Happy Reading ❤Lisya terus memandang ke arah pintu masuk gedung dengan harap-harap cemas, menantikan kemunculan seorang lelaki yang sudah berjanji akan datang ke acara wisudanya. Sudah dua jam sejak acara di mulai namun lelaki itu tak kunjung menampakkan kehadirannya. Lisya mendengus kesal bahkan sebentar lagi namanya sudah akan di panggil untuk maju ke depan seperti teman-teman nya yang lain guna pengesahan atau apalah itu namanya.
Setelah melewati serentetan acara lainnya, Lisya pun segera keluar dari gedung yang sudah di hias sedemikian rupa itu, karena acara sudah sepenuhnya selesai jadi kini saatnya untuk berfoto-foto ria bersama teman maupun keluarga sebagai kenang-kenangan.
"Selamat wisuda ya, sayang" ucap Anita lagi seraya memeluk erat putrinya yang sudah menyandang gelar 'SE' itu.
"makasih ma," balasnya.
Sayang, diacara istimewanya ini sang papa tidak bisa hadir dan mengucapkan selamat wisuda secara langsung kepadanya, karena sejak beberapa bulan yang lalu lelaki itu sudah kembali sibuk dengan tugas negaranya.
"Sya, selamat ya" ucap seorang lelaki dibelakangnya, Lisyapun sontak berbalik.
" makasih, Dev" balasnya seraya tersenyum dan menerima sebuket bunga yang disodorkan pria itu.
Devan pun lantas tersenyum, entah kenapa dia merasa senang.
Setelah cukup mengobrol dengan Devan, Lisya mengajak pria itu beserta mamanya untuk berfoto bersama, sebelum itu ia juga meminta tolong pada Devan untuk memfotokan dirinya bersama Anita dan begitu seterusnya, hingga dari kejauhan tampak seorang pria yang tengah berjalan ke arah mereka. Lisya yang mengetahui hal itupun lantas berjalan mendekat ke arahnya.
"maaf telat," ucapnya saat keduanya sudah saling berhadapan.
"kemana aja sih?" tanya Lisya sedikit kesal.
"ada urusan plus macet dijalan," jawabnya santai.
Lisya hanya mendengus, terlalu malas untuk berdebat dengan pria itu sekarang.
"selamat atas kelulusannya," Revan mengulurkan tangannya.
Dengan sedikit ragu, Lisya mulai membalas uluran tangan tersebut.
"makasih," ucapnya.
Hanya itu? Hanya jabat tangan saja? tidak ada buket bunga? Boneka? Coklat? Atau yang lainnya, gitu? Tidak, Lisya tidak terlalu menginginkan hal itu, bahkan ia tidak butuh. Melihat pria itu datang saja ia sudah sangat senang, Ya... walaupun terlambat. Tapi tetap saja terasa agak aneh mendatangi wisuda tunangannya hanya dengan tangan kosong.
"nanti pulang bareng aku aja," titahnya.
"aku bereng ma--"
"Sya, mama pulang dulu ya.. Nanti pulangnya kamu bareng Revan aja," Anita tiba-tiba datang dan memotong ucapan Lisya.
Tanpa menunggu persetujuan putrinya itu, Anita segera beranjak menuju parkiran dimana mobilnya berada.
Lisya menghela pelan, "oke."
"mau foto bareng?" tawarnya kemudian, Revan tampak diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
Merekapun segera mencari spot foto yang dirasa bagus dan memulai aksi foto-foto ria di sana.
Setelah puas mengabadikan moment itu, mereka pun memutuskan untuk segera pulang karena hari juga sudah semakin sore.
Sesampainya di parkiran, Revan terlebih dulu mengeluarkan mobilnya yang agak terjepit oleh mobil-mobil lain, setelah itu menghampiri Lisya yang sudah menunggunya di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati [end]
Novela Juvenil➡ Part lengkap! Sebagian part ada yang direvisi:) Berawal dari pertemuannya dengan dosen dingin, killer, plus nyebelin, yang membuat lisya harus ekstra sabar dalam menjalani hari-harinya semasa kuliah. Namun apa jadinya jika orang tua lisya malah b...