"Punya sahabat yang seleranya sama itu baik, tapi kalo seleranya pada cowok yang sama itu kurang baik."
***
Natha melangkahkan kakinya dengan berat, ia tidak mempunyai tenaga untuk memulai aktivitas ke sekolah, ingin sekali ia kembali kerumah dan menangis sejadinya didalam kamarnya.
Bisa diakui Natha adalah gadis yang cengeng, ia sangat rentan jika harus dihadapkan pada sebuah masalah yang menyentuhnya walaupun hanya secuil saja, ia tidak segan-segan mengeluarkan sebuah air mata.
"Natha," panggil seorang cewek dari arah belakang.
Natha pun menoleh kearah suara tersebut dan yang ia lihat adalah Sosok cewek cantik yang sekarang menjadi sahabat barunya.
Natha berusaha menormalkan tubuhnya, ia harus bisa terlihat baik-baik saja di hadapan Syla.
"Hey, apa kabar," ucap Syla ketika dirinya berhasil mensejajarkan tubuhnya dengan Natha.
"Aku baik kok," jawab Natha dengan senyuman yang terpaksa ia Pampangkan dihadapan Syla.
"Bentar, kok mata lo sembam gitu, lo lo baru nangis semalam?"
"Nggak, mungkin efek kurang tidur."
"Alah, pasti lo habis nangis ya, gara-gara apa sih, diputus pacar?"
"Eh, aku nggak punya pacar, Syla."
"Masa cewek secantik lo nggak punya pacar, sih." Syla mencubit pipi kiri Natha dengan gemas.
"Aduh Syla sakit," keluh Natha seraya menyingkirkan tangan Syla yang berada di pipinya.
"Abisnya pipi lo itu chuby banget, sih."
Natha memegang kedua pipinya sejenak. "Masa, sih."
"Iya seriusan."
"Hmm." Natha mendengus pelan.
"Eh Nat, gue mau curhat ke elo boleh?"
Natha menghentikan langkahnya sejenak diikuti Syla setelahnya. "Boleh kok."
"Beneran, yaudah nanti pas istirahat gue akan samperin kelas lo."
Natha tersenyum seraya menganggukkan kepala mengisyaratkan bahwa ia menyetujuinya.
***
"Kamu mau curhat tentang apa?" Tanya Natha ketika mereka berdua tengah berada di bangku taman sekolah.
"Sebenarnya sih gue ragu, karena dulu waktu gue curhat soal ini ke Lola dia malah pergi bahkan mutus tali persahabatan kami berdua."
"Udah tenang aja, aku pasti dengerin, kok."
"Jadi gini, gue itu suka sama cowok. sukanya itu lama banget, tapi sampai sekarang dia nggak peka-peka, lo bisa bantu gue nggak untuk luluhin hatinya?"
Telinga Natha langsung memanas ketika mendengar apa yang tengah Syla ceritakan padanya, pasalnya ia sangat takut jika sahabat barunya tengah bercerita mengenai suatu hal tentang pujaan hatinya.
"E-emang s-siapa nama cowok itu?" Tanya Natha gemetar.
"Namanya Azka." Detik itu juga hati Natha langsung hancur, jujur ia sangat tidak rela jika harus mengikhlaskan cowok yang ia suka jatuh pada sahabatnya yang baru terjalin beberapa hari yang lalu.
"Teman sekelas kamu?" tanya Natha pura-pura tidak tau.
"Bukan, dia itu kakak kelas duabelas," jawab Syla seraya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
RandomNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...