part 8

4.3K 206 0
                                    

Happy reading ❤


Di kediaman Rafa, para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Hari ini adalah sebuah hari yang sakral bagi Rafa, dimana ia akan melaksanakan pernikahan nya dengan Rara.

Lisya, Dila, Nindi, Zion, dan Niko pun sudah hadir sejak tadi. Mereka tengah berkumpul di tempat yang sudah di sediakan.

Diam-diam Lisya sedari tadi terus menguatkan hatinya menyembunyikan rasa sakit yang ia rasakan dan terus menghadirkan senyum palsu di paras cantiknya. Baginya menghadiri pernikahan ini sama saja dengan mengungkit rasa sakit yang pernah ia rasakan dulu. Lisya sebenarnya berniat untuk tidak datang tapi ia merasa tidak enak pada Rafa.

Semakin lama para tamu undangan yang datang semakin banyak, bahkan Revan dan para dosen lainnya pun ikut hadir di sini.

Acara akad nikah pun segera di mulai. Rafa kini telah menjabat tangan dari ayah Rara dan mulai mengucapkan ijab qobul.

Tanpa disadari Lisya terus menerus memperhatikan Rafa, hatinya terasa semakin sakit, dada nya terasa sesak dan kepalanya pun terasa berat, ia benar-benar tak sanggup untuk menyaksikan ini semua. Di tambah lagi seorang Rafa tampak lebih tampan saat mengenakan pakaian pengantin itu, hingga membuat Lisya semakin tidak rela jika Rafa di miliki orang lain.

SAH!!!....

sahut para tamu undangan saat Rafa telah menyelesaikan kalimatnya. Bersamaan dengan itu pula Lisya tiba-tiba ambruk kedalam pangkuan Dila, Dila pun tersentak kaget karena Lisya tiba-tiba jatuh kearahnya. Seketika suasana tempat itu menjadi heboh, para tamu undangan panik akan keadaan Lisya.

"Sya...Lisya.... Lo kenapa?" ucap Dila panik sembari menepuk-nepuk pipi Lisya, berharap gadis itu akan segera sadar.

Rafa dan Rara pun tak kalah paniknya, Rara segera mengambil minyak angin untuk Lisya.

Dari kejauhan tampak orang yang sedang berlari menerobos kerumunan orang-orang. Ia terlihat begitu panik dan khawatir, meskipun ekspresi nya tetap sama, datar.

"Lisya," ucapnya setelah berada di samping Lisya yang masih belum bangun.

" saya antarkan dia pulang dulu," pamitnya seraya membopong tubuh Lisya keluar dari para kerumunan orang-orang.

Ya... Dia adalah Revan.
Revan segera memasukkan Lisya kedalam mobilnya, ia tau jelas apa yang menyebabkan Lisya pingsan seperti ini. Revan pun segera beranjak dari sana untuk mengantarkan Lisya pulang.

Sementara di rumah Rafa, keadaan kembali tenang setelah Revan membawa Lisya pulang.

" ternyata pak Revan beneran serius sama Lisya, buktinya aja dia panik banget tadi," Dila kini telah berkumpul bersama Nindi, Zion, dan Niko.

"iya, semoga aja Lisya gak salah ambil keputusan nantinya, biarpun pak Revan itu orangnya cuek, dingin, killer, tapi... Dia itu baik kok orangnya," tambah Niko, mengingat kalau dia sama Revan masih memiliki hubungan keluarga, jadi ia cukup kenal akan sikap Revan.

****

Revan membopong Lisya keluar dari mobil, gadis itu masih belum sadar juga. Revan lalu membuka pintu rumah Lisya dan membaringkannya di sofa. Sudah berkali-kali Revan mencoba menelfon Anita tapi tidak di angkat, mungkin wanita itu masih sibuk di tokonya.

" eeemmhh," terdengar suara lenguhan pelan dan sangat lirih.
Revan sontak mengalihkan pandangannya pada Lisya, benar saja mata gadis perlahan mulai terbuka.

Revan akhirnya bisa bernapas lega.

"syukur kamu sudah bangun," ucap Revan menghela napas pelan.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang