part 7

4.6K 191 4
                                    

 Happy reading❤

  " Lisya udah belum, itu teman mama udah nungguin di bawah," ucap Anita mama Lisya.

  "iya ma ini udah kok," Lisya berdiri dari duduknya dan akan segera turun ke bawah.

"eh bentar deh" cegah Anita.

  " pakek ini," Anita menggambil lipglos di meja Lisya dan memakaikannya.

  " apaan sih ma," protes Lisya.

  "biar tambah cantik" elak Anita.

Lisya pun akhirnya menurut saja, jujur  ia sedikit bingung kenapa mamanya bersikap seperti itu, padahal hanya untuk bertemu dengan temannya saja.

Anita jalan duluan dan di ikuti oleh Lisya di belakangnya.

  "emang ada siapa sih ma?" tanya Lisya penasaran.

  "nanti juga tau," jawab Anita sambil terus berjalan.

Lisya dapat melihat dua orang yang sedang duduk di sofa ruang tamunya, tapi Lisya tak tau siapa itu, karena posisi mereka yang membelakangi Lisya.

  "bu, kenalkan ini anak saya," ucap Anita pada temannya.

Seketika ke dua orang itu menoleh ke arah Lisya dan Anita.
 
Deg...

  Betapa terkejutnya Lisya saat mengetahui siapa yang ada di hadapannya.

  " Bapak?" Lisya menunjuk orang yang ada di depannya, sedangkan orang itu terlihat santai.

  " Shuut.... Heh kok dipanggil bapak sih?" tegur Anita pada putrinya itu.

  "lho kamu kenal s....."

  " iya ma, Revan udah kenal sama Lisya" Revan menyela perkataan Meta, mamanya.

   " dia ini dosen Lisya, ma!" jawab Lisya memberi penjelasan pada mamanya.

  " lho... Revan ini dosen?" tanya Anita memastikan.

  " iya, tante" angguknya.

  "bagus dong kalau kalian udah saling kenal," tambah Meta.

  "oh ya ini tante Meta, mama Revan," Anita mengenalkan Lisya pada Meta, Lisya pun segera menjabat tangan Meta.

Lisya segera duduk di samping Anita,sedangakan dua ibu itu sibuk berbincang sendiri, sementara Lisya dan Revan hanya saling diam tak ada yang bicara.

  Tiba-tiba suasana hening, Anita dan Meta sama-sama diam, tampak mereka saling mengedipkan mata seperti memberi kode.

  "Revan, Lisya, kami ke dapur dulu ya," Meta dan Anita segera beranjak dari ruang tamu menuju dapur, dan meninggalkan dua pasang manusia yang saling diam itu.

  "mama pakek pergi lagi, sengaja kayaknya mereka" batin Lisya kesal.

Hening tak ada yang bicara,  Revan sibuk dengan ponselnya, sedangkan Lisya, ia tak tau harus berbuat apa.
Ia paling tidak suka suasana canggung seperti ini.

  "Lisya," panggil Revan membuka suara.

  "em.. i..iya pak," Lisya merasa gugup sendiri.

  "panggil Revan aja, kan gak lagi di kampus."

  "iya," Lisya hanya bisa tersenyum canggung.

  "kamu tau apa tujuan saya ke sini?" tanya Revan.

  "ng..gak tau," Lisya menggelengkan kepalanya.

  "tujuan saya ke sini supaya bisa mengenal lebih jauh tentang kamu."

  "eem... Maksudnya?" Lisya berusaha untuk mencerna kata-kata itu dengan baik.

Pilihan Hati [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang