Happy reading❤Lisya memasuki rumahnya dengan langkah gontai, sudah tiga hari ini ia di sibuk kan dengan tugas kampus yang menumpuk dan kebanyakan adalah tugas dari Revan, dosen dingin plus nyebelin. Sebenarnya Lisya malas untuk mengerjakan itu semua tapi kalau tidak ia lakukan pasti Lisya akan mendapat hukuman dari Revan.
"Assalamualaikum mama," ucap Lisya sembari membuka pintu rumahnya, dengan nada yang tak ada semangat-semangat nya.
"waalaikumsalam," jawab Anita.
"eh Sya, duduk sini bentar deh," cegah wanita itu pada Lisya yang akan menaiki tangga menuju kamarnya.
"apa sih ma, lisya capek," keluh Lisya.
"bentar aja, udah sini," Anita menepuk-nepuk sofa di sampingnya, agar Lisya duduk di situ.
"ada apa sih ma?" tanya lisya lagi.
"Sya, lusa ada teman mama sama anaknya mau ke sini, jadi kamu di rumah aja ya, jangan ke mana-mana...
Kamu tau gak sya anak nya tuh ganteng banget, sopan, terus ramah lagi, siapa tau aja cocok sama kamu," jelas Anita panjang lebar."ck... apaan sih mama, main cocok-cocok an aja," decak Lisya sebal.
"lagian mama, nyuruh Lisya duduk di sini cuma mau ngasih tau itu aja?" tambah lisya.
"iya."
Lisya menghembuskan napas berat,lalu beranjak dari sana meninggalkan mamanya.
"Lisya ke atas dulu ma," kata lisya yang sudah menaiki anak tangga, menuju kamarnya.
Lisya menghempaskan tubuhnya di tempat tidur,melepas lelah sejenak dan melonggarkan otot-otot nya yang terasa kaku.
DDRTDRT.....
Hanphone lisya bergetar, menandakan ada pesan masuk di sana. Lisya segera mengambil ponsel nya dan melihat pesan itu.
Dila
Sya gue udah otw ke rumah lo nih...,
"oh iya gue kan ada janji sama Dila," ucap lisya kaget, ia segera menuju ke kamar mandi untuk siap-siap.malam ini Lisya di ajak Dila untuk menemaninya pergi ke toko buku.
Lisya keluar dari kamar mandi, dengan mengenakan rok selutut Warna biru muda, dan baju tiga per empat bermotif bunga. Tampak rambut panjang nya di biarkan tergerai dengan tambahan pita merah muda di sana.
"Lisya di bawah udah ada Dila tuh nunggu kamu," kata mama Lisya dari depan pintu kamar, entah sejak kapan Anita berada di situ.
"iya ma, yaudah lisya berangkat ya," pamit Lisya.
"iya hati-hati."
Lisya lalu beranjak turun ke ruang tamu untuk menemui Dila.
****
Dila memarkirkan mobilnya di depan toko buku, toko itu terlihat agak ramai, Lisya dan Dila segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam.
"lo mau cari buku apa sih dil?" tanya lisya, ia sedari tadi memperhatikan dila yang tengah sibuk memilah milah buku.
"cari novel sama buku-buku tentang ekonomi," jawab Dila tanpa menoleh kearah Lisya, ia masih sibuk memilih buku yang akan di belinya.
"oh..., kalo gitu gue ke sana dulu ya, mau lihat-lihat."
"oke."
Lisya berjalan mendekati rak buku yang penuh dengan komik dan juga novel, siapa tau Lisya tertarik akan salah satu buku itu.
Di saat Lisya tengah asik melihat-lihat komik, ia tiba-tiba mendengar suara, seperti suara retakan, tapi Lisya tak tau apa itu sehingga ia tak menghiraukannya, ia pun kembali memilah-milah buku di hadapnnya.
PPRAANG....
BRRUKK.....
Tiba-tiba penyangga rak buku di atas lisya ambruk dan jatuh.
Lisya tersentak kaget, saat ada yang menarik tubuhnya hingga ia jatuh ke belakang, Lisya merasakan ia jatuh di pangkuan seseorang, tapi Lisya tak tau siapa itu, ia masih menutup matanya karena kaget akan kejadian tadi. Lisya dengan jelas dapat merasakan deru napas orang yang ada di sampingnya, karena jarak mereka yang sangat dekat, Lisya perlahan-lahan membuka matanya dan melihat siapa orang yang ada di bawahnya,"pak Revan," pekik Lisya kaget setengah mati, bagaimana bisa dia ada di sini.
Lisya bergegas berdiri, tak ingin berlama-lama ada di pangkuan sang dosen. Jujur ia sangat malu dan tak percaya akan peristiwa yang baru di alaminya.
"Sya lo gak apa-apa?" tanya Dila dengan tergopoh-gopoh, sepertinya dia juga kaget akan suara keributan tadi.
"iya gak apa-apa kok."
"lho kok ada pak Revan di sini?" tanya Dila bingung.
"eemm... Makasih ya pak udah tolongin saya, permisi," Lisya dengan buru-buru segera mengajak Dila pergi dari sana, tak ingin sahabatnya terus bertanya-tanya akan keberadaan Revan.
Sementara Revan, ia hanya diam, terus menatap kepergian Lisya tanpa ekspresi, datar dan dingin.
"Sya gue belum bayar buku nya" teriak Dila, karena Lisya terus Menyeretnya keluar toko.
Lisya menghela berat, lalu berhenti melangkah.
"yaudah lo bayar dulu, gue tunggu di mobil," sewot Lisya, mood nya benar-benar hancur saat ini.
Lisya masuk ke mobil Dila dan segera duduk, ia melipat kedua tangannya, mengingat kejadian tadi, ini ke dua kalinya Revan telah menolongnya. Kalau saja Revan tadi tidak menariknya pasti lisya sudah tertimpa buku-buku tebal itu.
Lisya menarik napasnya berulang kali, berusaha menenangkan hatinya.Bbraak....
Dila masuk ke dalam mobil dan kembali menutup pintunya.
"lo kenapa sih, Sya?" tanya Dila bingung.
"ngak kenapa-kenapa," jawab Lisya masih menatap ke depan.
Dila menghela pelan mencoba bersabar.
"yaudah kalo lo gak mau cerita,gue anterin lo pulang sekarang," serah Dila.
"hm."
akhirnya mobil Dila melaju perlahan meninggalkan toko itu.
****
"gue masuk dulu ya Dil, lo hati-hati pulangnya," kata Lisya saat sudah turun dari mobil, mood nya sudah agak membaik saat ini.
"iya, gue balik dulu ya Sya," pamit Dila.
"he'em" angguk Lisya.
Lisya segera Membuka pintu gerbang rumahnya, dan masuk ke dalam.
Ia langsung menuju kamar dan membersihkan dirinya, Lisya ingin sekali segera tidur dan melepas lelah, baik tubuh maupun pikirannya.
****
Setelah kejadian tadi, Revan memutuskan untuk segera pulang, tak jadi membeli buku. Revan merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ia masih dapat merasakan hangatya tubuh lisya yang jatuh dalam dekapannya tadi, mungkin gadis itu sangat kaget karena tiba-tiba jatuh dalam pangkuannya, pikir Revan.
Revan menghela berat, ia bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dia melakukan itu tadi, mungkin karena refleks dan hanya ingin menyelamatkan gadis itu.
ASSALAMUALAIKUM......
UDAH DULU YA PART NYA...
SEMOGA KALIAN SEMUA TETAP SETIA MENUNGGU DAN MEMBACA CDK, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YANG PALING DI TUNGGU,....
TERIMAKASIH.... 😊😊😊😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati [end]
Teen Fiction➡ Part lengkap! Sebagian part ada yang direvisi:) Berawal dari pertemuannya dengan dosen dingin, killer, plus nyebelin, yang membuat lisya harus ekstra sabar dalam menjalani hari-harinya semasa kuliah. Namun apa jadinya jika orang tua lisya malah b...