Part 17 (Perjuangan Natha)

1.1K 46 0
                                    

"Kenapa sangat sulit menggapainya, padahal dia sangat dekat didepan mata."

***

Natha tengah membawa tumpukkan buku paket yang hendak ia kembalikan di perpustakaan.

Akibat dari buku yang terlalu banyak ia sangat kesulitan melihat kearah depan alhasil ia menubruk seseorang tanpa sengaja dan buku yang berada ditangannya pun berserakan di lantai.

"Ma ...maaf nggak sengaja," ucap Natha yang tengah mengambil buku satu persatu dilantai tanpa memandang orang didepannya.

Tidak ada jawaban disana.

Natha terkejut ketika orang tersebut ikut membantunya mengambil buku paket yang berserakan dilantai.

"Eh nggak usah biar ak--"
Ucapan Natha terhenti ketika ia melihat kearah orang tersebut.

Natha tidak bisa menghilangkan rasa gugup campur senang ketika melihat cowok pujaan hatinya tengah berada didepannya.

"Heh ..." Azka melambaikan tangannya tepat didepan wajah Natha, pasalnya cewek tersebut menatap Azka terlalu lama tanpa ada pergerakan apapun.

"Eh ... maaf." Natha langsung tersadar dari lamunannya.

Azka menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia langsung beranjak berdiri dan hendak melangkahkan kakinya untuk pergi namun langkahnya terhenti ketika Natha memanggilnya.

"Kak tunggu ...!" Natha langsung mengambil buku paket yang telah tertata rapi dilantai dan segera berjalan cepat kearah Azka.

Azka membalikkan badannya malas.
"Apa?"

"Kakak mau kemana?" tanya Natha basa-basi.

Azka memutar bola matanya malas ketika Natha selalu berbicara yang tidak penting padanya.

"Bukan urusan lo," jawabnya datar. Ia kembali melanjutkan jalannya.

Natha pun ikut berjalan, ia mencoba untuk mensejajarkan dirinya dengan Azka.

"Saya boleh ikut?" Natha menatap Azka dengan senyuman yang selalu terpampang diwajahnya.

"Nggak."

"Kenapa?" Senyumnya langsung memudar digantikan oleh raut sendu.

"Bukannya lo mau balikkin tumpukan buku paket itu?" Azka balik bertanya pada Natha.

Natha menatap buku paket tersebut sejenak. "Iya, setelah saya kembalikan buku ini. saya ikut kakak boleh?"

"Nggak."

"Cuma bentar doang kok, nah itu dia perpus nya, kakak tunggu sini bentar ya, saya nggak lama kok."

Natha langsung berjalan secepat mungkin menuju kearah perpustakan yang tidak jauh dari area tersebut.

Setelah mengembalikan semua buku, Natha pun langsung berlari menuju kearah diamana ia menyuruh Azka untuk menunggunya.

Namun tidak ada siapa-siapa disana. Azka sudah pergi. Natha menundukkan kepalanya lesu. Kenapa kakak kelas pujaan hatinya itu sangat dingin dan ... angkuh sekali.

Natha lelah. ia harus menggunakan cara seperti apa lagi agar Azka mau akrab dengannya.

Natha mencoba untuk membuang rasa lelahnya, ia harus semangat untuk memperjuangkan cintanya.

Hampir satu jam Natha mencari keberadaan Azka, namun ia belum berhasil menemukan cowok tersebut, ia sudah mencari di kelasnya, di taman, di kantin dan sekarang ia berada di lapangan Volly hasilnya pun Nihil.

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang