Happy reading❤
Waktu yang di tunggu-tunggu oleh Shila pun akhirnya tiba, malam ini wanita itu tengah berada di dalam kamar dan berkutat dengan alat-alat make-up nya. Menurut persepsi Shila, ia harus tampil secantik mungkin agar bisa menyenangkan hati Revan.Sementara itu, ditempat lain atau lebih tepatnya dirumah Revan. Jika Shila begitu bersemangat untuk pergi ke acara festival itu, maka keadaannya berbanding terbalik dengan Revan, bahkan sekarang pria itu masih nangkring diatas tempat tidurnya sambil bermain ponsel. Matanya sesekali melirik kearah jam yang tertera dibagian atas ponselnya. Melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 18:55 wib. Revan pun segera turun dari tempatnya dan segera bersiap-siap.
Setelah semuanya siap, Revan pun segera turun dan menuju ke arah garasi.
Drtt.... Drtt....
Baru saja Revan hendak membuka pintu mobilnya, ponsel Revan bergetar menandakan panggilan masuk, digesernya tombol hijau yang tertera disana.
"hallo?"
"hallo van, kamu lagi dimana?"
"lagi otw"
" oh, yaudah...aku tunggu ya"
"hm"
Tut....
Revan memutuskan sambungan telepon dari Shila. Dan segera masuk ke dalam mobil, perlahan mobil itu mulai keluar dari halaman dan meluncur menuju jalanan. Sejujurnya Revan merasa malas jika harus pergi ke festival bersama Shila, tapi mau bagaimana lagi, ia sudah terlanjur bilang 'oke' tadi siang.
****
Lisya menatap pantulan dirinya melalui cermin dimeja riasnya, rambut yang tergerai bebas, bibir ranum, dan make-up tipis yang ia gunakan tampak begitu natural dan tidak berlebihan.
Ia sudah siap untuk pergi bersama Devan, ke suatu tempat yang akan ia tuju nanti.
Drrt.... Drrt...
Ponsel Lisya bergetar, ia pun segera meraihnya dan mengangkat panggilan telepon tersebut.
"hallo?"
" hallo, sya. Gue udah di depan rumah lo nih"
"oh, udah sampek ya?"
"iya"
"oke, gue turun sekarang"
Lisya menutup sambungan teleponnya, meraih tas, dan segera berlari kecil menuju ke bawah.
Dapat dilihat oleh Lisya, Devan tengah menunggunya sambil menyandarkan sebagian tubuhnya pada bagian depan mobil.
"hay," sapa Lisya.
" hay."
"tumben bawa mobil, Dev?" tanya Lisya.
"takut kalau lo masuk angin, kena angin malam." jawab Devan.
"oh..." jawab lisya sambil manggut-manggut. Padahal didalam hatinya ia tengah bersorak senang, karena perhatian kecil yang di berikan Devan padanya.
"yaudah yuk, berangkat sekarang?"
"iya, ayok", balas lisya.
Devan pun segera membukakan pintu mobil untuk Lisya, barulah dirinya masuk dan duduk di belakang kemudi. Dengan perlahan mobil Devan mulai melaju hingga akhirnya bertambah cepat dan semakin cepat.
****
Suasana hening terus menyelimuti antara Revan dan Shila. Bahkan sejak dari rumah Shila tadi tak ada percakapan yang terlontar dari mulut keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati [end]
Ficção Adolescente➡ Part lengkap! Sebagian part ada yang direvisi:) Berawal dari pertemuannya dengan dosen dingin, killer, plus nyebelin, yang membuat lisya harus ekstra sabar dalam menjalani hari-harinya semasa kuliah. Namun apa jadinya jika orang tua lisya malah b...