part 2

6K 218 2
                                    

Happy reading❤

 
   Lisya mendudukkan dirinya di kursi taman kampus sembari membaca buku, sesekali perhatiannya tampak beralih pada benda pipih persegi yang ia letakkan di samping bukunya.

Dooor......
Tiba-tiba Dila muncul dari arah belakang Lisya, hingga membuatnya tersentak kaget.

  "Astagfirullah....Dila ngagetin aja."

  "hehehe.... Lagian serius amat bacanya." Dila ikut mendudukkan dirinya disebelah Lisya.

  "suka-suka gue lah," Lisya memalingkan pandangannya ke arah lain, ia harus terlihat kesal sekarang.

  Tapi tak sengaja hal itu malah membuat dirinya mendapati sosok Revan yang sedang berjalan menuju ke arah perpustakaan, entah kenapa mata Lisya seakan tak mau berpaling dari sana, ia melihat sepanjang Revan berjalan banyak gadis-gadis yang menyapanya dan terlihat genit seakan tebar-tebar pesona. Membuat Lisya merasa geli sendiri melihatnya.

"woy.... " Dila menepuk pundak Lisya pelan, namun hal itu malah membuat Lisya terjingkat kaget.

  " liatin pak Revan mulu dari tadi, naksir baru tau rasa lo."

  "idih.... Amit-amit... gak bakalan," Lisya mengetuk-ngetukkan tangannya di kursi tampatnya duduk.

  "oohh... Kirain lo naksir sama dia, secara dia kan cakep, masih muda lagi, tapi ya gitu.... Cuek" sambung Dila.

  " no no no.... lagian tu ya, gue itu sebel banget tau gak ama tu orang," adu Lisya.

  "kenapa?"

  "ya masak iya, tadi pagi pas gue berangkat, pas lagi mau nyari angkot, gue tu dibuat basah sama dia, gara-gara genangan air yang ada di jalan muncrat pas dia lewat pake mobilnya, trus dia gak minta maaf lagi main pergi gitu aja, eeh... Pas gue sampai sini, lagi mau nyari kelas dia nongol lagi nabrak gue, ampe jatoh, trus dia cuma bilang sorry gitu aja.., gak ngebantuin gue berdiri ,trus main pergi aja ninggalin gue, ya gue sebel jadinya," jelas lisya panjang lebar.

  "terus?" dila mengangkat satu  alisnya.

  "terus ya gue marahin lah, masa pagi-pagi udah buat orang darah tinggi."

  "hah.... Serius lo marahin pak Revan? " tanya dila tak percaya

  "serius lah, lagian... gue kan gak tau kalau dia dosen, toh dia diem aja tuh gue marahin," jawab lisya sambil melipat kedua tangannya.

  Dila hanya tersenyum miris, turut prihatin akan sesuatu yang telah dialami sahabatnya itu.

****

  Lisya mondar-mandir di pinggir jalan karena angkutan umum yang sedari tadi ditunggunya belum juga ada yang lewat. Mana sekarang panas lagi.

Tin... Tin...

  Suara dari klakson mobil yang berhenti di depan Lisya sontak membuatnya kaget, ia langsung mengarahkan pandangan nya ke kaca mobil yang perlahan terbuka, tampak seorang lelaki di dalamnya.

  "kak rafa," ucap lisya setelah mengetahui siapa yang berada di sana.

  " sendirian aja, lagi nungguin angkutan umum?" tanya rafa.

  "iya, kak. "

  "pulang bareng yuk, gue anter," ajak rafa.

  "eeemm... Boleh deh, " segera lisya masuk ke dalam mobil kakak tingkat nya itu.

  Tak butuh waktu lama, 20 menit kemudian mobil rafa sudah berhenti di depan rumah lisya, karena jalanan tidak terlalu macet.

  "makasih ya kak udah anterin Lisya pulang," ucap Lisya saat sudah turun dari mobil.

  " iya sama-sama,"  balas rafa.

  Entah kenapa setiap kali Lisya memandangi Rafa, jantungnya selalu berdegup kencang, seperti saat ini, keduanya tengah saling beradu pandang, rasa bergemuruh semakin bergejolak di dalam hati Lisya, dengan cepat ia segera menundukkan pandangannya.

  "eem... Kak, Li... Lisya masuk dulu ya," pamit Lisya gugup, dan dibalas anggukan dari Rafa.

Tak lama mobil hitam itupun berlalu dari hadapan Lisya.

  Rafa sudah menganggap Lisya seperti adiknya sendiri, tapi sepertinya Lisya mengnggap Rafa lebih dari itu.....yaa.. Lisya suka sama Rafa, tapi gak tau Rafa nya gimana.

  Lisya merebahkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya. Melepas lelah setelah seharian beraktifitas, kali ini Rafa telah berhasil membuat moodnya kembali membaik, setelah tadi pagi saat mood nya hancur gara-gara dosen menyebalkan itu.

  "huh... Bete banget kalo besok harus ketemu lagi sama tu dosen," lisya mendengus kesal.

  Bagaimana pun juga dia harus menerima kenyataan kalau tiap minggu dirinya harus bertemu lagi dengan Revan, alias dosen killer dengan segela sifat meyebalkannya.

****


  Revan duduk termenung di dalam kamarnya, menatap keluar jendela. Tampak bulan yang bersinar terang, di tambah pemanis berupa bintang-bintang yang bertaburan, berkelap-kelip menghiasi langit malam.

  Dia lalu teringat akan sekelebat kejadian yang dialaminya tadi pagi,  saat dirinya di marahi oleh Lisya, baru kali ini dia di marahi oleh mahasiswanya, karena sebelumnya belum pernah ada yang berani melakukan itu, jangan kan memarahi, membantah perintahnya saja tidak ada yang berani.

  "huh... Kalau di lihat-lihat Lisya itu lucu juga, cantik lagi," Revan jadi senyum-senyum sendiri memikirkannya,
Entah kenapa pikiran Revan malam ini di penuhi oleh seorang Alisya.

  "hayo... Kak revan mikirin siapa," tiba-tiba Lita datang dan mengagetkan Revan.

  "apaan sih dek ngagetin aja."

  "emang Lisya itu siapa kak? pacar kakak?" tanya Lita dengan Polosnya.

  "kepo, udah ah sana-sana, ke kamar kamu sendiri, gangguin orang aja," usir Revan pada adik kecilnya itu.

  "awas ya, Lita aduin mama lho, kalau kakak udah punya pacar," ancam Lita sambil tertawa geli melihat ekspresi kakak nya.

  " eh dek jangan aduin yang enggak-enggak ke mama, lagian siapa juga yang punya pacar," Revan memberi jeda sejenak, " udah.. Ah nanti kakak beliin coklat ya..." tawar Revan.

Lita tampak mengerjab sejenak, "eemm... Oke, janji ya... " kata Lita sambil mengacungkan jari kelingking  nya.

  " oke.. " balas Revan sambil melingkarkan kelingking nya pada kelingking  Lita, entah sampai kapan adik kakak itu berhenti melakukan janji kelingking.

  Memang saat di kampus, Revan di kenal sebagai sosok yang kejam, dingin, cuek, jutek, dll... Tapi saat di rumah dia itu ramah dan juga hangat pada keluarganya.




🌺🌺🌺

Assalamualaikum...

Udah dulu ya part nya...
Semoga kalian masih setia menunggu... Ya.. Walaupun ceritanya gak bagus" amat, masih bingung soalnya, maaf kalau masih ada typo, mohon di maklumi..

Jangan lupa vote dan komen nya yaa...

Terima kasih...  Buat kalian semua... 
😊😊😊😊

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang