part 6

4.3K 178 0
                                        

Happy reading❤

  DEG....

sontak mata lisya terbelalak kaget akan apa yang di lihatnya. lisya merasa tubuhnya seperti sersambar petir di siang bolong yang tepat menghujam di dalam hatinya, dadanya terasa sesak dan sakit, tangannya mengepal kuat, meremas kertas undangan tersebut. Perlahan kertas itu terjatuh ke lantai. terpampang jelas tulisan dengan warna keemasan di kertas berwarna biru gelap itu.

'The wedding of  Rafandra Alkana & Rara Anggraeni'

  Lisya menatap nanar undangan tersebut, tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja,  membasahi pipi putihnya.

  "kak rafa mau nikah ya," tanya Lisya dengan suara serak, dan menahan tangisannya yang akan pecah lagi.

  "kak Rafa kok tega sih ninggalin Lisya,  kan lisya suka sama kak Rafa.  padahal besok Lisya mau ajak kak Rafa nonton bareng," adu Lisya entah pada siapa, ia mengigit bibir nya kuat-kuat agar tidak terisak.

  Lisya naik ke kamarnya, melepas semua kesedihan yang ia rasakan.
Lisya membenamkan wajahnya di bantal, menangis dengan keras melepas semua rasa sakitnya.

****

  Tok... Tok... Tok...
Dila mengetuk pintu rumah Lisya sedari tadi, tapi tak kunjung ada jawaban.

  "Lisya," panggil Dila sekali lagi.

Cklek.... , Lisya membuka pintu rumahnya.

  "hah Sya, lo kenapa?" Dila terlihat panik, melihat keadaan Lisya yang pucat, mata sembab, dan berantakan.

  "ngak apa-apa," jawab Lisya lesu,  ia tak berniat menceritakan masalah perasaan nya, baginya itu hanya akan menambah rasa sakit di hatinya. Toh Dila pasti akan tau kalau Rafa akan menikah.

  "Ee... gak jadi ke mall," tanya Dila dengan hati-hati.

  "ngak."

  "kenapa?"

  "males."

Lisya lalu kembali masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Dila sendirian di luar.

  "kenapa tuh anak?" Dila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lantas menghela berat, merasa bingung.

  "aneh banget."

****

"Sya kantin yuk," ajak Dila saat kelas mereka telah usai.


  "males ah gue," Lisya menyenderkan kepalanya di meja.

  "ah lo ma gitu, ayo temenin gue, gue males makan sendiri," paksa Dila.

Lisya yang merasa terusik akhirnya menurut saja.

  "Dila, Lisya," panggil seseorang di belakang Lisya. Merasa namanya di panggil Lisya dan Dila pun membalikkan badannya dan melihat siapa orang itu.

"Zion," pekik Lisya dan Dila bersamaan, tak lama setelah itu muncul lagi dua orang dari arah yang sama, mereka bertiga langsung duduk dan ikut bergabung di meja Lisya.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang