Part 1 (Cinta Pandangan Pertama)

5.6K 140 7
                                    

"Jatuh cinta itu mudah, cuma resikonya yang mematikan."

***

Basah!!!

Seorang cewek berparas manis langsung membuka matanya perlahan ketika merasa ada cairan dingin tengah membasahi wajahnya.

Rasa kantuk ditubuhnya langsung hilang seketika, setelah melihat sosok paruh baya menatap tajam kearahnya. Dan astaga! Ia membawa ember yang mulanya berisi air, namun entah kemana sekarang airnya.

"Bagus, udah mau ngelunjak kamu, Ini sudah jam berapa?" wanita paruh baya tersebut adalah tante atau lebih tepatnya Istri dari kakak ayahnya Natha yang telah wafat dua tahun lalu.

"Kok Natha disiram. Natha kan bukan tanaman." Natha memandang sang Tante dengan raut polosnya lalu menatap dirinya yang telah basah kuyup.

NARISTHA CARAMELA NOVI Namanya, atau kerap dipanggil dengan sebutan Natha.

Katanya sejak kecil ia ditinggal oleh kedua orang tuanya. beruntung sang paman mau merawatnya namun tidak bertahan lama sang paman meninggal dunia, hingga kini ia di rawat oleh istri sang paman yakni adalah Arini tidak lain adalah orang yang ia sebut sebagai tante.

Walaupun sering kali sang tante memperlakukan dirinya dengan tidak wajar, Natha masih sanggup untuk bertahan. karena, hanya sang tante satu-satunya keluarga yang ia miliki.

"Bukannya minta maaf sekarang malah bercanda." Sang Tante langsung membanting ember yang sedaritadi berada di tangannya.

"Maaf tante, tapi Natha salah apa? Lagian ini kan masih jam--"

"Udah, sekarang kamu cepet beres-beres rumah, ingat! harus sampai bersih. jika belum jangan harap kamu masuk sekolah hari ini." Sang tante menatap Natha sinis.

Natha hanya bisa mengangguk dan pasrah.

"Ayo cepet." Sang tante langsung menarik paksa tubuh Natha sampai keluar kamar.

Natha hanya bisa menghelakan nafas ketika melihat kepergian tubuh sang tante yang membiarkan dirinya terlentang di atas lantai luar kamar dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

***

"Pak berhenti! Aduh kelewat." Sang supir mendadak menghentikan angkotnya.

Natha mengambil uang disakunya dan memberikan pada sang Supir, setelahnya ia langsung turun dari angkot tersebut.

"Neng tunggu!" Sang supir menghentikan langkah Natha yang terlihat sangat tergesa.

"Apa lagi pak, kalo minta fotbar besok saja ya? Natha lagi buru-buru nih," ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Bukan itu, masalahnya uang nya kurang." Sang supir menunjukkan dua lembar uang kertas ditangannya pada Natha.

"Harusnya lima ribu,  kok ini cuma dua ribu?" Sang supir melanjutkan perkataannya.

"Oh iya lupa." Natha menjitak keningnya pelan.

"Yang tiga ribu besok saja ya pak. Saya lagi dalam mode pengiritan nih ...."

"Tapi--"

"Plisss ...." Natha memasang wajah pupy eys nya, dan misinya berhasil, sang supir menyetujuinya.

"Ya sudah saya kasih waktu sekarang, tapi besok kamu harus bayar hutang kamu."

Senyuman yang begitu semringah mulai tercetak begitu lebar diwajah Natha. "Terimakasih pak, saya janji akan bayar besok."

Dengan langkah tergesa, Natha berlari sekencang mungkin menuju arah sekolah yang bertengger ...
       
<SMK TARUNA BANGSA>

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang