part 25

2.1K 109 4
                                    


Happy reading❤

   Revan menyandarkan tubuhnya disamping pintu mobil sembari mengamati setiap orang yang berlalu lalang di depannya. Ia sudah berdiri di sana sekitar 15 menit yang lalu, berharap orang yang ia tunggu segera keluar dari halaman kampus.

  Tak lama matanya menangkap seorang gadis yang tengah berjalan bersama teman-temannya. Revan terus memperhatikan gadis itu, hingga akhirnya ia berpisah dengan teman-teman di parkiran kampus.

  Tanpa basa-basi Revan segera berjalan menuju ke arah gadis di depannya, ia harus meluruskan semuanya dan menjelaskan bahwa ini semua hanya kesalah pahaman belaka, walaupun ia tidak tau kesalahannya terletak di titik mana. Ini sudah terlalu lama baginya, sudah hampir satu bulan gadis itu mendiaminya bahkan tak mau menemuinya.

  Revan sedikit mempercepat langkah kakinya.

  "Alisya!!!" seru Revan pada gadis di depannya.

Sontak Lisya menoleh ke belakang dan sedikit terkejut karena mendapati Revan yang tengah berdiri disana.

  Tanpa menghiraukan panggilan dari Revan, gadis itu dengan cepat mulai melangkahkan kakinya, berniat pergi dari tempatnya berdiri.

   Namun dengan cepat pula, Revan segera mencekal tangan Lisya dan mencoba menahannya.

"tunggu," ucap Revan masih tetap memegang erat pergelangan tangan Lisya.

"buat apa kamu masih temuin aku?" tanya Lisya ketus sembari membalikan badannya menghadap Revan.

  Revan mengeryitkan dahi, " buat apa?" tanya Revan membeo.

  "iya, buat apa kamu masih temuin aku. Kenapa kamu ngga temuin aja tuh calon istri kamu," celetuk Lisya.

Sementara Revan semakin di buat bingung, tak mengerti akan maksud pertanyaan tersebut.

"maksudnya?"

" bukannya kemarin ada yang ngelamarin anaknya buat dinikahin sama kamu?" Lisya tersenyum sinis.

"tau dari mana soal berita itu?" tanya Revan datar dan terdengar tajam. Ia tau yang dimaksud Lisya sekarang.

"emang penting tau dari mana," ketus Lisya.

Revan menghela napas berat. " aku ngga ada hubungan apa-apa sama Shila." jawabnya datar.

  "dan kamu, lebih percaya omongan orang-orang di luaran sana yang ngga tau apa-apa, yang ngga punya bukti apa....."

   "aku punya kok buktinya. Aku punya bukti kalo emang sebenarnya kamu tuh ada apa-apa sama Shila," potong Lisya cepat, sebelum Revan menyelesaikan kalimatnya.

   Dengan cepat Lisya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Dan melemparkan kertas persegi itu ke arah Revan secara kasar.

  "kamu lihat itu. Kamu lihat semua itu. Sehelai kertas yang menjadi akar masalah dari semua ini," bentak Lisya seraya menunjuk kertas-kertas di bawahnya.

  Revan sedikit membungkukkan badannya dan memungut kertas persegi itu.

   Dilihatnya gambar yang terpampang disana. Revan membulatkan matanya tatkala mengetahui apa yang baru saja di lihatnya.

   Foto dirinya yang sedang berpelukan erat dengan seorang wanita, Revan sedikit mencermati wajah wanita itu, karena keadaan nya pada malam hari sehingga hanya cahaya minim yang meneranginya.

"Shila," gumam Revan pelan.

"udah cukup jelas kan?" tanya Lisya sinis. Ia pun kemudian berniat pergi dari sana, namun baru tiga langkah ia berjalan, Revan kembali mencekal tangannya.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang