Part 43 (Membingungkan)

951 43 0
                                    

"Kenapa semesta punya banyak cara untuk selalu memisahkan kita?"

***

Hening. Setelah kejadian beberapa saat lalu membuat sekujur tubuh Natha lemas seketika.

Sedangkan Niranti hanya bisa meratapi kesedihannya diruang tamu.

"I-ibu bisa jelasin semuanya, kan?"

Natha menatap wanita disampingnya dengan bingung. Disatu sisi ia sangat bahagia bisa bertemu dengan ibunya namun disisi lain kenapa harus ibunya yang dibenci oleh ibunya Azka?

Niranti menganggukkan kepalanya seraya mengusap air matanya.

"Ibu akan jelasin yang sebenarnya agar kamu juga nggak salah paham seperti Asmira."

Natha menganggukkan kepalanya dan mulai memperhatikan Niranti dengan baik.

***

Suara bel rumah berbunyi, Azka yang tengah menenangkan sang bunda, langsung berjalan membuka pintu rumahnya.

Pintu terbuka, menampakkan dua orang yang menatap Azka dengan sendu.

"Natha?" Azka sedikit terkejut namun ia berusaha membuang rasa terkejutnya itu.

"Kak. kami mau jelasin sama bunda yang sebenarnya, bundanya ada?"
Ekor mata Natha mulai menelisik kedalam rumah Azka.

"A-ada sih tap--"

"Apa kalian tidak dengar? Jauhi keluarga saya." Tiba-tiba suara dari belakang memotong ucapan Azka.

Tiga orang tersebut langsung menatap Asmira yang sangat terlihat ketus.

Natha langsung meraih kedua tangan Asmira, "bunda tolong beri Natha sama ibu kesempatan untuk jelasin semuanya, Natha mohon."

"Asmira. tolong kasih aku kesempatan untuk jelasin semuanya." Niranti tak kalah memelas pada Asmira.

Asmira langsung melepas genggaman dari tangan Natha.

"Kalian bisa pergi, sebelum saya usir kalian dengan lantang."

"Tolong jangan kayak gitu, kamu salah paham soal masa lalu itu."

Niranti masih tetap ingin memperjelas semuanya, agar Asmira tidak lagi salah paham padanya namun saking bencinya Asmira pada Niranti membuat Niranti kesulitan untuk kasih penjelasan pada Asmira.

"Saya bilang pergi ya pergi!" Setelah membentak Natha dan ibunya, Asmira langsung masuk kedalam rumah begitu saja.

"Asmira tunggu--"

"Ibu." baru kali ini Azka memanggil ibunya Natha dengan sebutan ibu.

Niranti memandang Azka dengan tatapan memohon, "tolong bantu saya untuk kasih penjelasan ke ibu kamu." Niranti memohon pada Azka.

Azka menganggukkan kepalanya pelan, "baik. saya akan berusaha bujuk bunda agar mau mendengar penjelasan ibu. Tapi lebih baik sekarang ibu dan Natha nenagin diri aja dirumah."

"Tapi--"

"Kak Azka benar bu, mungkin bunda sekarang lagi capek jadi dia nggak mau diganggu." Natha berusaha menenagkan ibunya agar tidak terlalu memikirkan permasalahan ini terlalu berlebihan.

"Yasudah. kak Azka saya dan ibu mau pamit pulang."

"Nat tunggu." Azka mencegah Natha, ia langsung masuk kedalam rumahnya, seperti tengah ingin mengambil sesuatu.

Natha masih bingung, tidak lama kemudian Azka keluar dengan membawa sebuah kotak sedang berwarna marron, ia langsung memberi kotak tersebut pada Natha.

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang