"Aku memang sangat mencintaimu, tapi bukan berarti kamu menyalah artikan cintaku seperti itu."
***
Alga meluapkan seluruh amarahnya didalam kamarnya, ia membanting seluruh benda yang ada disekitarnya, ia benci dengan keadaan ini, ini terjadi karena mendengar ucapan Natha tadi disekolah, dimana cewek itu masih begitu mengkhawatirkan musuhnya itu, dan yang ia paling benci kenapa musuhnya itu bisa selamat dari kobaran api yang mengelilinginya, apakah ada seseorang yang telah menolongnya? Tapi siapa?
"Lihat aja, gue akan buat Natha jauhin lo Ka!" Alga langsung menampakkan senyum evilnya kearah pantulan kaca.
***
Di saat Alga memasuki halaman sekolah ia tidak sengaja berpapasan dengan Natha, tanpa berpikir panjang ia langsung menghentikan langkah cewek itu.
"Nat tunggu."
Natha langsung menoleh kearah suara yang memanggilnya itu.
"Kapan gue bisa tunjukkin buktinya ke elo, pulang sekolah bisa, kan?"
"Kak, kak Azka itu sedang sakit, kakak bisa nggak kurangin kebencian kakak itu pada Kak Azka."
"Oh oke. maaf gue nggak bermaksud, kalau gitu gimana nanti pulang sekolah kita jenguk dia bareng?"
Natha langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya, senyuman itu yang membuat Alga tidak ingin melepasnya, senyuman yang begitu beda dengan yang lainnya.
***
Suara pintu terbuka menampakkan sosok dua orang yang berjalan kearah Azka.
Awalnya Azka biasa saja ketika melihat Natha namun, perasaannya langsung berubah ketika melihat orang yang berasa Natha.
"Ngapain lo bawa dia kesini," ucap Azka ketus.
"Emm ... niat kak Alga baik kok, dia mau jenguk kakak masa gak boleh?"
Kedua cowok itu hanya saling tatap menatap tanpa ada yang bersuara.
Mau tidak mau akhirnya Natha yang bersuara, "kalian berdua tolong jangan saling benci dong, Natha nggak tau kalian saling benci gara-gara apa, tapi tolong setidaknya kalian harus saling minta maaf."
Masih tidak ada suara disana.
Natha menatap cowok disampingnya itu secara bergantian.
"Oke. gue minta maaf karena terlalu benci sama lo." Alga mengulurkan tangannya duluan pada Azka, namun Azka enggan menerima perminta maafan Alga, Azka hanya menatap telapak tangan Alga sekilas, lalu pandangannya tertuju pada langit-langit ruangan.
"Kak Azka kok diam aja, kakak juga harus minta maaf."
Tatapan Azka langsung mengarah pada Natha.
"Kenapa gue minta maaf? Gue nggak salah."
"Kak Alga juga nggak salah, tapi dia minta maaf sama kakak."
"Siapa bilang dia nggak salah?"
Natha hendak ingin membalas ucapan Azka namun Alga langsung mencegahya.
"Maafin kak Azka ya, kak," ujar Natha pada Alga. Ia berniat mewakili Azka yang keras kepala tidak mau dianggap salah.
"Nagpain lo minta maaf pake bawa nama gue." Azka yang mendengarnya merasa sangat sukar.
Natha menatap kearah Azka sejenak, "karena kakak nggak mau minta maaf, jadi saya wakilin."
"Udah Nat, gue akan selalu maafin dia kok walaupun dia masih benci sama gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aztha (Tamat)
Ngẫu nhiênNatha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan Azka yaitu cowok dingin yang benci dengan spesies cewek pengganggu seperti Natha. Bagi Azka, Natha ad...