kotak tersebut.

Sebuah boneka singa yang bentuknya sangat lucu membuat Natha tersenyum dan kembali teringat kejadian lalu, diamana dia pernah bilang pada Azka, jika cowok itu marahnya seperti singa.

Iya Natha ingat ucapan itu, tapi apakah Azka waktu itu mendengarnya? Dan apa? Cowok itu mengingat ucapan itu sampai sekarang?

Natha langsung merebahkan tubuhnya dikasur, ia sangat malu, jangan sampai Azka mengingat setiap lontaran yang ia berikan pada cowok itu.

Natha kembali membangunkan tubuhnya, ia langsung mengangkat boneka berukuran sedang tersebut. Dan ternyata didalam kotak tersebut juga ada sebuah surat.

Natha langsung meraih secarik kertas terebut, Natha tidak bisa menyangkal jika tulisan Azka jauh lebih rapi daripada tulisannya.

Natha langsung membuka dan membaca isi surat tersebut.

Teruntuk Natha,

Aku tidak akan ucapkan happy birthday ke kamu karena ini belum masuk hari kelahiranmu.

Maaf jika hadiahnya kurang menarik, tapi kamu harus tau untuk membeli boneka itu aku masih berpikir dua kali, karena jujur aku nggak suka dengan apa yang namanya spesies mainan cewek.

Kamu boleh mainin boneka itu sepuasnya tapi tolong jangan mainin perasaan aku. oke?

Natha langsung terkekeh.

Kenapa bentuknya singa? Karena yang tersisa hanya itu doang,  (bercanda) karena kamu pernah mengataiku seperti singa so aku kasih singanya sekalian. Wk...wk...wk garing ya?

Sekali lagi Natha tak bisa menahan senyumnya.

Please, jaga baik-baik pemberianku yang nilainya tak seberapa itu tapi cukup untuk menemani tidurmu.

Besok adalah hari ulang tahunmu, kamu boleh minta satu permohonan padaku.

Azka,

Natha langsung melipat surat tersebut senyumannya tidak pernah pudar sejak membaca isi surat tersebut.

Tangan Natha mulai terulur mengambil boneka singa tersebut, dan ia mulai berbicara pada boneka itu, seolah-oleh boneka yang ada dihadapannya adalah Azka.

"Kak, saya seneng banget, akhirnya kakak bisa romantis juga, ya." Natha langsung memeluk boneka tersebut dengan erat.

Hari ini Natha sangat bahagia, perlakuan Azka yang begitu sederhana mampu memicu rasa yang sangat luar biasa dihati cewek itu.

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang