Happy reading ❤
Pukul 12:15 wib.
Revan sedang istirahat makan siang di kampusnya. Setelah membeli makanan di kantin Revan keluar dan memutuskan untuk duduk di kursi taman dekat pohon sambil membaca bukunya.
Hal ini jadi mengingatkannya akan sosok Lisya, dulu biasanya saat siang seperti ini, Lisya selalu menemaninya duduk di kursi taman di bawah pohon, persisi seperti saat ini.
Tapi sekarang, Revan hanya seorang diri.
Tanpa disadari, ternyata ada seorang wanita yang tengah memperhatikannya, senyumnya tampak mengembang hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Ia lantas berjalan pelan menuju ke arah Revan yang sedang melamun, yaa... Kalian tau lah Revan sedang memikirkan siapa.
"hay!" sapanya.
Revan pun terkaget akan kedatangan wanita itu secara tiba-tiba.
"Astagfirullah."
" hahaha.... Kaget ya," tawa wanita itu.
Sedangkan Revan hanya tersenyum simpul.
" ada apa Shil?" tanya Revan saat sudah merasa agak tenang.
" nggak, cuma pengen temenin kamu aja," jawabnya.
Ya.. Wanita itu adalah Shila, sejak kenal sama Revan ia memang sering datang ke kampus milik mamanya, yang sebentar lagi akan berpindah tangan menjadi miliknya.
" Revan nanti ma...." belum sempat Shila menyelesaikan kalimatnya tapi sudah terpotong oleh Revan.
"maaf Shila, saya masih ada urusan," Revan segera berdiri dari duduknya dan beranjak meninggakkan Shila yang masih duduk di sana.
" Revan tunggu," Shila juga ikut berdiri dan berniat mengejar Revan. namun kakinya tak sengaja tersandung oleh akar pohon yang sedikit menjulang ke atas hingga membuatnya terjatuh.
Bbrrukk......
" aww.... " Shila meringis dan memegangi pergelangan kakinya.
Revan yang mendengar itu pun langsung berbalik dan berlari ke arah Shila. Ia segera membantu Shila berdiri dengan memegangi ke dua tangannya.
Tanpa Revan sadari ia terus memegang tangan Shila, walaupun kini Shila sudah berdiri kembali. Entah kenapa, Revan pun tak tau, ia seakan terhipnotis akan pandangan Shila yang terus menatapnya, hingga membuatnya diam tak berkutik.
Bbrruuakk.......
Revan dan Shila sontak menoleh ke sumber suara, tepatnya di samping kanan mereka.
Tampak seorang gadis yang tengah berlari menjauh.Dari perawakannya sepertinya Revan kenal, Revan sedikit menyipitkan matanya untuk melihat siapa itu.
Deg......
Revan membulatkan matanya, merasa tak percaya akan apa yang dilihatnya.
"Lisya," lirih Revan. Ia pun segera melepas pegangannya hingga membuat Shila kembali terjatuh karena ia belum sepenuhnya berdiri.
Revan segera berlari untuk mengejar Lisya, ia yakin pasti Lisya salah paham akan hal ini.
Sementara Shila, dia terus koar-koar karena Revan meninggalkan nya begitu saja.
****
Revan terus berlari mengejar Lisya yang semakin menjauh, ia yakin pasti Lisya marah padanya, dan Revan harus menjelaskan nya sekarang juga akan kesalahpahaman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati [end]
Dla nastolatków➡ Part lengkap! Sebagian part ada yang direvisi:) Berawal dari pertemuannya dengan dosen dingin, killer, plus nyebelin, yang membuat lisya harus ekstra sabar dalam menjalani hari-harinya semasa kuliah. Namun apa jadinya jika orang tua lisya malah b...