Part 9 (Hancurnya sebuah Persahabatan)

1.5K 43 0
                                    

"Apa artinya solidaritas? Jika persahabatan yang telah dibangun sekian lama, dapat dihancurkan dalam sekejap."

***

Terkadang menjadi orang baik terlalu banyak rintangan yang selalu membuat diri menjadi ingin jahat, bahkan ada yang memilih melewati jalan lain untuk menghindar dari rintangan yang mungkin masih bisa untuk diatasi.

Berbeda dengan Natha, ia berusaha melawan rintangan-rintangan itu satu per satu meski rasa hancur dan sakit menusuk hatinya secara perlahan, ia tidak akan menghindar ataupun lari dalam rintangan itu, ia percaya mungkin rintangan itu adalah bukti kasih sayang Tuhan agar ia jauh lebih dewasa dan jauh lebih tegar daripada hari kemarin.

Untuk yang keberkian kalinya Natha berusaha membujuk Lola, ia sayang dengan sahabatnya itu, ia tidak mau kehilangan satu sahabatnya hanya karena sebuah kesalahpahaman.

"Lola tolong jangan cuekin aku kayak gini, kamu masih marah ya sama aku, maaf jika aku salah, tapi aku mohon dengerin penjelasan aku."

Setiap hari Natha tidak pernah berhenti membujuk Lola agar mau mendengar penjelasannya tapi rasa benci yang menyelimuti tubuh Lola terhadap Natha terlalu kuat, hingga ia sudah tidak punya rasa simpati sedikitpun pada Natha.

"Lola apa yang harus aku lakuin agar kamu mau maafin aku." Mata Natha mulai berkaca-kaca, ia berusaha menahan erat-erat agar air matanya tidak jatuh ke pipi, ia harus terlihat tegar didepan Lola.

"Lo ingin tau?"

Natha langsung tersenyum karena baru kali ini ucapannya direspon oleh Lola. Natha langsung menganggukkan kepala bersemangat, dia akan melakukan apapun demi Lola.

"Gue ingin lo jauhi gue, persahabatan diantara kita sudah putus, karena gue nggak mau punya sahabat penghianat kayak lo." Detik itu juga cairan bening mulai menetes dibagian pipi kanan Natha.

"Kamu kok bicara seperti itu, jika aku punya salah aku minta maaf, tapi aku beneran nggak ada apa-apa sama Kak Devan, waktu ditaman itu kamu salah paham, aku dan Kak Devan cuma bicara biasa aja."

"Terus lo kira gue percaya gitu aja, eh ... gue nggak bodoh ya tha, kalo lo hanya sekedar bicara baisa sama Devan, nggak seharusnya lo ketemu sama Devan dua kali di taman." Lola mengatakan penuh penekanan di akhir kalimat.

"Sekarang gue tanya sama lo, untuk apa lo bicara biasa aja sama Devan tapi dua kali dalam sehari itupun ditempat yang sama." Lola menyilangkan kedua sikunya di atas meja.

"Itu karena ..." Natha menatap Lyli yang sedang menonton adegan mereka berdua, disisi lain Natha ingin mengatakan sebenarnya bahwa dibalik rencana ini semua adalah perbuatan Lyli, tapi ia tidak bisa menuduh Lyli begitu saja karena ia tidak punya bukti yang kuat.

"Karena apa? Karena lo dan Devan ketangkap basah selingkuh, kan?" Lola menyahut perkataan Natha yang belum selesai.

"Bukan, jangan disini, kita bisa bicara berdua nggak?"

"Kenapa? Udah deh tha, lo nggak usah sok lugu gitu, udah ketangkep basah juga masih sok drama queen." Lola memutar bola matanya malas.

"Lola di panggil Alga tuh diluar." Seorang cewek tengah membuyarkan perbincangan antara Lola dan Natha.

Lola langsung pergi meninggalkan Natha yang selalu memanggil namanya, namun Lola pura-pura tuli.

Tidak menyerah, Natha mengikuti Lola sampai diluar kelas, tapi Lola mencegahnya dengan tegas.

Ketika Natha ingin balik memasuki kelas tiba-tiba seseorang tengah menarik tangannya sontak Natha terkejut.

"Kak Devan, Aku kira siapa," ucap Natha dengan suara nafas menderu.

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang