Happy reading❤
Sinar matahari semakin terpancar luas, memberikan kehangatan pagi yang menyehatkan. Hari ini di sebuah taman kota tampak dua pasang sahabat yang tengah melakukan joging. Lisya dan Dila, mereka telah memutari area taman entah berapa kali, mereka tak sempat menghitung nya.
"Dil istirahat dulu yuk, capek nih," Lisya berhenti dan segera duduk di bawah karena merasa sudah tak kuat lagi.
"yaelah Sya, baru juga 3 putaran," remeh Dila.
"3 putaran pala lo, udah 7 lebih ini," kata Lisya mulai sewot.
"iya-iya," serah Dila, ia tak mau jika pagi-pagi sudah harus berdebat dengan Lisya, karena dirinya pasti kalah.
Dila memutuskan untuk duduk di samping Lisya, membuka botol minuman nya, dan segera meneguknya hingga habis tak tersisa.
"dil," Lisya mulai membuka suara.
"apa?"
"lo mau gak, nanti malam temenin gue," tanya Lisya menengok ke arah Dila.
"kemana?"
"ke mall," jawab Lisya antusias.
"ngapain?"
"beli tiket nonton."
"kenapa gak langsung aja, emang mau nonton sama siapa?" tanya Dila mulai kepo sendiri.
"sama kak Rafa, kan lo tau kalo gue masih suka sama dia. Ya kan gue malu kalo langsung ngajak gitu aja, gue tuh maunya nanti beli tiket nya dulu, terus baru deh gue kasihkan ke kak rafa, jadi kayak kado gitu," jelas Lisya akan rencananya yang aneh itu.
"cih... Pakek kado-kado an segala."
"suka-suka gue dong, sewot aja lo."
"ya... plis.... Temenin gue ya ntar malam," rengek lisya dengan wajah memelas.
"kenapa gak nanti siang aja ke mall nya?"
"ngak bisa Dil, nanti gue udah janji sama mama mau bantiun bikin cake cokelat, ntar gue bawain deh buat lo ceke nya."
"oke-oke, kalo itu gue suka," kata Dila semangat sembari mengangkat satu jempolnya.
Setelah selesai melepas penat, mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah beranjak siang dan sinar matahari semakin panas.
****
"daaa... Dil makasih udah anterin gue pulang," Lisya melambai-lambaikan tangan nya sembari tersenyum, ia benar-benar bahagia pagi ini, tak sabar menunggu esok hari dimana ia akan mengajak rafa nonton bareng.
"oks, gue pulang ya," pamit Dila.
Setelah itu mobil Dila beranjak pergi dari sana.
Lisya segera masuk dan mandi, mengganti bajunya dengan baju santai."mama kemana sih, masak jam segini udah berangkat ke toko? katanya mau bikin cake cokelat," tanya lisya pada dirinya sendiri.
Karena bosan lisya pun turun ke bawah dan menonton televisi di ruang tengah.DRTTDRTT.....
Ponsel Lisya berbunyi, terdapat panggilan masuk di sana, Lisya pun segera mengangkatnya.
"halo mama, ada apa? "
"sya, mama udah ada di toko sekarang, mungkin mama nanti pulangnya agak malam kamu gak apa-apa kan di rumah sendirian?"
" iya ma, gak apa-apa."
"yaudah, mama cuma mau ngasih tau itu aja, Assalamualaikum."
"waalaikumsalam."
Lisya menutup sambungan telepon nya. Ia kemudian berniat untuk menelfon Dila, dan mengajaknya ke mall sekarang.
Tok.... Tok... Tok....
Suara ketukan pintu mengagetkan Lisya, ia pun mengurungkan niatnya untuk menelfon Dila. Lisya berjalan ke depan dan membuka pintu rumahnya.
"kak Rafa," kata lisya saat mengetahui orang yang ada di depannya.
"masuk dulu kak," suruh Lisya.
"iya," Rafa kemudian masuk dan mengikuti Lisya.
Mereka berdua lalu berjalan ke ruang tamu, dan duduk di sofa.
"ada perlu apa kak Rafa datang ke sini, tumben banget?" tanya Lisya penasaran.
"em... Gue cuma mau ngasihin ini buat lo," Rafa menyodorkan sebuah amplop merah muda pada Lisya.
"apa ini?" bingung Lisya, sambil menerima amplop itu.
"undangan pernikahan."
"undangan? siapa yang mau nikah? kok kak rafa yang anterin undangan nya? saudara kak rafa?" tanya lisya berbondong.
DRTTDRTT......
Belum sempat Rafa menjawab pertanyaan Lisya, ponselnya tiba-tiba saja berbunyi.
"bentar ya Sya, gue angkat telfon dulu," Rafa beranjak dari duduknya dan berjalan ke luar.
Sementar lisya masih dibuat bingung, masih banyak pertanyaan di benaknya, ia pun memutuskan untuk membuka amplop tersebut, tapi baru saja lisya menyentuh ujung amplopnya Rafa sudah kembali dari luar.
"Sya gue pulang dulu ya, mama gue udah telfon, jangan lupa datang ya," pamit Rafa dan segera pergi dari sana.
Lisya mengantarkan Rafa sampai depan rumah nya.
"hati-hati kak pulangnya," pesan Lisya, dan segera di angguki oleh Rafa.
Lisya kembali masuk ke dalam rumah, ia mengambil amplop undangan tadi dan perlahan membukanya, Lisya mengeluarkan isinya dengan perlahan dan membacanya.
DEG....
HAY.... HAY.... HAY.... 😃😃
ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA....
MASIH SETIA KAH MEMBACA CDK...?AKU UCAPIN TERIMA KASIH YANG UDAH MAU BACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA DI TUNGGU...
MAAF YA KALAU TYPO NYA BERTEBARAN DI MANA" ...MOHON DI MAKLUMI.... 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati [end]
Подростковая литература➡ Part lengkap! Sebagian part ada yang direvisi:) Berawal dari pertemuannya dengan dosen dingin, killer, plus nyebelin, yang membuat lisya harus ekstra sabar dalam menjalani hari-harinya semasa kuliah. Namun apa jadinya jika orang tua lisya malah b...