part 24

2.2K 96 6
                                    


Happy reading❤

  Lisya kini tengah dalam perjalanan menuju ke rumah Dila, setelah membeli berbagai macam makanan ringan di supermarket tadi.

Lisya mengarahkan pandangannya ke luar jendela, menikmati setiap bangunan yang ia lewati. Namun sesaat kemudian taksi yang ditumpangi Lisya berhenti secara mendadak yang membuat Lisya mengalihkan pandangannya menuju ke sopir yang ada di depannya.

"kok berhenti sih pak, kan belum sampek?" tanya Lisya bingung.

"iya nih neng, saya juga ngga tau. Kayaknya mogok deh," kata bapak paruh baya tersebut.

"yah... Gimana dong pak?"

"bentar neng, biar saya cek dulu," ucap si bapak lalu keluar dari mobil dan membuka kap mesin.

  Cukup lama Lisya menunggu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk ikut keluar dan menghampiri pak supir yang tengah sibuk mengutak-atik mesin di depannya.

  Tapi baru selangkah Lisya keluar dari dalam taksi, langkahnya kini terhenti saat menyadari ia tengah berada di mana sekarang. Jantung Lisya berdegup kencang, entah kenapa ia merasa takut. Takut kalau sampai bertemu dengan orang yang sedang dihindarinya sekarang.

  "ck, kenapa mogoknya harus di sini sih?, nanti kalo ada Revan gimana coba?" ya, sekarang Lisya tengah berada di depan kampusnya Revan, yang membuat ia was-was sendiri.

Lisya memundurkan langkah nya, berniat untuk kembali lagi ke dalam taksi, namun tanpa sengaja indra pendengarannya menangkap sesuatu yang sedang dibicarakan oleh sekelompok wanita yang tengah berjalan di depannya.

"eh, kalian udah pada denger belum. katanya, pak dosen yang muda itu mau di nikahin sama anaknya bu Sandra, si Shila," kata wanita berambut pendek.

"ah, yang bener lo?"

" ish... lo sih kurang update, berita ini kan udah kesebar ke seantero kampus. Secara siapa sih yang ngga tau berita terbaru tentang pak Revan itu? "

"duh... Kok hati gue jadi nyut-nyut an yaa....gaa relaa" kata wanita yang satunya.

Sebenarnya Lisya masih kepo akan pembicaraan ke tiga wanita itu, namun ke tiganya sudah berjalan menjauh, sehingga Lisya sudah tak dapat mendengar apa yang mereka katakan. 

"tunggu-tunggu tadi mereka bilang apa? Revan?" gumam Lisya kemudian, saat ia sudah ngeh tantang apa yang baru saja ia dengar.

"Revan nikah sama Shila?" gumamnya lagi, namun dengan nada yang sedikit panik.

Tak bisa di pungkiri, hati Lisya sakit mendengar semua penuturan itu. Masalahnya dengan Revan saja belum selesai dan sekarang ia harus mendengar berita bahwa orang yang sudah di jodohkan dengannya akan menikah dengan wanita lain. Bagaimana perasaan kalian jika berada di posisi Lisya saat ini?

Tapi Lisya mencoba untuk kuat, mencoba untuk tidak menangis, ia sudah muak dengan semua air mata yang sudah ia keluarkan hanya untuk masalah cinta. Cinta sudah banyak mempermainkan dirinya.

Lisya mengusap wajahnya kasar,berharap semuanya menghilang begitu saja dari pikirannya, saat ini ia sedang tidak mood untuk memikirkan hal-hal serius, ia ingin mengistirahatkan pikirannya dari beban-beban itu, barang sehari saja.

"neng, maaf ini kayaknya ada kabel yang putus jadi harus di bawa ke bengkel. Lebih baik neng cari transportasi lain," kata pak sopir membuyarkan lamunan Lisya.

" bener ngga bisa ya, pak?"

"iya, neng."

"heemm... Ya udah deh, saya telfon teman saya aja kalo gitu."

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang