Happy reading ❤
Krring....
Alarm Lisya berbunyi, menunjukkan pukul 06:30 wib, tapi Lisya tak kunjung bangun, ia malah menutup wajahnya dengan bantal, dan kembali terlelap dalam tidurnya.Tak ada yang membangunkan Lisya karena mamanya pergi ke bandung, untuk menghadiri pernikahan saudaranya.
Sampai akhirnya suara kokok ayam tetangga yang berisik berhasil membangunkan Lisya dari tidur lelapnya.Kukuruyuuk......
"eemm.... Apaan sih berisik banget," gumam Lisya mengerjap-ngerjapkan matanya."lho kok udah terang.... Hah gue kesiangan lagi," ucap lisya melompat dari tempat tidurnya.
Lisya segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Tanpa sarapan Lisya langsung berangakat, mengambil tas dengan isi seadanya dan berjalan menuju halte.
Beruntung ketika Lisya sampai dihalte langsung ada angkot yang lewat, jadi Lisya tak harus menunggu terlalu lama, tapi sayang baru setengah perjalanan Lisya harus terjebak macet,jadi mau tidak mau dia harus menerima nasibnya untuk terlambat lagi hari ini.
Setelah beberapa saat yang melelahkan akhirnya Lisya sampai di kampusnya, beruntung dia belum terlambat, hanya menyisakan beberapa menit sebelum kelas nya di mulai, lisya segera menuju ke kelas, tampak kaki-kaki kecilnya melangkah dengan agak terburu-buru.
Setelah sampai di depan kelas, Lisya merasa ada yang memanggilnya.
"Lisya," panggil seseorang dari belakang, dari suaranya saja Lisya sudah tau siapa yang memanggilnya.
"eh Dila."
"gak kurang pagi berangkatnya," sindir Dila.
"ih... apaan sih,"jawab lisya cemberut.
"abis lo telat mulu sih, sampe bosen gue liatnya."
"iya tadi gue Kesiangan, soalnya semalam gue begadang nonton drakor," Lisya menampakkan cengiran khasnya.
"tumben begadang, ngga kena semprot mama Nita?"
" kan mama gue lagi ke Bandung."
"oh... Pantes."
Tak lama setelah itu Revan pun datang, Lisya dan Dila segera menempati tempat duduk mereka masing-masing.
"pagi semua," sapa Revan.
"pagi," jawab semua kompak.
"hari ini kita akan membahas pelajaran minggu lalu, keluarkan buku cataatan kalian," titah Revan.
"iya pak" jawab sebagian mahasiswa.
Sementara Lisya masih sibuk berkutat dengan tas nya.
"kok gak ada ya," gumam Lisya panik, sembari terus mencari buku catatannya yang entah ke mana, mungkin ketinggalan di rumah.
"cari apa?" tanya Revan pada Lisya yang terlihat sibuk sendiri.
"eem...." belum sempat Lisya menjawab sudah di potong lagi oleh Revan.
"mana bukumu." tanya nya ketus.
"ee.. em... Ket.. Ketinggalan, pak" jawab lisya gugup.
"keluar... Berdiri di luar sampai jam saya berakhir," perintah Revan tegas.
"ee.... Tapi pak..." Lisya berusaha protes, tapi Revan tak menghiraukannya, dia malah pergi meninggalkan Lisya, dan kembali menerangkan pelajarannya.
Lisya yang merasa di kacang in, langsung pergi keluar kelas, berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya, mengungkapkan kekesalannya. Tapi Revan tetap tak menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati [end]
Teen Fiction➡ Part lengkap! Sebagian part ada yang direvisi:) Berawal dari pertemuannya dengan dosen dingin, killer, plus nyebelin, yang membuat lisya harus ekstra sabar dalam menjalani hari-harinya semasa kuliah. Namun apa jadinya jika orang tua lisya malah b...