part 37

1.5K 64 2
                                    

Happy Reading❤

  "Lisya!" teriak Anita menggema di seluruh penjuru rumah, berharap akan ada sahutan dari dalam.

  "Sya!" dibukanya kamar sang anak, namun tetap saja, sepi.

  Ya, setelah mengetahui ketidakberadaan Lisya di butik tadi, Anita langsung kembali ke rumah siapa tau Lisya pulang ke rumahnya terlebih dahulu, tapi sepertinya tidak.

  Seteleh memastikan bahwa putrinya itu tak ada di kamarnya, Anita kembali turun ke bawah untuk menemui Revan yang tadi ikut pulang bersamanya.

  "gimana Van?" tanya Anita penuh harap saat berpapasan dengan lelaki itu.

  "nggak ada tante," jawabnya berusaha setenang mungkin. Revan sudah mencari Lisya di sekeliling rumah, namun tetap saja tak menemukan keberadaan gadis itu.

  "ya ampun Sya.. Kamu kemana sih?" Anita terduduk lesu, menangkupkan kedua tangannya menutupi wajah.

  "tante tenang dulu ya, biar Revan yang cari Lisya di luar." ucapnya menenangkan.

  Anita hanya mengangguk sebagai jawaban.

  "Assalamu'alaikum" pamitnya.

  "Wa'alaikumsalam."

****

  Tok... Tok... Tok....

  Diketuknya pintu itu secara terus-menerus, berharap sang empunya akan segera keluar dari dalam.

  "pelan-pelan napa, ntar rusak pintu gue lo mau tanggung jawab," sergap Niko saat sudah muncul dari balik pintu.

  "Ko, lo tau Lisya dimana?" tanya Revan to the point.

  Niko terdiam sesaat "nggak, emang kenapa?"

  "tanyain semua temennya ada yang tau Lisya nggak!" titahnya tak menghiraukan pertanyaan Niko.

  "tunggu-tunggu ini ada apa sih?" Niko masih bergeming, tak paham akan apa yang terjadi.

  "cepet tanyain, Ko!" ulangnya karena Niko tak kunjung beranjak dari sana.

  Melihat kepanikan Revan, Niko pun mengesampingkan rasa penasarannya terlebih dahulu dan segera melaksanakan perintah Revan tersebut.

  Revan terus menunggu dengan harap-harap cemas, berharap salah satu dari teman Lisya mengetahui keberadaannya dan membawa angin sejuk baginya.

  Haripun sudah beranjak malam, namun gadis itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bikin orang cemas saja.

  Selang lima menit, Niko kembali menemuinya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

  "gimana?" tanyanya langsung.

  "nggak ada yang tau."

  Revan menghela napas berat.

  "emang kenapa sih, Van?" Niko tak dapat lagi menyembunyikan rasa penasarannya.

  "Lisya ilang."

****

  "oke nggak penting juga gue siapa. Karna yang terpenting adalah..." dijedanya kalimat itu sejenak, lantas wanita itu lebih mendekat ke arah Lisya dan membisikkan sesuatu dengan penuh penekanan, "lo mati sebelum acara pernikahan." desisnya yang membuat bulu kuduk Lisya meremang.

  Hah pernikahan? Bagaimana dia bisa tau kalau dirinya akan menikah minggu depan? Atau jangan-jangan dia... "Shila." ucap Lisya pelan.

  "oke ternyata telinga sama otak lo masih berfungsi dengan baik dan bisa ngenalin siapa gue," lantas di bukanya masker serta kacamata yang sedari tadi menutupi penyamarannya.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang