part 28

1.9K 101 12
                                    


Happy reading❤

 
  Lisya menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah kampus yang memang sudah tak asing lagi baginya,Ia memang sengaja menuju ke tempat ini setelah pulang dari kafe tadi. semua masalahnya harus selesai saat ini juga.

  Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang aman, Lisya segera turun dari sana dan mencoba mencari keberadaan orang yang ingin ditemuinya.

  Hingga hampir setengah jam Lisya berputar-putar, mengunjugi setiap tempat yang mungkin menunjukkan keberadaan pria itu namun tetap saja tidak ada, Lisya juga sudah mencoba untuk menghubunginya berkali-kali namun percuma saja, ponsel pria itu sedang tidak aktif. Sampai akhirnya ia melihat dua perempuan yang sedang duduk bersantai di kursi taman sambil sesekali berbincang, Lisya pun memutuskan untuk menanyakan keberadaan orang yang tengah di carinya itu, siapa tau mereka mengetahuinya.

  "permisi, boleh tanya ngga?" ucap Lisya saat sudah berada di depan ke dua perempuan itu.

  "iya kak, ada apa?" jawab perempuan yang berambut panjang.

  "eemm.... Kalian ada yang tau Rev.... Eee.... Maksutnya pak Revan ada dimana?" tanya Lisya.

  "oh.... Pak Revannya hari ini ngga masuk kak, lagi sakit katanya," balas perempuan yang satunya, sepertinya dia adalah salah satu mahasiswa yang di ajar oleh Revan.

  "sakit apa?" tampak raut kekhawatiran di paras cantik Lisya.

  "kurang tau kak kalo itu."

  "oh, ya udah makasih ya" ucap Lisya lalu beranjak dari sana untuk kembali ke tempat mobilnya berada.

Ia akan pergi ke rumah Revan sekarang, Lisya sudah tidak mau menunda-nunda lagi, makin cepat masalahnya selesai maka akan semakin baik.

  Lisya melajukan mobilnya agak sedikit cepat, beruntung jalanan tak terlalu ramai siang ini, jadi Lisya bisa mengemudikan mobilnya dengan leluasa.

   Sebelum itu ia juga menyempatkan untuk mampir ke toko buah untuk membeli buah tangan yang akan ia bawa nantinya.

****

  Tok.... Tok.... Tok....
"Assalamualaikum" Lisya mengetuk pintu kayu di depannya.

"Waalaikumsalam" tak lama terdengar sahutan dari dalam yang Lisya yakini adalah suara Meta, mama Revan.

  Cklek....

Sesaat kemudian pintu sudah terbuka lebar dan menampakkan sosok Meta di sana.

  "siang tante" sapa Lisya hangat sembari mencium punggung tangan Meta.

  "Lisya, ada apa? Tumben main ke sini?" tanya Meta sembari merangkulkan tangannya ke bahu Lisya dan mengajak gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

  "iya tante. Ee... Lisya denger Revan lagi sakit ya?"

  "he'em baru aja tadi pagi" jawab Meta, yang hanya di balas anggukan oleh Lisya.

   "emang sakit apa ya tente?"

   " demam sih kayaknya dia, soalnya semalem tuh dia pas pulang bajunya basah gitu kaya abis kehujanan, padahal dia keluar naik mobil," jelas Meta.

  Ingatan Lisya tiba-tiba terlempar pada kejadian tadi malam saat Revan dengan susah payah berusaha melindunginya agar tidak kehujanan.
Di tambah dengan mendengar penuturan Meta tadi, membuat Lisya semakin merasa bersalah. Ia yakin Revan menjadi seperti ini, karena dirinya.

  "Ee.... Lisya mau ketemu Revan?" tawar Meta.

Tapi Lisya hanya diam, tatapannya lurus ke depan.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang