Suasana lapangan basket sangat ricuh, pasalnya tengah mengadakan perlombaan antar sekolah, sorak para penonton tidak lain adalah siswa dan siswi dari masing-masing sekolah pada ricuh dengan semangatnya, ada yang membawa spanduk, Bender, dan tulisan kreatif yang bernamakan Tim basket yang mereka dukung.
Dengan susah payah Natha menerobos kerumunan itu agar bisa menempati posisi paling depan, alasannya agar ia lebih jelas dalam menonton Alga yang katanya ikut serta dalam perlombaan tersebut.
Setelah mendapat tempat paling depan, mata Natha masih sibuk mencari keberadaan Alga sampai pada akhirnya ia melihat Alga yang tengah bersiap-siap untuk bertanding.
Natha tersenyum ramah ketika mata Alga menatap sosok dirinya yang berada di kerumunan tersebut.
Pertandingan telah dimulai namun ada yang sedikit berbeda menurutnya, kenapa ia merasa tidak begitu semangat ketika melihat pertandingan basket, justru ia lebih tertarik menonton voli yang jelas jauh dari kepopularan basket.
Beberapa jam telah berlalu, Natha sangat setia menonton Alga sampai permainan itu usai.
Pengumuman pemenang belum digelar, Alga langsung berlari menghampiri Natha setelah yang lainnya pada bubar.
"Ternyata lo nonton," ujar Alga dengan nafas yang menderu bahkan Natha bisa melihat betapa letihnya cowok itu ketika mengusap keringatnya berulang kali.
"Kan, kakak yang nyuruh."
"Iya juga sih."
Natha langsung mengambil sesuatu dari dalam tasnya setelah melihat Alga yang butuh sesuatu menurutnya.
"Nih buat kakak." Natha menyodorkan botol minuman berwarna merah berisi air putih pada Alga.
Alga menerimanya dengan senang hati, "tumben perhatian." Alga langsung membuka tutup botol tersebut dan meminum airnya sampai habis.
"Kakak haus, ya?" Natha menghiraukan ucapan Alga, ia lebih fokus pada keadaan cowok tersebut.
"Banget." jawab Alga, ekspresinya seperti orang yang tidak pernah minum satu tahun.
"Yaudah aku pergi dulu ya." Natha membalikkan badannya dengan santai, namun Alga langsung mencekal lengannya.
"Nat tunggu!"
Natha langsung menoleh kearah Alga yang seperti tidak mau ditinggal.
"Ada apa?"
"Lo kok main pergi aja sih, kan kita baru ngobrol."
"Aku ada urusan kak," Natha menatap Alga dengan suara yang begitu pelan namun sangat menjiwai.
"Oh, yaudah bilang dong kalo ada urusan jangan main pergi gitu aja."
Natha tersenyum kecil sebelum benar-benar meninggalkan Alga ditempat tersebut.
***
Urusan yang dimaksud Natha adalah mencari identitas wanita yang telah berhasil mencuri hati Azka.
Inilah sifat asli Natha, bukannya menjauh dan belajar mengikhlaskan kini ia malah berusaha sekeras mungkin untuk tetap mengambil hati Azka, katanya ia tidak akan pernah berhenti atau menyerah bahkan merebut hati Azka dari siapapun yang menghalanginya sebelum cowok itu mempunyai komitmen kuat dengan orang lain.
Egois memang, tapi mau bagaimana lagi? Bahkan alam tidak akan bisa menghentikan aksinya jika ini terkait tentang cinta.
Natha berhenti tepat didepan pintu kelas yang bertuliskan XII C, jantungnya tiba-tiba memompa sangat cepat, ia perlu berpikir berulang kali untuk memasuki kelas itu, namun dengan keberanian seadanya ia memasuki kelas tersebut sesantai mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
De TodoNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...