part 27

2K 90 4
                                    


Happy reading❤

   Hari ini merupakan hari yang istimewa dan spesial bagi Nindi dan Niko. Bagaimana tidak, tepat hari ini adalah perayaan Anniversary mereka yang ke-3. Sudah genap tiga tahun mereka menyandang gelar sebagai sepasang kekasih. Dan sehubungan dengan itu pula Nindi dan Niko melakukan perayaan kecil-kecil an di sebuah kafe yang berada tak jauh dari kampus mereka.

   Lisya, Dila, Zion, Nindi, dan Niko. Mereka berlima sekarang sudah duduk cantik di atas kursi kafe tersebut dengan berbagai macam makanan yang memenuhi meja di depan mereka.

   Namun dari ke lima orang tersebut, ada salah seorang diantaranya yang sepertinya tidak terlalu menikmati acara itu, bukan karena tidak suka melainkan ia sedang dilanda galau akut yang membuatnya tidak mood untuk melakukan apapun.

   Sejujurnya ia juga ingin seperti kedua sahabatnya itu, melakukan perayaan Anniversary bersama....eemm....Entahlah?

   Kalaupun iya bersama dengan Revan, ia saja tidak tau kapan tepatnya ia dan Revan saling menjalin hubungan, bahkan statusnya dengan Revan pun masih menjadi tanda tanya baginya. Yang ia tau, ia dan Revan saling di jodohkan dan mereka berdua menerimanya, itu saja.

   "sya, ngelamun aja dari tadi," tegur Dila yang duduk tepat di sebelah Lisya.

   "tau tuh.... Temennya lagi seneng-seneng dia malah ngelamun sendiri," timpal Zion yang duduk di depannya.

   "iya, sorry" balas Lisya dengan senyum bohongnya. Lagi-lagi ia harus bersikap seolah tak ada apa-apa, menutupi setiap masalah dan kesedihannya dengan topeng kebahagiaan yang entah sampai kapan harus ia pakai.

   "jadi kapan nih, lo berdua mau duduk di pelaminan?" tanya Dila pada  dua orang di depannya.

   Mendengar penuturan itu, sontak membuat pipi Nindi bersemu merah dan hal itu di sadari oleh ke empat temannya.

   "eecie... Langsung merah pipinya," kompak ke empat-empatnya.

   "apaan sih," tepis Nindi seraya menutup kedua pipinya dengan tangan.

   " doain aja, Insya Allah sehabis lulus," jawab Niko kemudian.

   "amin...." sahut semuanya bersamaan.

  Drttt.... Drttt.... Drttt....

Getaran ponsel yang berada di atas meja itu, sukses membuat semuanya menoleh ke sumber suara. Dengan cepat Zion, selaku pemilik ponsel itu segera mematikan panggilan tersebut.

  "siapa, Zi?" tanya Dila.

  " ngga siapa-siapa kok," jawab Zion namun terdengar agak gugup.

   "oh."

Selang beberapa menit ponsel Zion kembali berbunyi, dan lagi-lagi Zion segera mematikan panggilan tersebut.

   "angkat aja, siapa tau penting," sahut Lisya yang sedari tadi hanya diam saja.

   "ngga kok, ngga penting."

Ddrtt... Drtt... Drtt....

   "ck," decak Zion seraya mengambil ponselnya.

   "bentar ya gue angkat dulu," ijinnya lantas pergi entah kemana untuk mengangkat panggilan tersebut.

   Bersamaan dengan itu pula semuanya jadi saling pandang dan mengendikkan bahu seolah berkata tak tau apa yang terjadi sebenarnya.

    Bbrrukk....

Tiba-tiba ada seorang pelayan wanita yang terjatuh tepat di sebelah Lisya, hingga membuat beberapa hidangan yang ia bawa tumpah dan mengenai sebagian baju Lisya.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang